Istri ke-7 - Bab 196 Mendorongnya jatuh (2)

Merasa dirinya salah bicara, Josephine Bai segera meminta maaf: ”Maaf, aku hanya merasa penasaran karena semalam aku lihat Tuan Muda Chen masih baik-baik saja, jadi tolong Asisten Yan memaafkan aku.”

“Tidak apa-apa.” jawab Asisten Yan.

Josephine Bai mengatakan ‘hmm’ penuh dengan rasa berterima kasih, lalu mengalilhkan permbicaraan: ”Kalau aku akan mengantarkan sketsanya di lain waktu.”

“Baik.”

“Sampai jumpa Asisten Yan.”

Josephine Bai menutup telepon, dia mengangkat kepala dan melihat Direktur Zhang yang tidak tahu sejak kapan berdiri di hadapannya, Josephine bertanya dengan sopan: ”Direktur Zhang, ada urusan apa?”

“Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin bertanya semalam kamu pulang jam berapa, aku dengar jalan di daerah villa Greenhill macet.”

“Benar, macet dari jam sembilan sampai jam dua belas, aku sampai rumah jam dua belas lewat .”

“Cepat sekali kamu pergi dari vila Greenhill?” Direktur Zhang kaget, tidak seharusnya seperti ini.

“Kalian berdua sudah pergi, untuk apalagi kami tetap berada disana?” Josephine Bai berbalik bertanya.

“Benar juga hehe......” Direktur Zhang memaksakan tertawa dan berjalan pergi, dia merasa sedikit kecewa, ternyata tidak terjadi apa-apa, sungguh mengecewakan.

Sore hari Claudius Chen datang ke perusahaan lalu pergi ke ruang rapat, setelah keluar dari ruang rapat, Asisten Yan menuangkan air untuknya, lalu melihatnya sambil berkata: ”Tuan Muda Chen, pagi ini Nona Jessie menelepon untuk bertanya kapan anda memiliki waktu, dia ingin memperlihatkan sketsa desain kepada anda.”

Claudius Chen mengangkat kepala dan melihatnya, lalu kembali menundukkan kepala dan berkata: ”Kedepannya kamu yang akan bertanggung jawab melihat sketsa design, tidak perlu mencariku lagi.”

Asisten Yan merasa kaget, lalu melihatnya: ”Ada apa? Tuan Muda Chen, semalam...... perjamuan makan malam tidak berjalan lancar?”

“Bukan.” Claudius Chen menggelengkan kepalanya.

“Kalau begitu.... apa maksudnya? Apakah tidak akan bertemu dengan Nona Jessie lagi?” Asisten Yan takut dia tidak senang, lalu berkata: ”Jika iya, aku akan mengatur pekerjaan lain untuknya.”

Claudius Chen diam beberapa saat, lalu menganggukkan kepala: ”Hmm, tidak akan bertemu dengannya lagi.”

“Bagus jika Tuan Muda Chen sudah dapat membuka pikiran.” Asisten Yan juga tidak banyak bertanya.

Sebenarnya dia tidak mendukung Claudius Chen melakukan hal ini, bagaimanapun dia bukan Josephine Bai, tidak ada artinya melakukan hal ini.

Setelah Asisten Yan keluar, Claudius Chen menarik nafas panjang, tubuhnya yang kelelahan bersandar di kursi, lalu dia memejamkan kedua matanya.

Benar, bagus jika bisa membuka pikiran, dia juga ingin dirinya bisa membuka pikiran, dia juga berharap dirinya dapat menerima kehidupan di depan matanya, menerima Juju Zhu, bagaimanapun dia sudah menikahinya!

**********

Sore ini Josephine Bai membawa sketsa desain ke Perusahaan Chen, ternyata Asisten Yan yang menyambutnya.

Josephine melihat sekeliling ruang rapat, saat dia tidak melihat bayangan Claudius Chen, diam-diam dia merasa lega.

Setelah melihat sketsa desain, Asisten Yan mengembalikan sketsa itu kepada Josephine: ”Lumayan bagus, sudah lebih baik di bandingkan yang sebelumnya, tim ini begini saja.”

Josephine Bai melihatnya dengan kaget, lalu dengan ragu bertanya: ”Asisten Yan, apakah sketsanya tidak perlu di perlihatkan lagi kepada Tuan Muda Chen?”

“Tidak perlu, kedepannya aku yang akan bertanggung jawab terhadap semua urusan yang berkaitan dengan perusahaan kalian.”

“Benarkah?” Josephine Bai diam-diam merasa senang.

Asisten Yan tersenyum: ”Nona Jessie sepertinya tidak terlalu suka berinteraksi dengan Tuan Muda Chen kami?”

“Bukan.” Josephine Bai segera menggelengkan kepala dan berkata: ”Aku bukan tidak menyukai Tuan Muda Chen, hanya saja pria dan wanita berbeda, aku merasa sedikit lebih leluasa jika bersama Asisten Yan.” setelah mengatakannya, Josephine Bai tersenyum.

Melihat senyuman di wajahnya Asisten Yan merasa yang Claudius Chen katakan benar, dia memang seorang wanita yang sangat spesial. Jika wanita lain, jangankan berinteraksi secara langsung, biarpun hanya melihatnya dari jauh akan merasa seperti sebuah kenikmatan bagi mata, atau bisa dikatakan....... hubungannya dengan suaminya sangat baik, sangat baik hingga dia tidak melihat pria lain?

“Bagus jika Nona Jessie merasa senang.” Asisten Yan kembali tersenyum.

“Terima kasih.” setelah membereskan sketsa Josephine Bai berdiri dari kursinya: ”Asisten Yan, saya pulang dulu.”

“Sampai jumpa.”

Setelah keluar dari ruang rapat Josephine Bai berjalan menuju lift, dari jauh dia melihat Claudius Chen sedang mendengar penjelasan asisten Huang sambil berjalan kemari, mereka berdua berjalan dengan sangat cepat, tak lama mereka sudah sampai di hadapan Josephine Bai.

Di koridor yang mewah hanya ada bayangan Josephine Bai, Claudius Chen langsung dapat melihatnya. Tapi hanya meliriknya sebentar, dia juga tidak melihatnya terlalu lama, dia juga tidak menghentikan langkah kakinya.

“Selamat sore Tuan Muda Chen....” Josephine Bai mengangkat tangan dan menyapanya, Josephine belum menyelesaikan perkataannya, bayangan Claudius Chen sudah melewatinya dan pergi begitu saja, dan Claudius juga berjalan tanpa membalikkan kepala.

Josephine Bai bingung dan membalikkan kepala lalu melihat Claudius yang sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruang rapat yang besar. Dalam hatinya dia berpikir apakah Claudius sangat terburu-buru? Sangat terburu-buru bahkan tidak memiliki waktu untuk menyapanya?

Dia yang hari ini dan Tuan Muda Chen yang semalam menceritakan permasalahannya kepada dirinya sangat jauh berbeda , bisa di katakan seperti dua orang yang berbeda.

Josephine Bai menggelengkan kepala, lalu bepikir mungkin Claudius terburu-buru karena sedang mengejar waktu untuk rapat.

**********

Di malam hari, Josephine Bai pergi mandi setelah dia menidurkan Jesslyn , saat dia keluar, Marco Qiao sudah mempersiapkan obat dan kapas.

Josephine Bai melihat obat yang berada di atas meja, lalu melihat jarinya sambil berkata: ”Sudah sembuh, tidak perlu di olesi obat lagi.”

“Oles satu hari lagi akan lebih baik.” Marco Qiao melambaikan tangan kepadanya: ”Kemari biar aku lihat apakah sudah sembuh atau belum.”

Josephine Bai berjalan menghampirinya dan menyerahkan tangannya kepada Marco: ”Lihat bukankah sudah sembuh, jika diolesi obat akan lengket dan tidak nyaman, saat mengenggam pensil juga tidak leluasa.”

“Siapa suruh kamu tidak berhati-hati.” Marco Qiao membolak-balik melihat telapak tangannya, lalu menganggukkan kepala: ”Hmm, memang sudah banyak membaik, malam ini oleskan sedikit lagi, besok sebelum pergi kerja baru membersihkannya?

Josephine Bai melihat wajahnya yang penuh perhatian lalu menganggukkan kepala, yang penting dapat membuatnya tenang.

Marco Qiao membantunya mengoleskan obat menggunakan kapas obat, sambil berkata dengan lembut: ”Kelak dalam melakukan apapun harus berhati-hati, jangan membuat dirimu terluka lagi, apakah kamu mengerti? Jika tidak aku akan melarangmu berkerja diluar.”

“Aku mengerti, kamu sudah memperingatiku berkali-kali.” Josephine Bai tersenyum sambil mencondongkan badan lalu mencium bibirnya:”Sayangku, aku rasa sepertinya terkadang kamu lebih cerewet di bandingkan nenek tua.”

“Siapa suruh kamu selalu membuatku khawatir?” Marco Qiao meletakkan tangan di belakang kepala Josephine lalu menciumnya untuk mengingatkannya: ”Sudahlah, cepatlah tidur.”

“Baik.” Josephine Bai bangkit dari atas sofa, lalu memapahnya ke tempat tidur.

Keesokan paginya, Josephine Bai membersihkan obat di jarinya, setelah menyentuh lukanya sudah tidak terlalu sakit lagi, dia sudah bisa memakai cincinnya lagi.

Dia berjalan menuju lemari, dan mengeluarkan tas yang dia pakai waktu itu lalu mulai mencari cincinnya, tapi setelah mencarinya beberapa kali dia masih tidak dapat menemukannya. Jelas-jelas dia ingat saat itu dia membungkus cincinnya dengan tisu lalu memasukkannya ke dalam kantong di bagian depan tasnya, kenapa bisa tidak ada?

Di depan pintu, Jesslyn sudah mendesak untuk yang kesekian kalinya: ”Ibu, kamu mengatakan anak perempuan tidak boleh mengulur-ngulur waktu, kalau kamu masih mengulur waktu lagi aku akan terlambat.”

“Tunggu sebentar, ibu sedang mencari sesuatu.” Josephine sedikit panik, itu adalah cincin pernikahannya dengan Marco Qiao, bagaimana dia bisa menghilangkannya?

“Jessie, kamu sedang mencari apa?” melihat wajahnya yang panik, Marco Qiao menggerakkan kursi rodanya dan menghampiri Josephine.

Josephine Bai mengeluarkan semua isi barang dari tasnya sambil bertanya dengan panik: ”Suamiku, apakah kamu melihat cincinku, aku tidak dapat menemukan cincinku.”

“Aku tidak melihatnya, dimana kamu meletakkannya?”

“Hari itu setelah aku melepaskannya, aku membungkusnya menggunakan tisu lalu aku memasukkannya ke dalam tas, tapi sekarang aku tidak bisa menemukannya.” Josephine Bai berbalik dan melihat Jesslyn, lalu mengenggam kedua pundaknya sambil bertanya: ”Sayang, apakah kamu ada memainkan cincin ibu?”

“Tidak.” Jesslyn menggelengkan kepalanya.

“Benar-benar tidak? Itu adalah cincin pernikahan ayah dan ibu, cincin itu sangat penting.”

“Aku benar-benar tidak memainkannya.”

“Bagaimana mungkin Jesslyn bermain dengan tasmu tanpa sebab?” Marco Qiao melihat wajahnya yang panik, lalu menjulurkan tangan dan menariknya: ”Sudahlah, cincin yang tidak seberapa, karena sudah hilang tidak perlu mencarinya lagi, aku akan belikan yang baru untukkmu.

“Bagaimana bisa, artinya tidak sama.” Josephine Bai berkata dengan serius: ” Dalam kehidupan ini aku hanya menikah satu kali, jadi cincin ini sangat penting bagiku.”

Mendengar perkataannya, Marco Qiao sangat ingin memberi tahu Josephine, jangan mencarinya lagi, sebenarnya cincin ini dia beli di toko emas untuk sementara , dan sama sekali bukan cincin pernikahan. Tapi Marco Qiao tidak bisa mengatakannya, karena Marco masih tidak ingin kehilangan dirinya

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu