Istri ke-7 - Bab 143 Menemaninya makan (1)

Josephine sambil sarapan sambil berpikir keras cara mengantarkan rambut anak kecil yang dipotongnya dari panti asuhan semalam ke rumah sakit.

Claudius tidak memperbolehkannya keluar rumah, juga tidak mengizinkannya telepon keluar, dia sama sekali tidak bisa berhubungan dengan dunia luar. Terlebih lagi disini hanya ada abang sekuriti dan bibi bisu yang merendahkan dia, juga tidak bersedia berbicara lebih dengannya.

Josephine berpikir keras, akhirnya memikirkan suatu ide.

Ketika berjalan keluar dari ruang makan, dia sengaja hampir terjatuh di atas lantai, bibi bisu yang sedang membersihkan rumah, melihat Josephine yang akan jatuh langsung bergegas memegangnya, kemudian dengan bahasa isyarat bertanya apakah dia baik-baik saja.

Josephine memegangi kepalanya, dengan wajah kasihan berkata: "Bibi, kemarin malam aku melukai kepalaku, tidak tahu apakah aku gegar otak."

Bibi bisu segera memanggil sekuriti yang sedang jaga, setelah melihat luka di kening Josephine, sekuriti langsung berbalik badan dan menghubungi Claudius.

Tidak lama kemudian, Sam mengemudi mobilnya dan muncul di dalam villa.

Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Sam tidak lupa memperingatkan Josephine: "Nyonya muda, Tuan muda memerintahkan saya tidak boleh membiarkan anda sendiri, terlebih lagi tidak boleh membiarkan anda bertemu dengan orang lain, jadi....." Sam tertawa kering karena merasa segan.

"Tenang saja, aku tidak akan sembarangan lari." Josephine tahu maksud dari kata-katanya, kemudian dia mengubah topik dan memohon: "Bolehkah mengantarku ke Prima Medical?"

"Tidak bisa, Tuan muda berkata hanya boleh ke rumah sakit Siloan."

Josephine terdiam, di dalam hati berpikir Claudius sekarang sedang mengurungnya seperti pencuri.

Demi mencari kesempatan mengantarkan rambut anak, Josephine pun berpura-pura sakit sampai harus dirawat inap, dan di saat dia dirawat inap selama 2 hari 1 malam ini, selain bibi bisu yang dari pagi sampai malam menjaganya, tidak ada orang lain yang datang menjenguknya.

Untungnya di hari kedua dia akhirnya punya kesempatan mengirim rambut anak ke Susi dengan alasan mau pergi jalan-jalan di sekitar. Dia sendiri tidak ada kesempatan, sama sekali tidak bisa mengantar rambut ini ke ruang pemeriksaan, jadi dia hanya bisa mengirimnya ke Susi.

*****

Ketika Susi menerima kiriman rambut dari Josephine, dia tidak bisa mengatakan apa-apa, di dalam hati berpikir kalau Josephine benar-benar sangat keras kepala, dia sudah berulang kali memberitahu Josephine kalau anak ini tidak mungkin adalah anaknya, tapi Josephine masih bersikeras mau melakukan pemeriksaan DNA!

Tapi hal yang dimintai tolong oleh Josephine, Susi tetap membantunya.

Keluar dari Prima Medical, Susi melihat waktu, kemudian mengeluarkan nomornya untuk menghubungi nomor telepon Claudius, begitu Claudius mendengar Susi ingin mentraktirnya makan, Claudius langsung berkata: "Tidak usah."

Claudius pikir dia sudah menolaknya dengan pasti, tidak disangka begitu dia turun sampai ke tempat parkir, dia ditahan oleh Susi.

Claudius mengerutkan keningnya: "Untuk apa kamu datang kesini?"

"Di dalam telepon tidak berhasil membujuk Tuan muda Chen, saya terpaksa datang langsung untuk mengundang anda, Tuan muda Chen tolong makan malam sekali dengan saya." Susi mengisyaratkan tanda silahkan dengan tangannya.

Claudius melirik Susi, kemudian tersenyum mengejek: "Josephine yang menyuruhmu datang?"

"Tuan muda Chen bukannya sudah mengurungnya? Aku sekarang bahkan tidak bisa meneleponnya."

"Kalau begitu, kamu bukan datang untuk membantunya memohon."

"Bukan." Susi tersenyum: "Tuan muda Chen, silahkan."

Claudius melihat Susi sejenak, kemudian melangkah menuju mobilnya sendiri, Susi bergegas mengikutinya, kemudian masuk ke mobil dari kursi penumpang.

Setelah keluar dari tempat parkir, Claudius dengan wajah datar berkata: "Mau makan apa?"

Sebenarnya Claudius tidak suka makan dengan orang lain, terutama dengan orang yang beridentitas aneh seperti Susi, dia bahkan bisa menebak kalau Susi datang demi Josephine.

Claudius seharusnya menolak Susi naik ke mobilnya, tapi dia tidak melakukannya, di bawah akal sehatnya, dia sepertinya juga ingin mendengar apa yang ingin dia katakan mengenai Josephine.

Perubahan hatinya yang kecil seperti ini, mungkin Claudius sendiri juga tidak sadar.

"Cari tempat yang tenang dan diam saja." kata Susi.

"Kalau begitu ke restoran barat yang ada di dekat sini."

"Baik."

Claudius mengemudi mobilnya menuju ke restoran barat kelas atas yang ada di sekitar, restoran barat pada dasarnya sudah termasuk tempat elegan dan tenang, namun Claudius meminta sebuah ruangan yang ada jendelanya.

Susi melihat Claudius yang ada di depannya, saat ini Claudius sedang menunduk, lampu yang remang-remang menyinarinya dari atas, membuat wajahnya yang sudah tampan dari awal terlihat semakin tampan.

Setelah mengenalnya bertahun-tahun, baru kali ini Susi sedekat ini dengan Claudius, bahkan makan malam berdua, Susi tanpa sadar merasa senang.

Jari tangan yang panjang membalik halaman menu, Claudius bertanya tanpa melihat Susi: "Mau makan apa?"

Susi sadar dari lamunannya, kemudian menjawab: "Berikan aku set menu favorit saja."

"Begitu saja?"

"Iya."

Claudius menutup menunya, kemudian berkata kepada pelayan di samping: "Pesan dua set menu favorit."

Pelayan tersebut menjawab pendek dan langsung mundur.

Claudius mengambil gelas air dan meminum sedikit, tatapan dalamnya terkunci di wajah Susi, nada suaranya sama datarnya dengan tatapannya: "Katakanlah, kalau bukan karena mau memohon demi Josephine, kalau begitu untuk apa mentraktirku makan?"

Perkataan Claudius terhenti, kemudian tersenyum mengejek: "Bukan karena ingin menggodaku, kan?"

Susi awalnya sedang minum air, begitu mendengar perkataan Claudius, dia hampir menyemprotkan air ke wajah Claudius.

Claudius mengerutkan kening: "Apakah kamu tidak bisa elegan sedikit?"

Susi sambil mengelap mulut dengan tisu sambil melawan: "Jelas-jelas kamu yang duluan mengatakan hal tidak beradab."

Claudius tidak berbicara, memanggil pelayan untuk mengganti gelas Susi.

Susi meletakkan gelasnya, kemudian berkata: "Baiklah, aku memang bukan datang untuk memohon demi Josephine, aku hanya datang untuk memberitahukan kenyataan, kalau mengenai apakah kamu bersedia memaafkannya atau tidak, itu masalahmu sendiri."

Claudius mendengus dingin, kemudian berkata tanpa merasa terkejut: "Kenyataan apa? Kenyataan dia diancam dan dipaksa oleh Shella dan ibunya?"

"Benar, kalau kamu sudah tahu mengapa kamu masih mau berbuat seperti kepadanya?" Susi mengangkat tangannya menghentikan Claudius yang bermaksud berbicara, kemudian melanjutkan: "Aku tahu kamu pasti bisa bilang menipu ya menipu, tidak bisa dimaafkan, tapi apakah kamu tahu hal yang dialami Josephine dari awal sampai akhir?"

Susi melihat Claudius tidak bersuara, dia pun melanjutkan perkataannya: "Sebenarnya masalah ini kalau mau diteliti, adalah salah keluarga Chen, mengapa begitu kalian merasa Shella adalah pasangan takdirmu, maka dia harus menikah denganmu? Terlebih lagi langsung mengirimkan hadiah pernikahan di rumah keluarga Bai? Tentu saja, kamu pasti bisa bilang keluarga Bai ada hak untuk menolak, tapi apa akibatnya kalau mereka menolak? Hanya kamu yang tahu."

"Sebelum kamu mengirimkan hadiah pernikahan ke rumah keluarga Bai, Josephine dengan ibu dan adiknya hidup dengan damai, bahagia dengan Vincent. Namun setelah hadiah pernikahan dikirim, Shella karena mempercayai rumor tentangmu, tidak berani menikahimu, tapi tidak ingin membuat keluarga Chen marah, mereka pun berpikir dan mengeluarkan ide menyuruh Josephine menggantikan Shella menikahimu. Demi memaksa Josephine setuju, Shella merebut pacar Josephine, bahkan mengurung ibu dan adiknya di luar negeri, Josephine tidak bisa tidak menuruti mereka, tidak bisa tidak menggantikan Shella menikahimu."

"Sampai akhirnya, Shella melihat rupa aslimu, dan mengetahui kalau rumor tentang kamu semuanya tidak benar, mendadak kembali menginginkan kamu. Mereka pun lagi-lagi mengancam Josephine dengan nyawa Justin, menyuruhnya keluar dari rumah keluarga Chen, saat itu Josephine tepat tahu kalau dia hamil, mereka memaksa Josephine menggugurkan kandungannya. Saat itu Josephine melarikan diri dari ruang operasi di rumah sakit, untung saja saat itu dia bertemu kamu, kalau tidak anak kalian sudah tidak ada saat itu juga. Josephine benar-benar suka dengan anakmu itu, juga selalu melindunginya dengan segenap nyawa. Tapi dia bisa apa-apa, di satu sisi adalah adiknya sendiri, satu lagi adalah darah dagingnya sendiri. Di bawah ancaman Shella dia tidak bisa tidak menyerahkan anaknya, dia pikir kamu bisa menjaga anak itu dengan baik, dia juga tidak menyangka kalau Shella bisa sejahat dan segila itu, membunuh anaknya demi melindungi rahasianya. Anaknya sudah mati, dia lebih sakit dibandingkan kamu, jadi kamu tidak bisa menyalahkannya atas masalah kematian anak kalian."

"Dan lagi, begitu lahir, anak itu sudah dibawa pergi oleh Fransiska, Josephine bahkan tidak pernah melihat wajahnya, juga tidak tahu apakah benar anak itu adalah anaknya....." Ketika berkata sampai sini, Susi menutup mulutnya secara perlahan, dengan hati-hati melihat reaksi Claudius, melihat Claudius hanya melihat ke bawah untuk menyembunyikan perasaannya, Susi pun diam-diam menjulurkan lidah dan lanjut berkata: "Masih ada satu hal yang mungkin kamu tidak tahu, Shella demi menghindari masalah di masa depan, di hari kedua setelah Josephine melahirkan, dia langsung mengurung Josephine di suatu kamar di sebuah villa. Akhirnya Vincent Lee yang menolong Josephine keluar, kalau bukan karena Vincent, mungkin Josephine sudah dimutilasi oleh kedua ibu dan anak itu."

Susi meraih gelas dan meminum seteguk air, diam-diam mengamati reaksi Claudius, dia sedang bimbang apakah mau memberitahu Claudius mengenai adanya kemungkinan anaknya ditukar.

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu