Spoiled Wife, Bad President - Bab 951 Keinginan Untuk Mengendalikan

Joanna Mo sebagai seorang yang tidak ada hubungan dengan hal itu, bersembunyi di dekat pintu dan mengawasi sebentar, tetapi tidak melihat Ricky Mo dan Ericko Xie berkelahi.

Dia menghela nafas agak kecewa, dan kembali ke ruang makan.

...

Suasana di ruang tamu ada sedikit hawa bertentangan.

Dan Ricky Mo selalu dingin, seolah-olah dia harus berdiri dan menendang Ericko Xie kapan saja.

Amanda Mu adalah orang pertama yang memecahkan hawa perselisian dan bertanya kepada Ericko Xie: "Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?"

“Baik, aku menemukan pembunuh ayahku dan mengirim Kenzo Li masuk ke penjara.” Tatapan Ericko Xie jatuh di pangkuan Amanda Mu.

Amanda Mu tahu sebelumnya bahwa Ricky Mo menggunakan Ericko Xie sampai batas tertentu.

Tidak tahu apakah Ericko Xie tahu.

Amanda Mu berkata pelan, "Selamat untukmu."

Ericko Xie tampaknya memiliki sesuatu untuk dikatakan.

Tapi dia hanya melirik Ricky Mo, lalu meraih dan minum dari gelas.

“Sudah tidak ada urusan lagi?” ​​Ricky Mo mengangkat matanya kepada Ericko Xie.

Segera, tanpa menunggu tanggapan Ericko Xie, dia sedikit mengangkat tangannya: "Antar tamu."

Doni Shi melangkah maju: "Tuan Xie, silahkan."

Amanda Mu berkata lebih dulu, "Aku akan mengantar kamu keluar."

Mendengar ini, Ricky Mo mengerutkan kening dan menoleh untuk melihat Amanda Mu.

Amanda Mu bertemu dengan tatapan Ricky Mo dan berkata, "Aku bisa mengantarnya sendiri."

“Amanda Mu.” Ada nada peringatan dalam nada bicara Ricky Mo.

Amanda Mu tidak mundur.

Antara dia dan Ericko Xie, dia tidak bersalah, dan dia memiliki hati nurani yang jelas.

Ricky Mo sepertinya selalu mengkhawatirkannya dalam hal ini, dan harus mengendalikannya sepenuhnya.

Amanda Mu hanya bersikap lembut, bukan tanpa alasan.

Keinginan Ricky Mo untuk kontrol dan kepemilikan dan keinginan sangat kuat. Jika dia menuruti keinginannya, itu hanya akan membuat karakternya semakin paranoid.

Amanda Mu dan Ricky Mo saling memandang sejenak, lalu berbalik untuk melihat Ericko Xie: "Aku akan mengantarmu."

Mengabaikan wajah cemberut Ricky Mo, dia berjalan keluar di kursi roda.

Ericko Xie melirik Ricky Mo, bangkit dan berjalan keluar.

Melihat bahwa Ricky Mo tidak bermaksud mengikuti, Doni Shi tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, "Tuan, apakah kamu benar-benar ingin nyonya muda mengantar Tuan Xie sendiri?"

Plakk!

Ricky Mo merespons dengan menyapu semua cangkir di atas meja kopi di depannya ke tanah.

Gelas itu terbang keluar dan jatuh ke tanah, hancur berkeping-keping.

Doni Shi berhenti berbicara, dan diam-diam melangkah ke samping.

Joanna Mo keluar setelah makan dan minum, dan melihat cangkir yang pecah.

Dia dengan hati-hati menghindari puing-puing di tanah dan berlari ke Ricky Mo dengan kaki pendek.

Dia melihat sekeliling dan menemukan bahwa Amanda Mu dan Ericko Xie sudah pergi.

"Eric...." Dia baru saja ingin bicara, langsung merasakan seseorang menepuk pundaknya.

Joanna Mo menoleh dan melihat Doni Shi memberi isyarat "diam" padanya.

Joanna Mo dengan sempurna mewarisi kebijaksanaan Ricky Mo, dan langsung mengerti apa maksudnya.

Ibu dan Paman Ericko adalah teman baik, dan itu normal bagi mereka untuk pergi keluar dan berbicara bersama.

Dan normal juga bagi Ayah untuk marah.

Joanna Mo bersandar di sofa dengan tangannya dan dengan mudah naik ke sofa dan duduk di sebelah Ricky Mo.

Dia menoleh untuk melihat Ricky Mo, dan dengan ragu memanggil: "Ayah?"

Ricky Mo mengabaikannya.

Joanna Mo mengulurkan tangan untuk meraih jari Ricky Mo.

Dia memiliki tangan kecil, dan satu tangan dapat menangkap jari Ricky Mo.

Dia membuka mata jernihnya yang besar dan berkata dengan serius, "Ayah, kamu tidak makan banyak tadi, kamu pasti tidak kenyang, ayo kita pergi makan!"

“Tidak makan, aku sedang tidak mood.” Meskipun Ricky Mo menolak tawaran Joanna Mo, dia masih tidak melepaskan tangannya.