Istri ke-7 - Bab 137 Tipu muslihatnya (2)

Shella Bai tidak mempercayai ayahnya meninggal begitu saja, setelah meninggalkan hotel dia langsung bergegas menuju Rumah Sakit Siloan, saat dia sampai di rumah sakit, perawat segera memberi tahu dirinya: "Nona Bai, kami sudah meneleponmu seharian, kenapa kamu tidak angkat?"

Dia segera mencengram lengan perawat: "Dimana ayahku? Bagaimana keadaannya?"

Wajah perawat dengan ragu mengatakan: "Dua jam yang lalu Tuan Bai melompat dari gedung, dan mati di tempat."

"Bagaimana mungkin--!" Shella Bai menjerit, kehabisan suara dan menagis dengan sedih.

Bibi Hong yang baru kembali setelah mengikuti dokter pergi mengurus prosedur melihat Shella berlutut di lantai dan menangis, dia berjalan kearahnya dan mengangkatnya berdiri: "Nona Besar, kamu jangan bersedih lagi, biarkan dia meninggal dengan tenang. "

"Bibi Hong....." Shella Bai melihatnya, menangis sejadi-jadinya sambil menggelengkan kepala: "Kenapa ayahku melompat? Kenapa dia sebodoh itu?"

"Aku juga bingung. "

"Ayahku tidak mungkin mati, dia tidak akan sebodoh itu."

Bibi Hong menghela nafas tidak berdaya, menenangkannya: "Nona Besar, anda kuat, kamu masih harus mengurus kematian tuan. "

Shella Bai tiba-tiba mengangkat kepalanya: "Bibi Hong, dimana ibuku? Dimana ibuku?"

Dia ingat di hadiah yang diberikan Claudius Chen tadi ada sebuah surat pemberitahuan penahanan ibunya, dia tidak mengerti ada apa sebenarnya.

Setelah Bibi Hong diam cukup lama, dia kembali menghela nafas: "Tak lama sebelum Tuan lompat dari gedung, tiba-tiba banyak polisi yang datang kerumah, mengatakan Nyonya dicurigai sebagai tersangka pembunuhan di Bogor,jadi dia dibawa dengan paksa."

Bogor, Shella Bai terkejut, ternyata kasus Sally Lin, bagaimana mungkin?

Selama ini Shella mengira masalah ini telah berlalu, dan juga hal ini dilakukan dengan sangat sempurna, bahkan mobil juga sudah dibakar, bagaimana mungkin tiba-tiba segerombolan polisi datang untuk menangkap ibunya?

Apakah Claudius Chen? Sejak saat itu Claudius Chen telah mengetahui rahasia mereka? Sejak saat itu dia sudah mulai curiga?

Mengingat kembali segala perbuatan dan tingkah laku Claudius Chen belakangan ini, dia tidak pernah menyentuhnya, dan sengaja menipunya agar keluar dari Kediaman Keluarga Chen, jelas-jelas telah meminum obat yang telah Shella berikan dia langsung keluar dari vila, dan meninggalkan pria itu untuknya?

Mengingat orang hitam yang menjijikkan itu, Shella Bai tiba-tiba memegang telinganya dan menjerit.

Dia berlutut dilantai dan menangis beberapa saat, lalu dia mengeluarkan HP dan menelepon Claudius Chen, tak disangka Claudius Chen mengangkat teleponnya, berbicara dengan tenang: "Ada apa? Nyonya?"

"Claudius Chen! Kamu bukan manusia! Kenapa kamu bisa sekejam ini? Kamu akan mendapatkan balasannya! Kamu bajingan, Kamu bukan manusia.......!"

Dia menangis dan sambil marah, dia marah-marah hingga kelelahan, dan akhirnya berhenti marah-marah.

Claudius Chen yang berada di telepon tidak bereaksi apa-apa menerima makiannya, dari suaranya dapat terdengar secercah senyuman: "Ayah mertua juga mengatai aku bukan manusia, sungguh gawat, sering kalian katai, bahkan aku juga merasa diriku bukanlah manusia?"

"Kamu bukan manusia....." Shella Bai dengan tidak berdaya mengulangi perkataannya.

"Aku baru menyadari, sebenarnya saat seorang manusia bertindak tidak seperti manusia, ada baiknya juga." Claudius Chen tersenyum: "Terima kasih kalian memberikan kesempatan ini untukku. Nona Bai, hari ini terakhir kalinya aku bertemu dan berbicara di telepon denganmu, mulai hari ini, tolong kamu pastikan dirimu berada sejauh mungkin dariku. "

Aku ingatkan satu hal lagi: "Jika bukan dikarenakan ayahmu memohon kepadaku agar melepaskan kalian kakak beradik dengan melompat dari gedung, aku pasti tidak akan membiarkan kalian hidup, jadi seharusnya kamu merasa puas."

"Tentu saja, aku tidak merasa kalian hidup akan lebih baik dibandingkan kalian mati, jika aku adalah kamu, aku akan pergi mencari gedung yang tinggi dan nyusul ayahmu." Selesai mengatakannya Claudius Chen berhenti sejenak lalu melanjutkan berkata: "Nona Bai jaga diri, aku tutup dulu teleponnya."

Claudius Chen tidak peduli dia menangis dan langsung menutup teleponnya.

*****

Saat sadar, Josephine Bai menyadari dia sedang berbaring di sebuah kamar yang asing.

Suasana yang asing, ditubuhnya mengenakan baju pengantin yang besar.... dia yang tadinya kebingungan langsung sadar, dan turun dari tempat tidur. Dia melihat sekeliling, dan langsung berjalan menuju pintu yang berwarna merah kayu.

Tapi tidak peduli seberapa kuat ditarik, pintu tidak dapat dibuka.

Dengan gelisah dia memukul pintu dengan kuat sambil berteriak: "Keluarkan aku! Keluarkan aku--!"

Tangannya membengkak, diluar pintu tidak ada sedikitpun pergerakan, juga tidak ada yang membukakan pintu untuknya, perlahan dia merasa putus asa, tubuhnya perlahan jatuh terduduk dilantai.

Claudius Chen telah mengetahui kebenarannya, dia tidak hanya menghabisi seluruh Keluarga Bai, dia juga menculik Justin. Bagaimana? Apa yang harus dia lakukan? Dia menggelengkan kepala, bercucuran air mata karena khawatir.

Setelah lelah menangis, air matanya juga sudah mengering, dia duduk disudut ruangan seperti itu sambil melihat cahaya diluar jendela yang dari terang berubah menjadi gelap.

Sampai larut malam, dibawah akhirnya terdengar suara mesin mobil, diikuti suara langkah kaki yang mulai mendekat, tenang dan mantap, seperti orangnya.

Pintu kamar terbuka, bayangan tubuh Claudius Chen muncul dihadapannya. Di bawah cahaya lampu yang remang-remang, bayangannya yang tinggi dan ramping, membawa aura yang berbahaya.

Setelah memikirkannya seharian, Josephine sudah sedikit tenang.

Claudius Chen mengangkat tangan dan menyalakan lampu, kamar menjadi terang, Josephine Bai memejamkan mata dengan tidak nyaman, setelah dia terbiasa dengan cahaya lampu di dalam kamar, barulah dia kembali membuka mata dan melihat Claudius.

Ditubuhnya masih mengenakan baju pengantin yang mewah, rambutnya yang tadinya tertata rapi sebagian telah terurai dengan berantakan, dandanan di wajahnya yang indah dikarenakan menangis telah bercampur. Dia yang saat ini duduk di lantai, terlihat sangat menyedihkan.

"Ada apa? Tidak rela melepaskan baju pengantin di tubuhmu?" Claudius Chen melihat baju pengantin di tubuhnya, merasa sangat tidak enak dipandang.

Josephine Bai tidak menjawab pertanyaannya, hanya melihatnya sambil menangis dan memohon: "Tuan Muda Chen, aku yang membohongimu, tidak ada hubungannya dengan Justin, kamu lepaskanlah dia? Aku mohon kepadamu. "

"Kamu tidak berhak memohon kepadaku." Claudius Chen menggelengkan kepala dengan dingin, lalu menatapnya dengan dingin: "Saat dulu kamu memutuskan untuk membohongiku, seharusnya kamu tahu apa akibatnya setelah menyinggungku."

Dia maju selangkah kedepan, membungkukkan badan dan mendekatkan jarak antara mereka: "Aku tidak percaya kamu tidak pernah mendengar rumor mengenai diriku, dan setahuku semua rumor itu sangat menakutkan. Pria yang sangat mengerikan ini, kamu malah berani membohongi dan mempermainkannya, bukankah ini namanya ingin mencari mati? "

"Tidak, aku bukan sengaja melakukannya!" Josephine menggelengkan kepala, dengan gelisah berkata: "Aku dipaksa, sejak awal aku dipaksa oleh Nyonya Bai dan Shella Bai, aku bukan benar-benar ingin membohongimu, sungguh..."

"Dipaksa?" Claudius Chen tertawa menghina: "Jika benar-benar dipaksa, kenapa kamu tidak memberitahuku? Jika kamu memberitahuku siapa yang berani memaksamu?"

"Mereka menculik Justin, jika aku memberitahumu mereka akan membunuh Justin, aku tidak bisa membiarkan Justin mati, aku......."

"Sudah cukup." Claudius Chen tidak sabar dan memotong perkataannya, dan berkata: "Hari ini aku bukan ingin mendengarkan penjelasanmu, membohongi tetaplah membohongi, bagiku segala jenis kebohongan tidak dapat dimaafkan, jadi......"

Claudius Chen menjulurkan tangan dan menggenggam dagunya, memaksanya mengangkat wajahnya: "Jadi tidak peduli kamu dipaksa atau melakukannya secara suka rela, hanya akan ada satu akibat, yaitu kehilangan segalanya, lalu perlahan-lahan mati disini."

Selesai mengatakannya, Claudius melepaskannya dan menegakkan tubuhnya.

"Tidak" dengan gelisah Josephine Bai menggenggam celananya, dan memohon dengan wajah penuh air mata:"Aku tidak mengharapkan pengampunanmu, aku bersedia mati tua disini, tapi kamu tidak boleh melukai Justin, belakangan ini sakit Justin semakin memburuk, jika tidak melakukan operasi dia akan kehilangan nyawanya, aku mohon kepadamu untuk melepaskannya, aku mohon kepadamu....."

"Kamu sangat ingin agar adikmu tetap hidup?"

"Benar."

"Tapi kamu malah membiarkan Shella Bai membekap anakku hingga mati."

Josephine Bai terdiam, air matanya tertahan di matanya

"Adikmu penting, sedangkan anakku tidak penting, benarkan? " setelah dia membekap anakku hingga mati dia bahkan bisa dengan bangganya mengatakan dia melakukannya agar anak dapat terlepas dari beban!”

"Tidak, ini tidak ada hubungannya denganku, aku juga tidak tahu kenapa dia membekap anak hingga mati."

"Bagaimana denganmu?" Claudius Chen menariknya dari lantai, melihatnya dari dekat: "Dia juga anakmu, mendengarkan kabar kematiannya, apakah kamu tidak merasa sedih sedikitpun? Tidak merasa sakit hati sedikitpun?"

"Aku...." Josephine Bai menggelengkan kepala, melangkah mundur kebelakang, sampai bersandar di dinding.

Tentu saja dia merasa sakit hati, meskipun dia tidak yakin anak itu adalah anak yang dilahirkannya, tapi saat mendengarkan kabar kematiannya, dia sangat sakit hati dan tidak bisa makan.

Melihat wajah Claudius Chen yang menderita dan menyesal, dia tidak tahu harus berbuat apa.

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu