Istri ke-7 - Bab 134 Konflik (6)

Setelah menginap satu hari di ruang rawat inap intensif, akhirnya Justin di bawa ke kamar pasien biasa.

Selama perjalanan menuju ke kamar, Rose terus menggenggam tangan Justin sambil menangis, Josephine Bai berdiri di samping, seperti anak kecil yang melakukan kesalahan.

Seharian, ibunya tidak menghiraukannya, tidak berbicara kepadanya, juga tidak memakan makanan yang dibelinya, sepertinya dia adalah wanita memalukan yang baru pulang setelah menjual diri semalaman.

Saat waktu makan malam, Justin akhirnya sadar, dia melihat ibu dan kakaknya dan memanggil mereka dengan lemah.

Josephine Bai menarik ingusnya dan berjalan ke sisi ranjang menggenggam tangan kecil Justin, dan berkata kepadanya sambil tersenyum :"Justin, kamu lapar tidak? Kakak pergi belikan makanan untukmu."

Justin menggelengkan kepala, Rose malah mengambil tangan Justin dari genggaman Josephine Bai, dan menegurnya sambil menangis: "Kamu jangan menyentuh Justin."

Mendengar tegurannya, tangan Josephine Bai membeku di udara, hatinya sangat sakit.

"Ibu, jangan seperti itu." Justin melihat Rose dengan tidak senang dan mengerutkan dahi :"Kakak Ipar sudah mengatakan agar aku membuat kakak bahagia setiap hari, jika kakak bahagia, di hari pernikahannya nanti dia akan menjadi pengantin yang paling cantik di dunia. "

Justin berbicara sambil melihat Josephine: "Jadi, kakak harus bahagia."

Rose melihat Josephine Bai, lalu tidak mengatakan apa-apa lagi.

Josephine Bai kembali menggenggam tangan Justin: "Justin harus cepat sembuh, jika kamu tidak lekas sembuh kakak tidak akan bahagia, dan juga tidak dapat menjadi pengantin wanita yang paling cantik di dunia."

"Baik, aku akan cepat sembuh." Justin menganggukkan kepala mengiyakan.

"Sudahlah, biarkan Justin istirahat." Rose menepuk-nepuk tangan Justin:" Justin, kamu jangan berbicara terlalu banyak, istirahatlah dengan baik agar cepat sembuh, tahu tidak?"

"Aku tahu." Justin menganggukkan kepala dengan menurut.

Justin menutup mata dan istirahat, Rose meninggalkan ranjang pasien dan berjalan menuju teras.

Josephine Bai dapat merasakan seharian ini selain merasa marah Rose juga merasa tidak tenang, saat pagi ini dia bertemu dengan William Bai, sepertinya ada yang tidak beres dengannya.

Josephine ragu sejenak lalu dia berjalan ke samping Rose, dia ingin menghiburnya tapi tidak tahu bagaimana memulainya.

Akhirnya Rose yang duluan berbicara: "Josephine, jangan menyalahkan ibu berbicara tidak enak didengar, Fransiska Ya dan Shella Bai bukan orang yang dapat kamu hadapi, kamu hanya dapat menghindari mereka sejauh mungkin, terutama pria di keluarga mereka."

"Ibu, aku tahu." Josephine segera berkata: "Lusa saat aku menikah dengan Vincent akan pindah dari apartment River View", kelak aku tidak akan bertemu dengan Claudius Chen lagi. Semalam.... semalam benar-benar sebuah kecelakaan, aku tidak bermaksud melakukannya.

Dia ingin menjelaskan semalam dia dipaksa, tetapi tidak tahu bagaimana menjelaskannya, bagaimanapun, semakin menjelaskannya hanya akan membuatnya masalah ini menjadi semakin ribet, siapapun juga tidak akan mempercayainya.

"Kejadian semalam juga sudah terjadi." Rose berkata dengan sedih: "Semuanya salahku juga, aku membiarkan semua ini terjadi di depan mataku."

Setelah dia mengatakannya, dia menarik nafas pelan: "Pernikahan akan tetap diselenggarakan, aku rasa dengan kamu benar-benar menikah, kamu baru dapat benar-benar menjalani hidup dengan baik. Ingat, jangan kamu pikir dikarenakan Vincent Lee menyayangimu sekarang kamu dapat bertindak sesuka hati, setiap orang pasti memiliki batasan, jika suatu hari kamu benar-benar membuatnya marah, mungkin menyesal pun juga sudah terlambat."

Josephine Bai menganggukkan kepala, tetap diam dan tidak berkata apa-apa.

Rose kembali menghela nafas pelan: "Justin akan segera menjalani operasi, jangan sampai terjadi kesalahan."

Perkataan ibu ini, membuat setengah hati Josephine Bai berubah dingin.

Ibunya yang dulu selalu menyalahkan dirinya yang selalu mempedulikan persiapan pernikahan dan tidak mempedulikan Justin, hari ini malah menyuruhnya menyelesaikan pernikahan dengan baik, tapi tak disangka tujuannya demi Justin.

Justin......

Josephine Bai tertawa dengan masam, benar, demi Justin dia harus mempersiapkan pernikahannya dengan baik, dan bersama-sama dengan Vincent Lee dengan baik.

"Aku mengerti." Josephine Bai menganggukkan kepala: "Aku pasti akan menyembuhkan Justin."

******

Shella Bai duduk di depan ranjang pasien William Bai, melihat wajahnya yang risau Shella menenangkannya sambil berkata: "Ayah, kamu jangan khawatir, Tuan Muda Chen sudah setuju untuk mempertimbangkan membantu perusahaan melewati kesulitan. "

"Benar, kita sangat bersusah payah menikahkan Shella ke Keluarga Chen, bukankah demi hari ini?" Fransiska Ya ikut menimpali.

William Bai membalikan kepala dengar perlahan, melihat Shella Bai: "Tuan Muda Chen benar-benar sudah menyetujuinya?"

"Hmm."

"Tapi kekurangan dana perusahaan sangat besar, bagaimana mungkin dia bersedia."

"Jangan lupa, seluruh harta Keluarga Chen ditotalkan lebih banyak dibandingkan harta seluruh Jakarta. " Shella Bai berkata sambil tersenyum: "Terlebih dia adalah menantumu satu-satunya, jika dia tidak membantumu siapa lagi yang akan melakukannya?"

William Bai menganggukkan kepala, sedikit merasa tenang.

Awalnya dia berpikir untuk mencari Claudius Chen untuk meminta bantuan, tapi dia tahu kepribadian Claudius Chen, biasanya dia tidak akan memberikan bantuan dengan mudah. Mendengarkan perkataan Shella Bai, hatinya merasa sedikit tenang.

Mungkin dikarenakan Shella Bai membawa kabar baik, suasana hati William Bai sedikit rileks, dalam satu malam kesehatannya juga banyak membaik. Oleh karena itu setelah keluar dari rumah sakit yang pertama kali dia lakukan adalah pergi ke Perusahaan Chen.

Saat Asisten Yan memberitahu Claudius Chen William Bai meminta ingin bertemu, setelah beberapa saat Claudius Chen setelah ragu beberapa saat dia mengatakan sambil memainkan pen di tangannya: "Biarkan dia naik."

"Baik" Asisten Yan mengedipkan mata kepada sekertaris yang berada di luar, nona sekertaris langsung pergi.

Asisten Yan melihat Claudius Chen yang sedang berada di meja kerjanya, Asisten Yan tidak tahan akhirnya mengingatkannya: "Tuan Muda Chen, jangan bermain terlalu besar, hati-hati bermain hingga diri sendiri ikut terjebak didalamnya."

Claudius Chen menertawakannya: "Apakah menurutmu aku orang yang sebodoh itu?"

"Sebenarnya yang ingin aku katakan adalah, ada saatnya orang yang pintar akan menjadi korban dari kepintarannya. "

"Tidak perlu khawatir, aku tahu batas."

"Bagus kalau begitu." Asisten Yan menganggukkan kepala, berbalik dan keluar kantornya.

Asisten Yan baru berjalan keluar, William Bai yang mengenakan setelan jas yang rapi masuk mengikuti nona sekertaris.

Claudius Chen mengajaknya duduk di sofa, melihat William yang jelas-jelas kelihatan pucat dan lesu, Claudius sengaja berpura-pura berbicara dengan nada menyesal: "Bagaimana kesehatan ayah mertua? Kenapa sangat cepat sudah keluar dari rumah sakit? "

"Tidak apa-apa, hanya penyakit yang biasa diderita orang tua." William Bai berbicara sambil tertawa.

"Bagus kalau tidak apa-apa, aku masih berpikir nanti akan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk anda."

"Tuan Muda sangat perhatian." William Bai tertawa dengan canggung.

"Ayah mertua, satu keluarga tidak perlu sungkan seperti ini." Claudius Chen bersandar di sofa, sambil tertawa: "Jika ada yang ingin dikatakan, langsung katakan saja."

Jelas-jelas William Bai lebih senior, tapi melihat wajahnya yang tertawa tapi seperti tidak sedang tertawa, ekspresi wajahnya yang elegan tapi seperti tidak bersimpati, membuat Wiliam Bai menjadi gugup.

Setelah beberapa saat, dia berbicara dengan ragu: "Seharusnya Tuan Muda Chen sudah mendengarkannya? Belakangan ini terjadi masalah dengan bisnis Keluarga Bai....."

"Hmm, sudah mendengarnya, selama lima tahun berturut-turut lari dari pajak dan telah diperiksa oleh direktorat jendral pajak, hal ini berdampak negatif bagi perusahaan, saham perusahaan anjlok, dan juga mengakibatkan pembatalan kerja sama dengan beberapa klien yang akan bekerja sama ataupun yang sedang bekerja sama, proyek yang sedang dikembangkan juga akan berkemungkinan diberhentikan secara total." saat Claudius Chen mengatakan semua ini nada suaranya tenang.

"Semua itu akibat perbuatan Perusahaan Paper Clips, pasti dia! " William Bai berkata dengan sangat marah.

"Oh?"

"Sekarang semua klien perusahaanku telah direbut olehnya, orang ini pasti sudah merancanakannya sejak awal, pertama melaporkan aku ke direktorat jendarl pajak, lalu membuat citra negatif terhadap perusahaanku, yang terkahir merebut klienku, dan sekarang ingin membeli perusahaanku."

"Ayah mertua pintar juga."

"Mungkin orang lain tidak akan mengerti trik ini, tapi sebagai orang yang terlibat aku sangat mengerti."

"Aku percaya" Claudius tersenyum: "Aku percaya dengan kebijaksanaan dan berbagai aspek kemampuan anda dalam melakukan sesuatu. "

William Bai tertawa karena merasa sedikit canggung mendengar pujiannya, tidak menunggunya bicara, Claudius Chen kembali berbicara: "Terlebih dalam mendidik anak, ayah mertua mendidik kedua putri anda menjadi lebih pintar dan pengertian dari pada wanita manapun, sangat pintar. "

"Uh..." William Bai kaget dan langsung tertawa: "Tuan Muda Chen terlalu memuji."

"Tapi kedua putrimu itu......" Claudius Chen menggelengkan kepala: "Aku tidak suka."

"Apa maksudnya?"

"Maksudnya aku sudah bosan dengan kedua putri ayah mertua, tapi aku Claudius Chen memiliki sebuah prinsip, terhadap wanita yang sudah bosan kupermainkan biasanya aku tidak akan membiarkannya hidup di dunia ini." Claudius Chen menyalakan rokok dengan tenang, lalu mengeluarkan sebuah botol kecil dan mendorongnya kehadapan William Bai yang sedang kaget, berkata: "Jika Direktur Bai dapat membawa pulang botol ini dan membagikan obat dalam botol ini satu orang satu untuk kedua kakak beradik itu, aku akan menggunakan waktu paling singkat memberikan Perusahaan Bai dan Perusahaan Paper Clips kepadamu. "

William Bai melihat botol obat di meja, lalu melihat Claudius Bai yang sedang tertawa dihadapannya, berbicara dengan gagap:" Tuan Muda Chen.....kamu... apa yang anda maksud?"

Claudius Chen menghisap rokok dengan pelan, dengan perlahan mengatakan: "Tadi aku sudah mengatakannya dengan jelas, aku yakin Direktur Bai juga sudah mendengarnya dengan jelas."

"Kamu sedang bercanda kan?" William Bai sangat terkejut, tanpa sadar bertanya lagi.

Claudius Chen tidak menghiraukannya lagi, seperti sedang memberikannya waktu agar dia memahaminya sendiri.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu