Istri ke-7 - Bab 200 Siapakah Suamimu? (1)

“Tunggu sebentar!” Juju melangkah menghampirinya, dan berdiri kembali didepan Marco, “Apakah kamu sama sekali tidak ingin tahu apa yang telah dilakukan oleh istrimu diluar sana? Atau ini semua karena kamu yang menyetujuinya? Untuk mendapatkan kekayaan suamiku?”

“Jika kamu masih sembarangan bicara, aku akan menyuruh satpam untuk mengusirmu!” Paman Liu marah.

Marco mengangkat tangan dan menghentikan paman Liu, lalu dia menatapi wanita didepannya dan berkata, “Siapakah suamimu?”

“Huh, apakah kamu tidak pernah baca majalah? Aku adalah istri dari Claudius, Juju Zhu!” Juju menepuk dadanya sendiri, “Apakah kamu dengar itu? Aku adalah istri Claudius. Tapi sekarang istrimu sedang menggoda suamiku, dia ingin merebut segalanya dariku!”

Wajah Marco berubah jelek.

Claudius, ternyata adalah Claudius......!

Paman Liu bergegas menasehati, “Tuan Muda, Nyonya Muda bukanlah orang seperti itu, kamu jangan percaya dengan perkataan wanita ini.”

“Dia bukan orang seperti itu? Apakah kalian benar-benar mengenalnya?” Juju berkata dengan emosi tinggi, Marco melirik sekeliling, lalu berkata kepada Paman Liu, “Bawa dia ke kantor dulu.”

Seusai berkata, dia mengerakkan kursi rodanya kearah restoran.

Mungkin karena terlalu kaget dan sakit hati, kedua tangan Marco yang menggerakkan kursi roda terlihat gemetaran, melihat gerakannya yang tidak lincah seperti biasanya, satpam datang membantu Marco menaikkan kursi roda keatas tangga.

Namun Marco tidak berterima kasih, malah meneriakinya, “Ini bukan urusanmu!”

Satpam terkejut dengan teriakannya, dia benar-benar tidak berani mengurusnya.

Setelah Marco kembali ke kantor, Juju sudah berada didalam, ketika melihat Marco masuk, dia mencibir, “Pantas saja Claudius sudah jelas-jelas tahu bahwa istrimu sudah mempunyai suami namun tetap saja tidak peduli, ternyata dia sama sekali tidak menganggapmu sebagai suami.”

Marco menahan rasa amrah dalam hatinya, dia mengertakkan giginya dan bertanya, “Kamu bilang istriku menggoda suamimu? Sejak kapan?”

“Mana aku tahu itu urusan sejak kapan? Aku hanya tahu mereka berciuman di samping kali kemarin malam.”

“Apakah kamu melihatnya?”

“Iya, aku melihatnya, aku membuntuti mereka dari kantor istrimu hingga ke samping kali, aku melihatnya dengan jelas.”

Marco menarik nafas dalam-dalam, dia terpikiran dengan situasi Claudius menghentikan mobil di taman kanak-kanak, dan kejanggalan Josephine ketika pulang kerumah tadi malam.

Juju melirik kantor yang besar ini, lalu menyindir, “Tuan Marco, menurutku, wanita itu jelas-jelas tahu kamu adalah orang cacat dan mau menikahimu hanyalah karena melihat kekayaanmu, sekarang dengan susah payah dia berhasil menggoda Claudius, dan Claudius terlihat lumayan menyukainya, aku rasa tidak lama lagi dia akan bercerai denganmu, aduh...... wanita kupu-kupu malam seperti ini, aku benar-benar tidak mengerti apa yang kalian suka dari wanita seperti dia......”

“Ahh......!” Juju menjerit, dia bergegas menyingkir kesamping, dan menghindar dari asbak rokok yang terbang kearahnya.

Marco bergegas mengambil dokumen diatas mejanya dan melempar kearahnya, “Minggir sana!”

Wajah Juju berubah putih, dia bergegas bersembunyi, dan menatapinya. Meskipun dia telah melemparkan semua barang yang bisa dilemparkannya, Juju dengan cepat kembali tenang, orang cacat sepertinya juga tidak bisa melakukan apa-apa.

Dia menyindirnya, “Sepertinya hanya inilah kemampuanmu, pantas saja Nona Jessie itu tidak menganggapmu, namun aku mau mengingatkanmu, jika kamu masih tidak memikirkan cara untuk mencegatnya, cepat atau lambat dia pasti akan bercerai denganmu......!”

“Pergi sana......!” Marco menlemparkan barang terakhir yang bisa dilemparkannya.

Juju menghindar, dan berkata, “Tenang saja, aku akan pergi.”

“Tidak ada gunanya berbaik hati.” Kata dia sambil berjalan meninggalkan kantor.

Suasana seketika berubah sunyi, Marco duduk sendirian di dalam kantor yang berantakan, kedua tangannya memegang erat kursi rodanya.

Dia sudah lama sekali tidak pernah marah dan tidak terkontrol seperti ini lagi, Semenjak memiliki Josephine dan Jesslyn, dia sudah tidak pernah seperti itu lagi, namun hari ini, ketika dia mengetahui Josephine selingkuh, dan target selingkuhannya adalah Claudius, dia tidak bisa menahan dirinya sendiri.

Bahkan dia sampai tidak menyadar bahwa tangannya terluka karena ini.

Setelah melongo sejenak, teleponnya berbunyi, ini adalah nada dering khusus Josephine.

Dia menarik nafas dalam-dalam, dan menjawabnya dengan pelan, sisi lain dari telepon terdengar suara tawa Josephine, “Suamiku, apakah kamu sudah tiba di restoran?”

“Sudah, ada apa?” suaranya masih terdengar tenang.

“Tidak apa-apa, aku hanya memberi perhatian kepadamu.”

Marco terhenti sejenak lalu bertanya, “Apakah kamu harus lembur nanti sore?”

“Sepertinya tidak perlu.” Josephine berkata, “Kalaupun ada aku juga tidak ingin lembur.”

“Kalau begitu aku akan menjemputmu nanti sore.”

“Baik.”

“Kalau tidak ada hal lain, aku akan mengakhiri panggilan.”

“Sampai jumpa, suamiku.” Seusai berkata, Josephine mengakhiri panggilan teleponnya.

Biasanya di jam segini, dia juga akan menelepon Marco apakah sudah sampai di restoran ataupun tidak, setiap kali Marco akan mengobrol mesra dengannya, namun hari ini......meskipun tidak ada masalah dengan kata-katanya, namun emosinya terlihat berbeda.”

Josephine memegang teleponnya dan sedikit curiga, dia berpikir mungkin saja karena ketidak senangan Marco dengan urusan pekerjaannya.

Setelah pulang kerja siang hari, Josephine memutuskan untuk pergi ke restoran Star Edge untuk mencari Marco.

Ketika dia sampai, dia melihat Marco sedang melongo didepan makan siangnya, ketika melihat Josephine Marco terlihat sedikit kaget.

Josephine tersenyum dan berjalan kesampingnya, kedua tangannya memegang tangan Marco, “Ada apa? Ini juga bukan pertama kalinya aku datang.”

“Mengapa kamu bisa sempat kesini?” Marco meliriknya, intonasinya tetap lembut seperti biasanya.

“Aku datang untuk numpang makan.”

“Kalau begitu aku suruh koki untuk masak lagi, apa yang ingin kamu makan?”

“Kasih aku makanan gorengan saja.”

“Marco memanggil pelayan dan memesan nasi goreng untuknya.”

Ketika menunggu makanannya, Josephine melirik makanan Marco yang sudah dingin namun tidak disentuhnya sama sekali, dia bertanya dengan penuh perhatian, “Ada apa? Ketika meneleponmu tadi pagi, aku sudah merasa ada yang aneh dengan suasana hatimu, sekarang kamu juga terlihat tidak bernafsu makan, apa yang terajdi denganmu.”

Marco terdiam.

Josephine melihat wajah Marco dan ikut tegang, sepertinya dia benar-benar sedang berhadapan dengan masalah.

“Apa yang sebenarnya terjagi? Apa yang terjadi dengan pekerjaanmu?” Josephine kembali meliriknya, tatapannya melirik melewati tangannya yang dilapisi kain kasa, dia lalu berkata, “Ada apa dengan tanganmu?”

Josephine mengandeng tangannya, “Mengapa kamu hingga melukai tanganmu? apakah ini parah?”

Marco melihat wajahnya yang penuh perhatian, dia sama sekali tidak percaya bahwa Josephine selingkuh, apaah dia harus percaya dengan perkataan wanita itu tadi?

Jika dia tidak bersama dengan Claudius, mengapa orang itu bisa sampai mencari hingga kesini.

Dia menghirup nafas, dan menatapi Josephine dengan serius sambil berkata, “Jessie, baikkah jika kita tinggal di luar negeri saja?”

Josephine tercengang, “Mengapa?”

“Kamu hanya perlu menjawabnya iya atau tidak.”

Josephine menatapinya dengan bingung, sejenak kemudian berulah dia berkata, “Suamiku, boleh saja kita pulang, namun kamu harus memberiku sebuah alasan yang cocok. Apakah itu benar?”

“Kalau begitu kasih tahu aku dulu alasanmu tidak ingin pergi dari sini.”

“Karena...... aku lumayan menyukai kehidupan dalam negeri, Jesslyn juga, dan Jesslyn juga baru saja beradaptasi dengan sekolah baru.” Josephine terhenti sejenak lalu berkata, “Lagi pula kamu juga masih ada pekerjaan yang harus disibukkan, kamu tidak perlu bosan seharian dirumah bukan?”

“Selain ini?”

“Selain ini.....” Josephine merenung sejenak lalu mengelengkan kepalanya, “sepertinya tidak ada lagi.”

Melihatnya terdiam, Josephine bertanya kepadanya dengan hati-hati, “Suamiku, apakah kamu bisa memberitahuku mengapa kamu ingin keluar negeri?”

“Karena aku tidak ingin kehilanganmu.” Kata Marco tiba-tiba.

“Apa?”

“Tadi pagi aku mendengar rumor bahwa kamu lumayan dekat dengan Claudius.” Marco akhirnya terbuka dengan masalah ini, dia mengatakannya dengan hati-hati.

Awalnya dia tidak ingin langsung bertanya kepadanya, namun jika dia menyuruh orang lain untuk membuntutinya, menyelidikinya dan berhasil menemukan memang ada hal seperti ini, dia pasti akan sangatlah sedih, jika dia sudah mengetahuinya sejak sekarang, jika diungkap seperti ini sekarang, mungkin saja Josephine akan menolak untuk mengakuinya dan bergegas bertobat.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu