Istri ke-7 - Bab 96 Masuk Rumah Sakit (1)

“Baik.” Josephine menganggukkan kepalanya dan mendorong pintu mobil lalu turun.

Disebelah sana adalah sebuah mall kelas atas yang terkenal di kota Jakarta, ketika mereka sampai dilantai 2, dan melewati sebuah toko bayi, Josephine lalu terhenti dan berkata, “Sally, temani aku melihat baju bayi dulu.”

“Baik.” Sally memegang tangannya dan berjalan kedalam toko itu, dia mengambil sebuah baju kecil dan memainkannya didepan Josephine, “Lihat, baju yang sangat imut.”

“Iya, sangat imut sekali.” Josephine menerima baju itu dengan senang, dia tidak pernah menyadari bahwa ternyata model baju bayi sekarang akan seimut ini.

Pelayan toko datang dan bertanya dengan sopan, “Mohon maaf bertanya, kapan kira-kira bayi akan dilahirkan?”

“Sekitar 5 bulan lagi.” Jawab Josephine.

Sally berkata, “Masih ada 5 bulan, apakah tidak terlalu cepat jika beli sekarang?”

“Tidak, baju bayi biasanya bisa pake sangat lama.” Pelayan mengambil sebuah baju model lain lagi, “Jika anda takut terlalu tebal, disini masih ada yang lebih tipis, harga dan kualitasnya sangatlah bagus.”

Pelayan terhenti dan berkata, “Jangan lihat 5 bulan sepertinya masih lama sekali, tapi sebenarnya akan lewat dengan cepat, baju baru bayi perlu dijemur, jadi lebih bagus jika belinya sekarang.”

Sambil memegang baju kecil yang cantik, dan mendengar perkataan pelayan, Josephine mulai berpikir, anak ini masih belum tahu bisa dipertahankan atau tidak, memang masih sedikit kepagian untuk membeli bajunya.

Tidak, dia tidak boleh berpikiran seperti itu!

Josephine mengelengkan kepalanya, anaknya pasti akan sangatlah sehat, setelah pemeriksaan keluar, Claudius tidak akan punya alasan lagi untuk memaksa dirinya mengugurkan anak ini.

Benar, anaknya tidak akan kenapa-kenapa, dia bisa merasakannya.

“Kakak, kamu lihat, yang ini juga bagus.” Sally memotong pemikirannya, dan memberikan sebuah baju kecil di hadapannya lagi, “Apakah ini sangatlah cantik? Sangatlah pinky.”

“Iya, lumayan bagus.”

“Oh iya, kakak, apakah kamu tahu kamu mengandung anak laki-laki atau perempuan?” Sally tiba-tiba bertanya dengan penasaran.

“Masih tidak tahu.” Josephine mengantarkan kembali baju yang telah selesai dipilih kepada pelayan toko. “Tidak ada bedanya bagiku laki-laki ataupun perempuan, aku sama-sama suka.”

“Iya, sekarang juga sudah generasi baru.” Sally tiba-tiba berteriak, “Eh, kakak, kamu beli saja satu set sudah cukup, mengapa kamu membeli begitu banyak?”

“Lagi pula pasti harus dibeli nanti, dan model disini juga lumayan bagus.” Josephine berkata kepada Pelayan, “4 set ini saja, tolong kasih aku nota pembelian.”

Didalam hatinya, dia percaya bahwa anaknya tidak akan kenapa-kenapa, demi untuk membuat dirinya sendiri lebih percaya, dia sekaligus membeli 4 set baju anaknya.

Setelah membeli baju kecil, mereka berdua meninggalkan toko itu dan berjalan menuju area wanita.

Sally berkata bahwa dia akan pergi mengambil sebuah baju yang telah dia pesan waktu itu. Dia membawa Josephine dan berjalan mengelilingi area tersebut, dia menjelaskan, “Baju disini sangatlah mahal, hanya pekerja tingkat atas saja yang mampu untuk membelinya.”

“Kelihatan.” Josephine mengangkat tas belanjanya dan berkata, “Baju bayi sekecil ini saja harus jutaan, memang bukan standar konsumsi orang biasa, tapi demi anakku, aku rela.”

Tidak ada apa-apanya uang segini, kartu gold kakak tidak disetting limit.”

“Benar juga, lagi pula ini dibeli untuk anak mereka.” Josephine tersenyum.

Seusai berkata, senyumannya langsung membeku, begitu juga dengan langkahnya langsung terpaku.

“Ada apa, kak?” Melihatnya berhenti, Sally menatapinya dengan heran, dia melihatnya dengan curiga, dia melihat Josephine tidak bereaksi dan melihat mengikuti pandangan Josephine.

Setelah melewati sebuah kaca tembus pandang yang besar, terlihat Claudius sedang berdiri diatas sofa sebuah toko pakaian wanita yang terkenal, tangannya memegang handphone dan tidak tahu sedang melihat apa.

“Kakak, bagaimana dia bisa disini?” Sally bertanya dengan kaget.

Dan didalam toko itu, Claudius awalnya duduk diatas sofa dan melihat majalah diatasnya, setelah mendengarkan bunyi handphone, dia mempercepat kecepatan bacanya dan setelah selesai membacanya, dia baru mengeluarkan handphone nya dan melihat bagian pesan singkat.

Itu adalah sebuah pesan singkat pemberitahuan penggunaan kartu, menunjukkan telah menggunakan tiga jutaan.

Kartu Claudius tidak pernah diberikannya kepada wanita lain selain Josephine, wanita lain selalu dia kasih cek untuk menyelesaikan masalahnya.

Selain itu juga karena waktu itu Josephine mengembalikan beberapa baju, dia baru memberikan kartunya kepada Josephine dan menyuruhnya untuk membelikan bajunya kembali dan semenjak itu, Josephine tidak pernah menggunakan kartu itu lagi selain hari ini.

Claudius masih bingung untuk apa Josephine menggunakan jutaan rupiah itu, pintu ruang ganti tiba-tiba terbuka, dan Asisten Yan keluar sambil mengenakan sebuah gaun yang seksi dan berkata sambil tersenyum di hadapannya, “Bagaimana? Apakah baju ini bisa?”

Claudius meliriknya lalu memasukkan teleponnya kedalam kantong lalu bangkit dari sofa, dia mengangkatkan tangannya yang tidak terluka dan menarik bunga mawar yang berada di bahu Asisten Yan dan berkata : “Sangat cantik sekali.”

Gerakan itu sangatlah mesra, seakan-akan Asisten Yan adalah istrinya.

Tidak, dia bahkan tidak pernah berbuat seperti itu kepada istrinya sendiri, Josephine tertawa menyindir dalam hatinya.

“Benarkah? Kalau begitu aku akan memakainya.” Kata Asisten Yan dengan senang.

“Baik.”

Pelayan disamping berkata, “Tuan, postur tubuh pacarmu begitu bagus, dan juga secantik ini, dia cantik jika memakai pakaian apapun, yang paling penting adalah rok ini bisa dipakai pada hari biasa dan juga bisa dipakai ketika menghadiri reunian, ini sangat bagus.”

Sally tidak tahan untuk mendengarkannya lagi, dia berkata dengan marah : “Benar-benar ini pelayan, untuk mempromosikan barangnya, mereka bisa mengatakan hal apapun juga, itu jelas-jelas hanya lah asisten kakak, bukan pacarnya.....eh, kak, tunggu aku sebentar.”

Sally berbalik badan dan menyadari bahwa Josephine telah meninggalkannya, dia bergegas mengejarnya.

Setelah berhasil mengejar Josephine, Sally menarik tangannya dan berkata : “Kakak, kamu harusnya tahu wanita tadi hanya lah asisten kak Claudius, dia bukanlah pacarnya, kamu jangan salah paham terhadap kakak Claudius.”

“Tidak apa-apa, tenang saja.” Josephine menoleh dan tersenyum kepada Sally, bersamaan dengan itu, dia menahan rasa kecewanya didalam hatinya.

Dia tidak akan peduli Claudius bersama dengan wanita yang mana, dia tidak peduli apa hubungan Claudius dengan asistennya itu, dia tidak peduli......

Sally melihat ekspresinya, dan berkata : “Lihat saja dirimu, jelas-jelas sangat mempedulikannya, tapi masih saja berbalik badan dan meninggalkannya, kamu bisa saja masuk dan berkata kepada pelayan itu bahwa kamu lah istri kakak.”

Josephine tersenyum tanpa mempedulikan apa-apa, “Jika begitu, kita tidak akan bisa makan-makan nanti.” Seusai berkata, dia berbalik memegang tangan Sally dan berkata, “Ayo pergi, setelah mengambil bajumu, kita pergi makan, aku sudah lapar.”

“Baik, aku juga sudah sedikit lapar.” Sally tersenyum, dan berjalan bersama Josephine ke toko bermerek didepan sana.

Setelah selesai mengambil bajunya di lantai 4, mereka berdua datang di lift dan menunggu lift naik, tak lama kemudian, lift naik, ketika sampai di lantai 3, pintu lift terbuka, dan 2 sosok familiar muncul dihadapan mereka.

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu