Istri ke-7 - Bab 212 Kenyataan yang Mematikan (1)

Di dalam rumah, setelah nonton TV nenek tiba-tiba merasa sedikit ngantuk, dia menyandarkan kepalanya di atas kursi dan tertidur, beberapa saat kemudian dia tiba-tiba mendengar suara jeritan, dia pun langsung terbangun.

Dia menegakkan tubuhnya, merasa sedikit pusing.

Kakak He yang di sampingnya pun kaget. Dia berjalan kesana dan menepuk-nepuk punggungnya dan berkata: "Nenek kamu mimpi buruk ya? Ayo, minum air dulu."

Dia pun berbalik badan dan menuang segelar air untuknya.

Nenek mengangkat tangannya dan mendorong gelas yang disodorkannya: "Aku bermimpi Jesslyn tenggelam di dalam air, dia sedang meminta tolong padaku, oyah, Jesslyn sekarang dimana? Sudah dijemput belum?"

"Belum, dia masih bermain-main dengan nyonya di taman." Kakak He tersenyum dan berkata: "Nenek tenang saja, aku sudah menyuruh seorang pembantu menjaganya, tidak akan ada masalah."

"Tidak, Claudius sudah bilang kalau tidak boleh membiarkan Jesslyn dekat-dekat dengan Juju, kamu cepat lihat kesana, cepat..." Nenek mendesak.

Kakak He pun mengangguk: "Baik, sekarang aku kesana."

Kakak He berjalan keluar kamar. Melihat pembantu yang berjalan keluar dari dapur dengan tangan yang memegang piring buah, dia pun bertanya: "Nuri, bukannya aku menyuruhmu menjaga Jesslyn? Kenapa malah kesini?"

Nuri pun menunjuk piring buah itu dan berkata: "Nyonya menyuruhku mengambil makanan untuk Jesslyn, aku baru saja mau potong buah."

"Lalu Jesslyn dimana? Bermain-main dengan nyonya di taman?"

"Iya, mereka bermain air di pinggir kolam."

Kakak He mendengar itu pun langsung kaget dan berkata: "Gawat! Kamu cepat keluar, Jesslyn mungkin dalam bahaya!"

Nuri mendengarnya pun langsung menaruh piring buah dan berlari keluar.

Dari kejauhan, Nuri melihat Juju dan Jesslyn terapung-apung di dalam air, dia pun berlari menuju kolam dan berteriak: "Tolong... tolong...!"

Dia meloncat ke dalam air, membawa Jesslyn keluar dari air, dan memeluknya.

Juju tidak menyangka Nuri keluar begitu cepat. Dia termenung di dalam air selama beberapa saat, kemudian tersadar lagi, karena panik, dia pun memeluk tubuh Nuri dari samping, sengaja memberontak dan berteriak: "Tolong... tolong... cepat tolong aku...!"

Saat itu dia masih sengaja menarik kaki Jesslyn ke bawah air.

Walaupun Nuri pernah belajar berenang, tapi dia juga tidak bisa menahan Juju yang sengaja memberontak ini, Jesslyn yang awalnya sudah dipeluknya pun terjatuh kembali ke dalam air, Juju melihatnya ingin menarik Jesslyn kembali pun langsung memeluknya lagi dengan erat, dan berteriak: "Tolong... tolong... aku takut... cepat tolong aku..."

"Nyonya kamu jangan panik, lepaskan aku dulu..." Nuri dipeluknya dengan sangat erat, siapapun tidak dapat ditolongnya, hanya bisa menolong dirinya sendiri.

Melihat keadaan ini, satpam dan pembantu pun segera berlari kesana. Seorang satpam menarik Jesslyn keluar dan menggendongnya ke atas.

Saat ini Jesslyn sudah kehilangan kesadaran...

Kakak He melihat Jesslyn berbaring di atas lantai dan tidak bergerak sama sekali, dia pun menyuruh pembantu untuk memanggil dokter Zhang.

Dokter Zhang pun segera datang, mulai memberikan pertolongan kepada Jesslyn.

Juju juga ditarik satpam ke atas, dia pun terduduk dan bernafas terengah-engah, pandangannya tertuju pada dokter Zhang yang menolong Jesslyn. Melihat Jesslyn terus-terusan memuntahkan air.

Kalau kali ini masih tidak berhasil, dia akan benar-benar sangat emosi.

"Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba jatuh ke air?" Nenek akhirnya tiba disana dan menatap Jesslyn dan Juju yang basah kuyup.

Juju sengaja menyandarkan dirinya di atas lantai, berpura-pura kesakitan dan sesak: "Jesslyn... dia tiba-tiba jatuh ke dalam air, aku... Aku tidak bisa berenang..."

"Pantas saja aku mimpi buruk, ternyata benar jatuh ke air." Nenek pun khawatir dan menanyakan dokter Zhang: "Bagaimana keadaan anak ini? Tidak apa-apa kan?"

"Untuk sementara masih belum tahu." Dokter Zhang pun menggendong Jesslyn ke atas kakinya dan menekannya beberapa kali, hingga akhirnya terdengar suara batuk.

Orang-orang yang di sekitar pun merasa lega. Hanya Juju yang merasa kecewa!

Kali ini gagal lagi, semua ini gara-gara Nuri, dia menatap Nuri dengan kejam. Nuri yang polos sama sekali tidak menyadari tatapannya itu, dia pun berlari senang bersama yang lainnya melihat Jesslyn yang telah sadar.

"Bawa anak ini ke rumah." Kata Dokter Zhang.

"Baik." Kakak He berjalan kesana, menggendong Jesslyn dan masuk ke dalam rumah.

Dia menaruh Jesslyn ke atas ranjangnya, melepaskan bajunya yang basah dan menutupnya dengan selimut, lalu melepas kepangan rambutnya dan mengeringkannya.

Setelah selesai, dia pun membalikkan badan dan berkata kepada nenek: "Nenek, biarkan anak ini tidur, setelah bangun pasti sudah tidak apa-apa."

"Baik." Nenek mengangguk, melihat wajah Jesslyn dia merasa bingung: "Sungguh aneh, apakah aku ada ikatan batin dengan anak ini, kok aku bisa memimpikan dia tenggelam."

Dia merasa aneh, jelas-jelas hari ini dia baru pertama kali bertemu dengan anak ini, tentu belum sedekat itu hingga ada ikatan batin dengannya.

Kakak He pun tersenyum: "Mungkin nenek jarang-jarang bisa menyukai anak, makanya bisa begini, bukankah orang lain bilang, orang yang kita mimpikan adalah orang-orang yang kita pikirkan."

"Aku tidak memikirkannya kok." Nenek tetap menatap Jesslyn: "Memang benar, anak ini lucu, dan patuh, tapi dia juga bukan anak dari keluarga kami, kenapa aku bisa menyukainya?"

"Ini..." Kakak He pun tidak tahu harus berkata apa, dia tersenyum dan berkata: "Nenek jangan pikirin ini lagi deh, mungkin hanya kebetulan saja."

Nenek mengangguk.

Di depan pintu terdengar suara ketukan, pembantu berjalan masuk dan berkata: "Nenek, di luar ada seorang pria yang menyebut dari keluarga Qiao ingin menjemput anak ini."

Nenek melihat Jesslyn lalu berkata: "Bilang ke orang itu kalau anak ini sudah tidur disini, besok kita akan mengantarnya pulang."

Pembantu itu menyahut, berbalik badan dan berjalan keluar.

Kakak He tidak mengerti dan bertanya: "Kenapa nenek tidak membiarnya pulang?"

Nenek pun pasrah dan berkata: "Sekarang anak ini tidak memakai baju, dan masih dalam keadaan tidak sadarkan diri, orang itu pasti akan mengira kita telah berbuat sesuatu terhadap anak ini, lebih baik tunggu sampai besok."

"Baik, untung ada nenek yang berpikir lebih panjang." Kakak He mengangguk.

Saat ini pintu kembali diketuk, Juju yang sudah mengganti baju berjalan masuk, dia berjalan ke samping Jesslyn dan memegang tangannya, berpura-pura prihatin dan bertanya: "Bagaimana keadaan Jesslyn sekarang? Seharusnya sudah tidak apa-apa bukan?"

"Dokter bilang tidak apa-apa." Kakak He menjawab.

"Baguslah." Juju pun memasang ekspresi lega: "Tadi aku sangat terkejut."

Nenek mengingat perkataan Claudius dan mereka yang tiba-tiba jatuh ke air, dia pun menatap Juju dan bertanya: "Juju, ada apa tadi? Kenapa Nuri baru pergi sebentar saja kalian langsung jatuh ke air?"

Juju kaget, dia pikir nenek pasti mencurigainya, tapi dia sudah mempersiapkan dirinya, dia pun berkata: "Aku juga tidak tahu, awalnya aku dan Jesslyn duduk di samping kolam, tiba-tiba dia jatuh ke dalam air, aku terpaksa meloncat dan ingin menolongnya, tapi sayangnya aku tidak bisa berenang, dan air di kolam itu juga dalam..."

"Jelas-jelas kamu tidak bisa berenang, kenapa masih membawanya ke kolam yang dalam?"

"Jesslyn sendiri yang ingin pergi" Juju berpura-pura merasa bersalah: "Nenek, aku sangat tidak berguna bukan? Tidak bisa menjaga anak dengan baik."

Nenek menatapnya sejenak lalu berkata: "Lebih baik benar kamu tidak bisa menjaga anak, bukan sengaja."

"Sengaja?" Juju kaget: "Nenek, kenapa aku harus sengaja menenggelamkan Jesslyn, aku tidak ada dendam dengannya, dia juga masih anak-anak..."

"Siapa tahu, apalagi Claudius sudah memperingatiku untuk melarangmu dekat-dekat dengan Jesslyn."

"Claudius... dia akhir-akhir ini benci padaku, untung saja dia masih belum mengusirku dari rumah ini." Juju pun mengalirkan air matanya."

Melihatnya menangis sedih, nenek pun tidak melanjutkannya lagi.

------------------------

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu