Spoiled Wife, Bad President - Bab 500 Pergi Memberikan Kepadanya Secara Pribadi

Amanda Mu menatap Doni dengan senyum paksa, ia tidak berbicara, juga tidak mengambil undangan tersebut.

Doni tentu saja tahu bahwa Amanda Mu pasti sudah menebak bahwa itu adalah pesan dari Ricky Mo.

Dia sedikit menundukkan kepalanya dan berkata dengan menahan perasaan malu, "Nyonya Muda dan Tuan Li memiliki hubungan yang baik. Jika kamu yang menemuinya, dia pasti akan menerimamu."

Amanda Mu mengangkat alisnya dan berkata, "Kamu berbicara seolah-olah pernah bertemu, Kenzo tidak akan datang ke pesta makan malam, dia bukan orang yang berpikiran sempit."

Meskipun Kenzo Li dan Ricky Mo tidak pernah berurusan, tapi Kenzo Li adalah orang yang baik hati. Selama mereka mengirim surat undangan, Kenzo Li pasti akan pergi.

Doni agak sakit kepala.

Ketika dia mengejar istrinya, dia pikir itu adalah hal yang paling sulit, tetapi sekarang tampaknya itu bukan hal yang paling sulit.

Yang paling sulit adalah bahwa ada bos dengan sifat aneh, dan istri bos yang tidak penurut.

Karena Amanda Mu berkata seperti ini, Doni tentu saja dia tidak akan pernah hormat dengan Amanda Mu lagi. Dia menghela nafas tanpa arti, "Memang ini yang dimaksud Tuan Muda."

Doni telah berkata terus terang, dan Amanda Mu juga tidak lagi menyulitkan dirinya, dia sedikit mengernyitkan dahi dan bertanya, "Mengapa dia memintaku untuk mengirim surat undangan itu?"

Melihat sikap Ricky Mo, bukankah seharusnya dia tidak mengizinkan dirinya untuk bertemu Kenzo Li? Sekarang dia bahkan diminta untuk mengirim surat undangan.

“Aku tidak tahu.” Pada saat itu Ricky Mo hanya menjelaskan masalah itu, dan tidak mengatakan alasannya.

Doni tentu saja juga tidak berani bertanya.

"Aku mengerti." Amanda Mu mengambil surat undangan itu: "Aku sendiri yang akan memberikan kepadanya, kamu kembali saja."

Amanda Mu membawa Joanna Mo ke dalam mobil, Doni berdiri di sisi jalan, ia menunggu mobil Amanda Mu pergi sebelum berbalik dan berjalan menuju gedung Perusahaan Mo.

Dia naik lift langsung dan pergi ke ruang kantor Ricky Mo.

Pintu kantor tidak ditutup, Doni pun melangkahkan kaki dan tiba di sisi pintu, ia mengulurkan tangan dan mengetuk pintu dua kali.

Ricky Mo tidak mengatakan apa-apa, tetapi menatapnya dan memberi isyarat untuk masuk.

Sebelum Ricky Mo mengajukan pertanyaan, Doni berinisiatif dengan berkata: "Aku telah memberikan surat undangan itu kepada Nyonya Muda."

“Apa yang dia katakan?” Ricky Mo menundukkan kepala sedang membaca dokumen, nada suaranya terdengar biasa saja, seolah dia tidak peduli.

Doni mendengar sesuatu yang tidak biasa dalam nada bicaranya.

Dia mempertimbangkan sejenak dan mengatakan yang sebenarnya: "Nyonya muda berkata bahwa dia sendiri yangn akan menyerahkannya kepada Tuan Li."

Gerakan Ricky Mo membalik dokumen itu agak terhenti, dia sedikit mendongak, sepasang bola mata hitam seperti tinta tebal seolah tinta itu menetes keluar.

“Katakan sekali lagi.” Suaranya jelas dan dingin, masih dengan nada yang terdengar acuh, tetapi setiap kata setajam es.

Meskipun Doni ragu-ragu, tapi dia berusaha mengulanginya dengan sangat cepat: "Nyonya muda berkata bahwa dia sendiri yangn akan menyerahkannya kepada Tuan Li."

Ruangan kantor itu seketika menjadi hening.

Meskipun Doni menunduk dan tidak melihat wajah Ricky Mo, namun dia bisa membayangkan betapa suramnya wajah Ricky Mo.

Tapi beberapa detik kemudian, dia hanya mendengar Ricky Mo berkata: "Keluar."

Baru kemudian Doni mengangkat kepalanya dan berniat untuk berbalik.

Namun, ketika dia tidak sengaja memalingkan matanya, dia melihat tangan Ricky Mo mengepal, dan salah satu tangan yang menempel pada dokumen itu telah meremas dokumen tersebut menjadi gumpalan kertas.

Doni seketika merasa terkejut, tapi dia tidak berani bicara banyak, dan langsung berbalik.

Setelah keluar, dia menutup pintu kantor, dan mendengar suara "Plang plang" datang dari dalam, seolah menghancurkan sesuatu.

Kedua tangan Doni tergenggam dan digantung di depan dadanya, dia berdiri dengan sopan di depan pintu kantor, lalu telinganya berusaha mendengar situasi di dalam, hingga tidak ada suara lagi yang muncul dari dalam, dia pun menghela nafas dan pergi ke ruangan kantornya sendiri.

Dia juga bereaksi saat ini. Ricky Mo memintanya untuk memberikan surat undangan kepada Amanda Mu, tapi bukan benar-benar ingin Amanda Mu mengantar surat undangan itu kepada Kenzo Li.

Ricky Mo tidak ingin meminta Amanda Mu untuk mengantar surat itu.

Tapi Amanda Mu malah mau memberikan kepadanya secara pribadi ...

...

Amanda Mu sudah tidak asing dengan ruang konsultasi psikologis Kenzo Li.

Dengan membawa surat undangan, dia pergi dengan mengendarai mobil bersama Joanna Mo.

Baru saja setengah jalan, dia memarkir mobil di tepi jalan dan membeli beberapa buah untuk diberikan kepadanya.

Mereka pun sudah tiba, ketika dia membawa Joanna Mo masuh, wanita yang duduk di resepsionis mengenalnya dan bertanya kepadanya, "Apakkah Nona Mu ingin bertemu dengan dokter?"

“Ya, apakah dia sibuk?” Amanda Mu bertanya sambil tersenyum.

"Hari ini dia tidak terlalu sibuk, tidak ada banyak tamu jadi dia tidak terlalu sibuk." Wanita resepsionis ini sangat ramah: "Aku akan membawamu masuk."

Wanita resepsionis berbicara dengannya sambil membawanya dan Joanna Mo masuk menemui Kenzo Li.

Amanda Mu awalnya berpikir bahwa wanita resepsionis hanya berkata dengan asal, tetapi tak disangka Kenzo Li benar-benar tidak terlalu sibuk.

Ketika dia dan Joanna Mo pergi, Kenzo Li duduk di belakang mejanya sedang membaca majalah, dan dia terlihat sangat santai.

“Dokter Li,lihat siapa yang datang!” Wanita resepsionis di depannya, dan setelah melihat Kenzo Li mengangkat kepalanya, dia pindah ke satu sisi. Kemudian , Kenzo Li kebetulan melihat Amanda Mu berdiri di belakang Nona resepsionis.

Dia membeku sejenak, lalu berhenti dan berkata, "Amanda?"

“Apakah hari ini kamu tidak sibuk?” Amanda Mu berjalan mendekat dan meletakkan buah di tangannya di atas mejanya: “Aku datang untuk bertemu denganmu, dan sekalian membawa sedikit buah-buahan.”

"Aku sudah senang jika kamu datang ke sini, untuk apa kamu membawa buah? Apakah aku tidak bisa hidup jika tidak makan buah?" Meskipun Kenzo Li berkata seperti itu, tetapi dia masih menerima buah itu.

“Haha, aku tidak bisa datang dengan tangan kosong,” kata Amanda Mu, ia pun duduk di seberangnya.

Ada dua kursi di depan meja Kenzo Li.

Setelah Amanda Mu duduk, dia menggendong Joanna Mo untuk dudul di kursi lain: "Joanna, panggil Paman Li."

Dua tangan kecil Joanna Mo menarik ujung meja, mata bundar berguling-guling kesana kemari, dan akhirnya jatuh pada Kenzo Li, dia dengan patuh memanggilnya: "Paman Li."

Meskipun dia dan Kenzo Li telah bertemu beberapa kali, tapi mereka tidak terlalu akrab.

Di depan orang yang asing, dia menjadi sedikit pendiam.

"Joanna juga datang ke sini?"

Tubuh Joanna Mo sangat kecil, Kenzo Li yang sedang duduk membuat penglihatannya terbatas, dia tadi tidak melihat Joanna Mo yang juga ikut datang.

“Ya, Joanna datang untuk bermain.” Joanna Mo berusaha mengangkat kepalanya dan menatap Kenzo Li, ia menjawab dengan serius.

Kenzo Li digoda olehnya, lalu ia pun membuka laci dan mengambil lollipop dan menyerahkannya kepada Joanna Mo: "Apakah kamu makan permen?"

Jari-jari Joanna Mo bergerak dan matanya lurus, tapi dia masih menatap Amanda Mu dengan enggan dan meminta pendapatnya: "Mama."

Amanda Mu tersenyum dan bertanya padanya, "Apakah Joanna ingin makan permen?"

Joanna Mo mengangguk lagi dan lagi, dia paling suka makan permen, tapi ibunya berkata bahwa dia tidak bisa mengambil barang orang lain dengan sembarangan.

Amanda Mu menyentuh kepalanya dengan penuh kasih: "Ambil saja, kamu boleh mengambil pemberian dari Paman Li. Kamu juga makan permen dalam beberapa hari terakhir ini, jadi hari ini kamu boleh makan permen."

Dengan persetujuan Amanda Mu, Joanna Mo dengan cepat mengulurkan tangan untuk mengambil permen itu, ia menjawab dengan suara yang manis: "Terima kasih Paman Li."

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu