Spoiled Wife, Bad President - Bab 1253 Aku Tidak Marah Padamu

Pengemudi mengemudikan mobil kedalam garasi.

Lusi Shen membayar, supir masih dengan antusias bertanya kepada dia, "Mau membantu mengangkat Direktur Gu keatas?"

"Tidak perlu. Lusi Shen menolak kebaikan pengemudi, dia menyeret James Gu keluar dari mobil dan mengambil kunci mobil, "Terima kasih."

Bukan dia tidak ingin sopirnya membantu, tapi James Gu punya masalah aneh dan tidak suka membiarkan orang lain menyentuhnya.

James Gu bersandar pada tubuh Lusi Shen dalam sebagian besar tubuhnya, membuka matanya dengan sedikit mengantuk, dan reaksinya agak lambat setelah meminum alkohol.

Dia lebih tinggi dari Lusi Shen, harus menundukkan kepala untuk melihat wajahnya dengan jelas.

Menatap wajah Lusi Shen untuk waktu yang lama, seolah-olah memastikan bahwa dia adalah Lusi Shen, dia tertawa, "Lusi."

Setelah reaksinya sedikit lambat, dia juga terlihat sedikit konyol saat tertawa.

Menghadapi James Gu yang seperti ini, Lusi Shen juga tidak bisa marah, dan menariknya ke lift tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Mengapa kamu tidak memedulikanku? "James Gu bertanya dengan menjulurkan lidah.

Lusi Shen menatapnya, "Diam."

Sial, mabuk, dia tidak ingin berbicara dengannya.

Ketika James Gu mabuk, tidak ada kebiasaan yang buruk, dia tidak berisik, dan sangat baik.

Lusi Shen menyuruhnya untuk diam, dan dengan patuh dia tidak berkata apa-apa lagi.

Ini juga mengurangi kesulitan Lusi Shen untuk membawa dia pulang dalam keadaan mabuk.

Lusi Shen memasuki pintu dan melemparkan James Gu ke sofa, berencana untuk berbalik dan menuangkan segelas air untuknya.

Begitu dia berbalik dan mengangkat kakinya, dia merasakan gerakan di belakangnya, dan ketika dia melihat ke belakang, dia menemukan bahwa James Gu yang bergoyang dan mencoba mengikutinya.

"Duduk diam, jangan bergerak. "Lusi Shen sengaja mengangkat muka.

“Oh,” James Gu menatapnya dengan hati-hati dan duduk kembali dengan patuh.

Lusi Shen dengan cepat menuangkan air kepadanya, James Gu masih sama seperti tadi, duduk manis di atas sofa, bahkan postur tubuhnya tidak berubah, dengan kepala terkulai, dia tampak seperti anak autis yang diam.

Lusi Shen juga tidak banyak berpikir, bagaimanapun, James Gu telah mabuk.

Dia baru mau memberikan air kepada dia, melihat dia tiba-tiba mengangkat wajah, melihatnya, ada keluhan yang tak terlukiskan di matanya.

Keduanya saling memandang selama setengah detik, dan James Gu dengan sedih berkata, "Tidak bisakah aku membantumu mengerjakan PR saja? Jangan marah padaku."

"?"

Dia kuliah sudah lulus bertahun-tahun, sejak kapan masih membutuhkan dia untuk mengerjakan PR?

Benar benar bisa gila.

"Minum. "Lusi Shen tidak berniat mendengar perkataan bodoh dia, jadi dia menyerahkan gelas air ke bibirnya.

Namun, James Gu tiba-tiba marah dan menoleh ke samping dengan kaku.

"James Gu....."

"Aku ingin mengerjakan PR untukmu."

Keduanya membuat suara mereka hampir pada saat yang bersamaan, tetapi suara James Gu lebih keras, menutupi suaranya.

Dia ingat ketika dia masih kecil, dia meminta James Gu untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. Dia tidak membantunya setiap saat.

Kadang-kadang, dia sangat berprinsip dan selalu memintanya untuk menulis.

Tapi dia dimanjakan olehnya, jika dia tidak membantunya mengerjakan PR, dia marah dan mengabaikannya selama beberapa hari.

Mata Lusi Shen melembut, berjongkok di depannya, dan berkata dengan lembut, "Aku tidak marah padamu, aku sudah menyelesaikan PR."

Mata James Gu berbinar, "Benarkah?"

“Sungguh.” Lusi Shen mengangguk.

James Gu menyeringai, agak konyol, dan menunjuk ke cangkir di tangan Lusi Shen, "Minum air."

Lusi Shen tidak melepaskan begitu saja setelah menyerahkan cangkir tersebut, karena khawatir ia akan mabuk dan tidak dapat memegang cangkir tersebut, bahkan James Gu tidak dapat memegang cangkir tersebut.

Lusi Shen harus bangun dan duduk di sampingnya dan memberinya minum air.

Kemudian dia mengantar James Gu ke kamar tamu untuk tidur.