Istri ke-7 - Bab 60 Menjaga Rahasia Untuknysa

Sebagai bentuk terimakasih atas bantuan Josephine, Alex memutuskan untuk mengajaknya makan.

Perlakuan Alex yang hangat dapat membuat orang lain salah paham bila melihatnya berduaan dengan Alex, jadi Josephine terpaksa mengajak Angie untuk ikut pergi bersamanya.

Di atas meja itu penuh dengan makanan, Angie tertawa "Tampaknya hari ini kamu telah bekerja dengan keras, sampai kamu bisa membuat seorang yang pelit seperti Alex mau menghamburkan uangnya seperti ini."

"Ya tentu saja, Josephine makan yang banyak." Kata Alex sambil memberikan sepotong daging sapi dengan sumpitnya.

Berhadapan dengan makanan yang begitu banyak di atas meja, Josephine tidak sedikitpun merasa napsu untuk makan, ia lalu menahan sumpit Alex yang mengarah kepadanya untuk mengambilkan makanan itu "Terimakasih, tapi aku tidak bisa makan lagi." Ia khawatir Alex akan berpikir berlebihan, lalu ia menambahkan "Hehe.. belakangan ini lambungku sedang tidak enak."

"Setiap hari Josephine selalu makan makanan pedas, untuk apa diberikan padanya, sini cepat berikan saja daging itu kepadaku, harus makan berapa lagi juga aku masih sanggup." Kata Angie sambil tertawa dan menyodorkan mangkoknya ke hadapan Alex.

"Betul juga, ia nampak seperti nyonya muda dari keluarga Chen."

"Kalian jangan bercanda denganku." Kata Josephine yang sudah tidak bisa berkata apa-apa.

"Siapa yang menyuruhmu menikah tanpa bilang-bilang." kata Alex sambil menatapnya.

"Bagaimana lagi? apakah harus belajar darimu? terus hidup dalam bayangan mantan istri dan tidak menikah? " Balas Josephine dan balik menatap Alex.

Angie menganggukkan kepalanya "Benar juga, untuk hal ini kamu harus banyak belajar dari Josephine, kamu pernah bilang Nona Alice sudah mengejarmu bertahun-tahun, hati yang keras juga harus melunak."

"Nona Alice sangat baik, ia memiliki uang tapi tidak sombong, ia baik hati dan lucu, perempuan sebaik itu harus kamu pertahankan, jangan sampai kamu salah bertindak." Josephine tertawa dan berkata "Cepatlah jadikan, aku telah mengiyakan untuk membuat rancangan gaun pernikahannya, sekarang aku sedang santai dan tanganku mulai gatal ingin bekerja."

"Sudah cukup? apakah makanan yang begitu banyak ini tidak bisa mengenyangkan mulut kalian?" kata Alex sambil mengambilkan sayap ayam dan menyimpannya di dalam mangkuk mereka "Makan banyak daging, jangan banyak bicara!"

"Baiklah, makan." Josephine memakan sayap ayam itu, saat sayap ayam yang manis dan gempal itu mengenai mulutnya, perutnya terasa bergejolak, perasaan tidak enak mulai mencuat dari tenggorokannya.

"Maaf..." Ia bangun dari kursinya dengan cepat dan berlari ke toilet.

"Josephine kenapa?" Angie ikut bangun dari kursinya dan berkata kepada Alex "Kamu tunggu disini, aku pergi melihatnya."

Setelah terburu-buru masuk toilet, Josephine berjongkok di depan kloset dan muntah dengan sekuat tenaga, makanan yang dimakannya tadi pagi pun dimuntahkannya semua.

"Kenapa? Salah makan?" kata Angie sambil memberikan tisu lalu membantu membersihkan mulut Josephine, ia pikir perkataan yang tadi Josephine katakana tentang perutnya yang tidak enak hanyalah candaan, tidak disangka adalah sungguhan.

Setelah Josephine memuntahkan seluruh makanan di perutnya, ia kembali muntah dan membuatnya kesakitan, setelah selang beberapa waktu ia baru merasa baikkan dan menggeleng gelengkan kepalanya.

"Gak salah makan? Terus kenapa kamu muntah-muntah seperti ini?" setelah berkata itu, Angie memandangnya dengan hangat "Apa jangan-jangan kamu hamil? dan tidak mau memberitahuku?"

"Kamu yang hamil." Kata Josephine sambil kelelahan dan tidak memandang Angie, lalu ia membersihkan mulutnya lagi dengan tisu.

"Untuk apa malu, kamu dan suamimu juga telah menikah dua bulan, bukankah wajar bila hamil?"

"Kamu tidak mengerti, aku setiap kali selalu meminum obat."

"Awal tahun ini sedang marak penjualan obat palsu, tidak lucu kalau kamu tidak sengaja membeli obat palsu."

Josephine membungkuk, ia menggaruk kepalanya dan melihat Angie dengan terkejut.

Masa? Hamil? Dia dari dulu tidak pernah terpikirkan sampai sini. Lagipula obat itu bukan dia yang membelinya, tapi Claudius yang menyiapkan obat itu untuknya, bagaimana mungkin palsu?

"Melihat mukamu yang terkejut seperti ini, dunia sekarang ini bukanlah dunia yang baik seperti yang kamu pikirkan, bukankah dulu pernah ada berita seorang laki-laki membeli pestisida untuk bunuh diri tapi hasilnya ia tidak mati, setelah diselidiki ternyata pestisida itu palsu."

Kedua kaki Josephine menjadi lemas, hamper saja ia jatuh ke lantai.

"Hey, Kenapa? bukankah ini sesuatu yang baik? mengapa kamu begitu terkejut?" kata Angie sambil membopong tubuh Josephine.

"Hal yang baik?" kata Josephine tersenyum pahit, bagaimana bisa dikatakan hal baik?

Beberapa hari lalu Claudius baru memperingatkannya, tidak perlu melahirkan anak baginya, tapi ternyata ia sekarang telah hamil, kalau Claudius mengetahui hal ini, ia pasti akan marah besar kepadanya, lalu memaksa untuk membunuh anak itu.

"Angie." kata Josephine dengan tiba-tiba lalu menggenggam pergelangan tangan Angie sambil menatapnya dengan cemas "Tolong kamu ke toko obat di seberang lalu belikan aku alat tes kehamilan, cepat pergi."

"Buru-buru sekali?"

"Sangat mendesak."

"Baiklah, kamu tunggu, aku pergi sekarang." Angie tertawa kecil dan berkata pada Josephine "Ayo kita bertaruh, aku yakin kamu pasti hamil."

Setelah berselang sepuluh menit, Josephine melihat dua garis merah di atas kertas tes kehamilan itu, akhirnya kakinya tidak sanggup lagi berdiri dan ia terjatuh ke lantai.

Dia hamil, ternyata benar-benar hamil!

Bagaimana mungkin? Setiap kali dia selalu tepat waktu untuk makan obat yang disiapkan Claudius untuknya, masa Claudius benar membelikan obat palsu untuknya?

"Lihat dirimu." Kata Angie sambil tertawa dan memegang pelipis Josephine dengan kedua tangannya, ia lalu mengingatkan "Sekarang kamu adalah Ibu hamil, lantai itu sangat dingin, cepat bangun."

Pikiran Josephine menjadi kacau, ia khawatir dan ragu, tidak ada kesenangan, setelah selang beberapa waktu ia baru kembali dari lamunannya dan memegang erat lagi pergelangan tangan Angie, lalu melihatnya dan berkata "Angie, masalah ini tidak boleh kamu beritahukan kepada siapapun, kamu tahu kan?"

"Keluarga Chen juga tidak boleh tahu?"

"Tidak boleh!" kata Josephine dengan tegas.

Angie mengerti alasan dia tidak ingin masalah ini disebarluaskan, Shella Bai pasti tidak akan peduli, tapi apa alasan keluarga Chen tidak boleh tahu? Angie juga tidak mengerti.

Tapi melihat muka Josephine yang begitu serius, Angie merasa tidak enak untuk bertanya lagi, ia hanya menurutinya dan menjawab "oh..".

Handphone Josephine berdering, ia mengeluarkan handphonenya dari saku dan melihat sejenak , nomor tidak dikenal.

Dia menyiapkan suaranya lalu menekan tombol untuk menerima telepon itu.

Suara dari telepon itu adalah suara Fransiska "Josephine, kamu dimana? aku perlu menemui mu, bisakah kamu pergi ke Hotel Sunshine sekarang?"

Suaranya sangat lembut, dan ia sedikit tertawa, wanita jahat yang datang sebagai penjilat,

"Maaf, sekarang ini aku sedang tidak bisa pergi."

"Kamu jangan menipuku, pembantu tua di rumah keluarga Chen sendiri yang mengatakan kepadaku bahwa kamu keluar rumah." kata Fransiska sambil tetap tersenyum manis "Josephine, sebenarnya bukan aku yang ingin mencari kamu, tapi ibu dan adikmu yang mau berbicara denganmu."

"Kamar nomor berapa?" kata Josephine saat itu juga.

Setelah mendengarkan bahwa adiknya ada disana, Josephine tidak memerdulikan ada bahaya apa yang menantinya di dalam hotel itu.

Setelah mendapatkan alamat hotel itu, Josephine bergegas pergi menuju kesana, ia masuk ke dalam ruangan pribadi di lantai tiga.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu