Istri ke-7 - Bab 229 Tewas Terjatuh (2)

Dia memainkan ulang video yang direkamnya, dia menutup mulutnya menggunakan tangan karena ketakutan melihat adegan tadi lagi, hingga akhir dari video, terlihat jelas Sally mendengar suara jeritannya, dan menatap kearahnya selama beberapa detik.

Ketika melihat sampai sini, Josephine bernafas terengah-engah, dia keringatan dingin.

Dia terburu-buru berlari kedalam kamar mandi, dia mencuci mukanya menggunakan air dingin untuk menenangkan hatinya, tentu saja tidak mungkin bisa menenangkan pikirannya seketika. Tempat ini tidak cocok untuk tetap ditinggali, Josephine membereskan barang-barangnya dan berjalan menuju pintu keluar.

Baru saja dia membuka pintu hotel, dia langsung didorong masuk kedalam kamar oleh dua orang berpakaian pelayan hotel, salah seorang lelaki berkata, “Nona, dibawah sana terjadi insiden, seluruh hotel di blokade, tolong serahkan semua barangmu dan ikuti intruksi untuk diselidiki.”

Josephine masih belum sempat merespon, tas ditangannya sudah direbut oleh mereka.

“Eh! Apa yang kamu lakukan?” Josephine berusaha untuk merebut kembali tasnya, namun mereka mengelak.

“Bukankah sudah kubilang? Penyelidikan.” Lelaki itu berkata, “Kami akan mengawasimu disini hingga polisi kemari.”

“Meskipun begitu kalian tetap tidak boleh merebut tasku.” Josephine bersiap untuk merampasnya kembali, lelaki itu mengelak, setelah itu dia mencari isi tas Josephine dan mengeluarkan teleponnya, lalu berkata kepada Josephine, “Aku akan menyelidiki teleponmu dulu.”

Seusai berkata dia melemparkan kembali tas kepada Josephine dan menutup pintu dan pergi.

“Eh! Kembalikan teleponku!” Josephine membuka pintu kamarnya, namun kali ini dia bertemu dengan tim penyidik yang sebenarnya.

Dia menarik tangan seorang polisi karena panik, “Tadi ada orang yang memakai pakaian hotel dan merampas teleponku, tolong kejar kembali teleponku......”

“Nona, sekarang adalah saatnya detik penting menyidik kasus kematian, kita akan menangkap pencuri nanti, ok”

“Aku.....didalam teleponku ada informasi penting yang berhubungan dengan kasus ini yang kamu butuhkan......”

“Nona, tolong keluarkan ktpmu.” Seorang polisi tidak sabaran dan memotong perkataannya.

“Perkataanku benar, aku punya rekaman video......”

“Tolong keluarkan ktpmu.” Ulang polisi.

Josephine tercengang, dia akhirnya menyadari sebuah masalah, ktp? Ktpnya?

Dia menggunakan nama palsu ketika menginap dihotel ini kemarin, karena hotel ini adalah hotel murahan yang dibawah 3 bintang, syarat untuk tinggal didalamnya tidaklah terlalu ketat, biasanya hanya perlu bayar saja sudah bisa tinggal.

“Aku......aku tidak membawanya.”

“Kalau begitu nomor ktp.”

“Aku lupa.”

“Kalau begitu bagaimana caranya kamu tinggal disini?”

“Aku......”

“Laporkan alamat rumahmu.”

Josephine sembarangan memberikan sebuah alamat, sejenak kemudian, polisi menatapinya dengan serius, “Diarea ini tidak ada wanita yang bernama Celine, kamu menggunakan identitas palsu untuk menginap dihotel?”

Celine adalah nama samaran Josephine ketika menginap dihotel, dia tidak pernah menghadapi keadaan darurat seperti begini, dan tidak pernah melihat ketegasan polisi dalam menyidik sebuah kasus. Hingga dirinya dibawa ke kantor polisi karena dianggap sebagai terduga, dia baru saja menyadari bahwa dirinya terjebak.

Setelah mengetuk pintu, Manager Lin masuk kedalam kantor Claudius.

Claudius yang biasanya adalah pekerja keras sedang duduk menatapi pemandangan diluar sana, Manager Lin meliriknya dan menyadari bahwa sepertinya suasana hatinya kurang baik, dia lalu berkata dengan hati-hati, “Tuan Claudius, ada sebuah kabar buruk.”

“Jika berhubungan dengan Aldo maka kamu boleh diam dan keluar, aku tidak ingin mendengarkannya sekarang.” Kata Claudius tanpa berekspresi.

“Tidak, mengenai Nona Zhu.”

“Dia? Aku juga tidak ingin mendengarkannya.” Saat ini, seluruh pikirannya dipenuhi dengan hal Josephine membohonginya, semua hal tidak bisa mengganggunya.

“Begini, tadi ada kabar, Nona Zhu tewas terjatuh.”

Claudius akhirnya sedikit berekspresi, dia menoleh dan menatapi Manager Lin, dia hanya sedikit terkejut lalu kembali normal, “Aku sudah tahu.”

Manager Lin salut dengan ketenangannya, dia lalu melanjutkan, “Aku dengar hal ini sedikit tidak baik bagimu, Nona Zhu meninggalkan surat wasiat yang mengungkapkan bahwa kamu melakukan kekerasan kepadanya.”

Seusai berkata, terdengar suara ketuk pintu dari luar.

Sekretaris Chen masuk dengan diikuti oleh dua orang polisi.

Sekretaris Chen berkata dengan sopan, “Tuan Claudius, dua orang polisi ini ingin membawa Anda kembali ke kantor polisi untuk menyelidiki sebuah kasus kematian.”

Claudius melirik kedua orang polisi, salah satu dari mereka melangkah dan berkata, “Tuan Claudius, disurat wasiat Nona Zhu tertulis bahwa Anda menganiayanya dengan kekerasan ruamh tangga, dan tertulis juga bahwa kamulah yang memaksanya hingga mati.”

Claudius mengerutkan keningnya, “Kalian percaya dengan perkataan itu?”

“Apakah ini patut dipercaya atau tidak masih butuh Tuan Claudius mengikuti intruksi kamu untuk menyelidikinya, tolong ikut kami kembali ke kantor polisi.” Seusai berkata, polisi itu melangkah maju dan akan menangkap Claudius.

“Tunggu sebentar.” Claudius menghentikan mereka, lalu berkata, “Aku bisa jalan sendiri.”

Seusai berkata, Claudius berjalan kearah pintu keluar.

Ketika melewati area administrasi, Claudius bisa merasakan tatapan aneh yang ditujukan kepadanya, Aldo yang berjalan kearahnya sengaja bertanya, “Tuan Claudius, ada apa dengan ini? Apa yang terjadi?”

Claudius bahkan tidak mengangkat matanya untuk meliriknya dan langsung melewatinya, manager Lin berkata kepadanya, “Ini adalah salah paham.”

“Oh, salah paham.” Aldo menganggukkan kepalanya, sebenarnya dia lebih duluan mengetahui Juju kecelakaan dibanding dengan Manager Lin, hanya saja dia tidak mengungkapkannya saja.

Sebelumnya dia masih belum cukup memfitnah Claudius, akhirnya kali ini dia mempunyai kesempatan lagi untuk dimanfaatkan.

Setelah Claudius dibawa ke kantor polisi, dia dibawa oleh dua orang polisi ke ruang interogasi, saat melewati sebuah koridor, diluar dugaan dia melihat Josephine tengah berjalan dari kejauhan dengan ditemani dua orang polisi, dia kaget dan menghentikan langkahnya.

Josephine juga melihatnya, dua pasang mata saling bertatapan, Josephine tidak berkata, didalam matanya jelas terlihat kegelisahan dan ketidakberdayaan.

Saat ini dia masih belum pulih dari ketakutan melihat Juju terjatuh dari lantai 7.

Dan ekspresi Claudius berubah perlahan ketika melihat borgol yang berada ditangan Josephine, dia lalu menerobos dan menangkap bahu Josephine sambil berteriak, “Josephine, kamu membunuh Juju? Apakah kamu gila? Dasar sakit jiwa........!”

“Tuan Claudius, tolong tenang.” Para polisi bergegas merebut Josephine dari cengkraman Claudius, dan memisahkan mereka berdua.

“Tunggu sebentar!” Claudius mengelak dari pengontrolan polisi, dia kembali melangkah dan menarik kembali Josephine, kedua matanya yang menatapinya merah, “Josephine, membunuh orang itu harus membayar dengan nyawa juga, apakah kamu benar-benar membunuh Juju?”

Awalnya Josephine mengira bahwa Claudius begitu marah karena dia membunuh istrinya, tapi ketika melihat Claudius yang berada dihadapannya ini, melihat air mata yang berkucuran, dia akhirnya mengerti mengapa Claudius begitu marah, begitu tegang. Josephine menatapinya dan berkata, “Bukan aku, Sally lah yang membunuhnya......”

“Benarkah?” jantung Claudius tetaplah berdetak kencang.

“Benar.”

“Tuan Claudius, tolong ikut dengan kami.” Sesuai aturan, para terduga sebenarnya tidak boleh saling bertemu, maka dari itu, polisi membawa pergi Josephine.

“Kemanakah kalian akan membawanya? Dia sudah mengatakan bahwa dia tidak membunuh!” Claudius marah dan meneriaki polisi, dan mengulurkan tangan lalu menarik borgol ditangan Josephine, “Dia adalah seorang wanita lemah, apakah perlu sampai memborgolnya seperti seorang pembunuh? Cepat buka......aarghh.....!”

Kedua tangan Claudius ditarik kebelakang dan selanjutnya juga diborgol.

Dia mengelak beberapa kali, namun tidak bisa melepaskannya, dia hanya bisa memandangi sosok belakang Josephine, “Josephine....”

Josephine memutarkan badannya dan tersenyum kearahnya, “Claudius, tenang saja, aku tidak akan apa-apa, begitu juga dengan kamu.......”

Claudius yang sama sekali tidak mengerti situasi tidak akan bisa mendengarkan nasihat dari Josephine, dia tidak khawatir apakah dirinya bermasalah atau tidak, yang dikhawatirkannya adalah Josephine, terlebih borgol ditangan Josephine terlalu menusuk kedua matanya.

“Tuan Claudius, tolong bekerjasama dengan kami.” Bagaimanapun juga dia adalah bos perusahaan besar, para polisi masih terbilang sopan terhadapnya, jika tidak mereka sudah menggunakan kekerasan dari awal.

Ketika Claudius dibawa keruang interogasi, salah seorang polisi membawa fotokopian surat wasiat kehadapannya, “Tuan Claudius, ini adalah surat wasiat yang ditinggalkan oleh Nona Zhu dikamarnya, semua isinya adalah pengaduan terhadapmu, apakah kamu mengakuinya?”

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu