Istri ke-7 - Bab 114 Anakku Dimana? (1)

Seorang suster yang melihat mereka begitu ribut lalu datang menasehati mereka: "Ini tempat istirahat ibu-ibu melahirkan, mohon kalian tenang, terima kasih."

Fransiska Ya segera menariknya dan berkata: "Suster, anak perempuanku hilang. Apakah kamu melihatnya?"

Dia baru menanyakan ke beberapa suster, kali ini juga dia tidak terlalu berharap.

Suster melihatnya dan bertanya: "Anak perempuan? Ibu hamilkah?"

"Benar, tadi dia baru melakukan suntik oksitosin, rambutnya panjang dan hitam pekat, dan lumayan cantik, benar. Seperti ini." Fransiska Ya mengeluarkan hpnya dan memperlihatkan foto Shella Bai kepadanya.

Suster itu melihatnya sekilas dan berkata: "Oh, dia, dia baru suntik oksitosin? Aku..."

"Kamu melihatnya?" Fransiska Ya tidak sabaran menanyakannya.

"Iya aku melihatnya, tadi aku lihat dia di kamar pasien nomor enam dan menangis sedih, aku tanya dia kenapa dia bilang tidak apa-apa. Terakhir aku memapahnya ke tangga itu." Suster itu menunjuk ke arah tangga.

"Dia berjalan ke arah tangga?" Fransiska Ya bertanya.

"Benar, sepertinya dia tergesa-gesa."

"Cepat pergi cari, lantai atas dan bawah!" Fransiska Ya menoleh ke Summer, Summer menangis dan pergi.

Fransiska baru saja ingin pergi mencarinya juga, tapi baru saja melangkahkan kakinya dia tiba-tiba berhenti, dan melihat kembali ke kamar pasien nomor enam.

Kamar nomor enam adalah kamar yang khusus dia pesankan untuk Shella Bai, dia berencana untuk menggendong anaknya ke kamarnya setelah melahirkan, lalu memindahkan Josephine Bai ke kamar pasien biasa.

Josephine bersandar di depan pintu Shella Bai dan menangis sedih? Yang pertama dia pikirkan adalah Shella Bai pasti mengatakan sesuatu kepadanya.

Dia melangkah kesana, mendorong pintu kamar nomor enam, lalu dia pun melihat Shella Bai dan Samantha He sedang bergosip dan tertawa senang.

Melihat Fransiska Ya, Samantha He lalu beranjak dari ranjangnya dan berdiri menyapa: "Tante."

Shella Bai menatap Fransiska Ya yang bermuka masam dan menanyakan: "Ibu, kamu kenapa?"

"Josephine si sialan itu sudah lari." Fransiska Ya menatapnya dan berkata.

"Apa?" Shella Bai duduk di ranjang.

Tadi dia memang mendengar keributan di luar, tapi karena sekarang dia tidak bisa menunjukkan dirinya, jadi dia juga tidak melihat apa yang sebenarnya terjadi, juga sama sekali tidak tahu tentang kejadian Josephine.

"Ibu. Kamu lihat kan? Sudah kubilang anak itu tidak bisa diharap!" Shella Bai tidak menunggu Fransiska Ya berbicara dia pun langsung memperburuk perkataannya: "Kali ini lebih parah lagi, dia telah mempermainkan kita, sialan, jangan biarkan aku melihatmu lagi...!"

"Cukup, kamu diam dulu!" Fransiska Ya memotong.

Shella Bai terdiam, dia tidak mengerti, Josephine lari apa hubungannya dengannya, kenapa malah memarahinya. Tapi melihat emosi Fransiska Ya yang begitu besar, dia tidak berani melawannya.

"Aku tanya kamu, tadi kamu bilang apa ke Josephine?" Fransiska Ya melototinya.

"Tidak kok, kamu tidak membiarkan aku meninggalkan tempat ini selangkahpun, mana berani aku pergi." Shella Bai ingin membuat ibunya mempercayainya, lalu menarik Samantha He: "Kalau tidak percaya tanya saja Samantha He, dia selalu bersamaku."

"Benar tante, aku dan kakak terus disini tidak kemana-mana."

"Jadi kalian berdua benar tidak mengatakan apa-apa ke dia?" Fransiska Ya terus bertanya: "Tadi ada suster yang bilang kalau Josephine bersandar di pintu kamar kalian menangis terisak-isak lalu pergi."

Mata Shella Bai dan Samantha He bertemu, di dalam hati mereka merasa tidak tenang.

Fransiska Ya melihat ketidaktenangan itu, lalu meninggikan suaranya dan berkata: "Sebenarnya ada atau tidak? Sejam yang lalu!"

"Kami..." Shella Bai menarik nafas dan berkata dengan hati-hati: "Sejam yang lalu memang aku dan Samantha sempat mendiskusikannya, tapi... dia seharusnya tidak mendengarnya, kita lihat di pintu tidak ada orang."

Perasaan Fransiska tidak enak, dia bertanya: "Kalian sebenarnya mengatakan apa?"

"Aku...Aku bilang nanti aku pasti tidak akan berbaik hati kepada anak... aku tidak tahu dia ada di luar... Ibu, kali ini aku tidak sengaja, aku hanya asal ngomong saja..."

Shella Bai tahu ibunya pasti akan memarahinya, jadi dia menyembunyikannya dengan hati-hati.

Dan ternyata benar, Fransiska Ya mendengarnya pun langsung marah besar, kalau Shella Bai bukan anak kandungnya, dia pasti sudah menamparnya.

Tapi dia anak kandungnya, dan memukulnya juga tidak bisa menyelesaikan masalah, jadi dia hanya bisa menahannya.

"Ibu, bagaimana?" Shella Bai juga ketakutan: "Kalau Josephine mendengar perkataanku, apakah dia masih mau memberikan anaknya kepadaku? Dia pasti..."

"Masih berani kamu bertanya!" Fransiska akhirnya tidak bisa menahan diri dan menamparnya, dia marah sehingga matanya merah: "Seharian aku memikirkan rencana untukmu, berjuang untukmu, tapi kamu sendiri malah seperti ini! Aku lihat kamu jangan harap ingin bisa menjadi nyonya keluarga Chen, cari dan menikah saja dengan orang yang bisa menerimamu !"

"Ibu... Maaf, aku sungguh tidak menyangka dia akan mendengar perkataan kami, aku salah, tolong bantu aku mencarinya?"

"Kalau tidak ketemu, kamu menyerah saja, aku juga bisa menyerah!" Fransiska berkata dan menarik tangannya dan berbalik badan pergi dari sana.

Fransiska Ya menarik pintu pasien dan berjalan keluar, seorang suster menyambutnya dan berkata dengan tergesa-gesa: "Nyonya Bai, kalian ini bagaimana sih? Anak kamu sudah melahirkan di lantai enam!"

"Ah...!" Fransiska Ya membuka mulutnya dan melototinya, ekspresinya tidak percaya: "Kamu bilang apa? Anakku sudah melahirkan?"

"Iya, anak laki-laki, aku sudah mencari kalian sejak tadi." ekspresi suster pasrah.

"Benar... sudah melahirkan..." Fransiska tetap masih tidak percaya.

Shella Bai dan Samantha He mendengarnya pun langsung terkejut, Shella Bai menggunakan tangannya dan mendorong lengan Samantha He, memberi isyarat kepadanya untuk keluar dan melihat apa yang terjadi.

Samantha He mendorong Fransiska Ya yang terbengong, dia tersenyum dan berkata: "Tante, kenapa masih bengong disini? Ayo kita lihat."

"Oh iya dimana, bawa aku pergi." Fransiska Ya berkata kepada suster.

Mereka mengikuti suster dan berjalan ke depan pintu kamar di lantai enam, kebetulan pintu kamar itu terbuka, seorang suster menggendong seorang bayi dan berjalan keluar, melihat sekilas keluarga yang menunggu di luar dan bertanya: "Siapa keluarga Shella Bai."

"Aku, aku ibunya." Fransiska Ya menyambutnya.

Suster membawa bayi itu ke hadapannya dan berkata: "Ini bayi laki-laki, beratnya 2,8 kilo, melahirkan secara normal, kami membawanya ke ruang perawatan, dua jam lagi kami akan menggendongnya kembali ke kamar."

"Oke, oke..." Fransiska menatap bayi yang di gendong suster dan bertanya: "Anaknya sehat kan?"

"Ini kami masih belum bisa memastikan, kami perlu memeriksanya lebih lanjut." Suster berkata.

Fransiska mengangguk, suster menggendong bayi itu dan berjalan keluar.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu