Istri ke-7 - Bab 63 Lagi-lagi menimbulkan masalah (2)

Di lantai 2 istana kebudayaan ada pameran sejarah, pameran lukisan, pameran foto dan lain-lain. Josephine melihat sekeliling, namun dia tidak menemukan Vincent Lee, ia pun mengeluarkan teleponnya dan menghubungi nomor yang menghubunginya tadi, tapi hanya terdengar bahwa nomor yang dihubunginya sedang sibuk.

Merasa bosan, Josephine pun berjalan menuju pameran lukisan minyak yang berada di sampingnya.

Pameran lukisan disini berubah sesuai musim, terkecuali beberapa lukisan ternama, dulu Josephine lumayan suka kesini untuk melihat-lihat karya baru yang dipajang disini.

Tidak kesini selama beberapa bulan, Josephine menemukan bahwa ada beberapa lukisan baru yang dipajang, dan yang paling membuatnya terkejut adalah di ruangan pameran kecil yang terletak di paling dalam, ada beberapa karya yang dilukis olehnya.

Ada 3 lukisan yang dipajang adalah karya Josephine, dan lukisan-lukisan ini adalah lukisan yang pernah dia berikan kepada Vincent, bahkan salah satunya adalah lukisan yang dia berikan pada Vincent sebagai hadiah ulang tahun tahun lalu. Lelaki di dalam lukisan duduk di kursi yang terletak di sudut kafe, satu tangan memegang gelas teh dan meminumnya, satunya lagi sedang membalik halaman majalah yang sedang dilihatnya, lelaki itu terlihat hening dan anggun.

Dan lelaki itu adalah Vincent Lee, lukisan itu adalah sosok Vincent ketika mereka bertemu untuk pertama kalinya.

Di suatu sore 3 tahun yang lalu, Josephine di bertemu Vincent di sebuah kafe, dan mulai menyukainya, adegan indah ini terus menerus terukir di kepalanya, juga terukir di lukisannya.

Josephine tidak tahu mengapa lukisan-lukisan ini bisa muncul disini, juga tidak tahu apakah mereka pantas dipajang disini, bagaimanapun disini adalah ruang pameran, hanya karya-karya pelukis ternama yang memiliki hak untuk dipajang disini.

"Aku ingat dulu ketika kamu membawaku kesini untuk pertama kalinya, kamu pernah berkata bahwa impianmu adalah suatu hari kamu bisa melihat karyamu dipajang disini." suara yang familiar terdengar dari belakang.

Josephine terdiam, kemudian ia meremas kedua tangannya.

"Lukisan-lukisan ini adalah lukisan yang pernah kamu berikan kepadaku, aku terus menyimpannya dengan baik, demi membantumu mencapai impianmu ini." suara Vincent terus terdengar, nada suaranya penuh dengan kasih sayang.

Josephine menutup matanya, kemudian berbalik menatapi Vincent dan berkata: "Vincent Lee, apa maksudmu? Menghidupkan kembali perasaan lama?"

"Bolehkah?" Vincent Lee menatapinya.

"Menurutmu?" Josephine tersenyum sinis.

"Kalau kesimpulan dari hubunganmu dengannya adalah perpisahan, mengapa tidak?" Vincent tidak tahu malu berkata: "Josephine, aku dan Shella hanya ada hubungan saling menguntungkan, tidak ada cinta, tapi kamu berbeda."

"Aku masih ingat ketika kalian berdua berhubungan intim di kamar mandi dulu, kalian pernah berkata dengan pasti, kalau kalian melakukan semua ini demi cinta." Josephine menahan keinginannya untuk memukulnya dengan bingkai lukisan, mengepalkan giginya dan berkata: "Sekarang tahu Shella sudah tidak berguna? Dan ingin kembali? Kamu anggap aku apa?"

Josephine menunjuk lukisan di dinding: "Kamu berpikir dengan memajang lukisanku di ruang pameran ini menggunakan koneksimu, aku akan terharu? Kamu pikir dengan begitu aku akan kembali ke sampingmu tanpa memedulikan apapun? Vincent, asal kamu tahu saja, walaupun aku dan Claudius sudah pasti berpisah, aku juga tidak akan kembali ke sisimu, aku tidak sebodoh itu!"

Josephine akhirnya mengerti, Vincent sudah tahu mengenai rencana Shella dan Fransiska, oleh karena itu dia kembali mencarinya, tapi Josephine tidak mengerti, kalaupun nanti dia dan Claudius berpisah dan dia kembali ke sisi Vincent, apa yang bisa Vincent dapatkan dari dia?

Tidak mungkin karena cinta, kan? Vincent mengerti cinta?

"Josephine, kamu seharusnya mengerti, kamu memerlukanku."

"Tuan muda Lee, anda jangan narsis." Josephine langsung menjawab: "Aku tidak memerlukanmu, oleh karena itu, tolong anda jaga jarak dariku."

Josephine menggigit bibirnya, menatapi Vincent: "Kemudian, barang yang kamu bilang mau kembalikan kepadaku adalah lukisan-lukisan ini, kan? Sekarang sudah boleh kembalikan?"

"Boleh."

"Terima kasih." Josephine pun bermaksud menurunkan lukisannya dari dinding.

Namun ketika dia hampir menyentuh lukisannya, dari belakang tiba-tiba terdengar suara yang ia kenal: "kakak ipar? Kenapa kamu ada disini?"

Josephine membeku sejenak, bulu kuduknya berdiri.

Sally Lin? Kenapa dia bisa ada disini?

Setelah melirik ke arah Vincent, Josephine pun berbalik dengan perasaan canggung, kemudian ia melihat Sally berdiri di pintu masuk ruang pameran kecil.

Sally melangkah masuk, setelah melihat lukisan-lukisan yang dipajang di dinding, dia pun melihat ke arah Vincent Lee, wajahnya menunjukkan kecurigaan.

"Nona Lin, mengapa kamu juga ada disini?"

"Aku datang untuk membeli beberapa lukisan untuk dipajang di kantor, bagaimana dengan kamu?" Sally sengaja tidak bertanya tentang mereka berdua, bibirnya membentuk senyum kecil.

"Oh, aku datang hanya untuk lihat-lihat." Josephine berjalan ke arah Sally dan menggandeng lengannya sambil tersenyum: "Kamu ingin memilih lukisan seperti apa? Aku bantu."

"Kalau begitu.......bagaimana dengan temanmu ini?" Sally tersenyum ke arah Vincent.

"Tuan muda Lee sedang menunggu tunangannya datang, kita bertemu secara kebetulan." Josephine menggandeng Sally menuju ke luar ruang pameran kecil: "Ayo, tadi aku melihat ada satu lukisan yang sangat cantik, kamu pasti suka."

"Baik, ayo kita pergi lihat."

Sebelumnya Josephine hanya menyapu sekali lukisan-lukisan di luar, sama sekali tidak ada lukisan yang terasa cantik, namun untuk mengalihkan perhatian Sally, dia pun asal menunjuk sebuah lukisan gunung dan perairan.

Sally melihat-lihat lukisan tersebut, kemudian menggeleng: "Atasanku tidak terlalu suka lukisan gunung, dia lebih tertarik dengan perempuan cantik." Kemudian Sally pun tertawa: "Aku ada melihat sebuah lukisan orang yang sangat cantik, sayang sekali perusahaan pameran ini tidak bersedia menjualnya."

"Benarkah? Aku ingin lihat."

"Baiklah." Sally mengangguk, membawa Josephine ke ruang pameran lain.

Lukisan yang disukai Sally adalah lukisan seorang gadis, warna lukisan sangat cerah, goresan cat sangat berat namun tetap anggun, gadis di lukisan itu memakai gaun putih retro, rambutnya hitam panjang, pesonanya terpotret dengan jelas di lukisan.

Josephine menatapi lukisan gadis yang cantik ini dengan hati kaget, semakin dilihat, dia semakin merasa gadis di lukisan itu terlihat familiar, seperti pernah melihatnya.

Tanpa sadar dia bertanya: "Gadis ini......siapa dia?"

"Lukisan ini adalah hasil tiruan seorang pelukis ternama, lukisan aslinya dengar-dengar disembunyikan oleh seorang milyuner. Dan gadis di lukisan itu, katanya dia adalah seorang anak pejabat beberapa ratus tahun lalu, kemudian dia dan seorang tuan muda pejabat tinggi saling mencintai, dan mereka pun menikah, tapi tanpa disangka suaminya mengkhianatinya, dan dia yang tidak bisa menerima kenyataan pun bunuh diri dengan meracuni dirinya sendiri." Sally berkata.

Josephine berpaling ke arah Sally dengan ekspresi kaget, menatapi dia: "Yang benar?"

Sally mengangkat bahunya: "Tidak ada yang tahu, di penjelasan tertulis seperti itu."

Josephine tidak begitu mengerti sejarah, namun dia semakin suka dengan lukisan ini, semakin dilihat dia merasa semakin dekat, seakan gadis ini adalah orang yang dekat dengannya.

"Bukankah sangat cantik?" Sally bertanya sambil tersenyum cerah.

Josephine mengangguk: "Sangat cantik."

"Kamu menginginkannya?"

"Bukankah kamu bilang mereka tidak bersedia menjualnya?"

"Kalau kamu begitu suka, kamu boleh minta abang sepupu membelikannya untukmu, pasti tidak jadi masalah."

"Dia? Lupakan saja." Josephine tersenyum.

Berharap Claudius membelikannya lukisan? Lebih baik tidak usah, mungkin bahkan sebelum dia minta, Claudius sudah menolaknya duluan.

"Lihat ekspresimu." Sally Lin tertawa: "Aku dengar kata Joshua, ketika abang sepupu mulai memanjakan seorang perempuan, dia juga sangat keterlaluan, terkecuali bulan di langit, asalkan kamu mau, dia pasti akan memberikannya."

Heh, kalau begitu tunggu sampai dia punya hati nurani, dan menyadari keberadaan istrinya ini baru diskusikan lagi.

"Kakak ipar, kamu terus lihat-lihat saja, aku sudah harus pergi." Sally tersenyum sambil melepaskan tangan Josephine.

"Baik, pergilah."

Setelah Sally pergi, Josephine tetap mengagumi lukisan gadis itu sejenak, ia pun menyadari satu hal, jelas-jelas lukisan ini adalah lukisan seorang gadis muda, tapi nama lukisan ini terdengar sangat tua, [Nyonya Jing].

Josephine memeras otaknya sekuat mungkin, namun dia tetap tidak bisa mengingat dimana dia pernah bertemu Nyonya Jing ini, dan mengapa dia bisa merasa gadis itu sangat familiar.

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu