Istri ke-7 - Bab 191 Pertemuan yang Kebetulan (6)

Nenek menghela napas, lalu mengambil makanan ringan di piring kecil dan menggigitnya, kemudian berkata, "Dengan watak Claudius itu... Aku tidak paham, aku bahkan tak mengerti mengapa ia menyukai Josephine si penipu itu, aku lebih tak tahu lagi bagian mananya yang menarik."

"Mungkin ini yang disebut cinta itu buta," kata Juju sambil tertawa pasrah.

"Perasaan itu akan timbul perlahan-lahan, ia awalnya juga tidak menyukai Josephine, kemudian lama kelamaan ia menyukainya," kata nenek, "Kau harus bersabar dan menunggunya, seperti Josephine menunggu Claudius tak bisa melupakannya begitu."

"Nenek, aku mengerti, aku akan menunggunya, tak peduli berapa lama," ucap Juju sambil mengangkat cangkir teh dan meminumnya pelan-pelan, seteguk demi seteguk, dalam hati ia sedang ragu bagaimana ia harus mengucapkan kalimat selanjutnya pada nenek. Setelah beberapa saat, ia meletakkan cangkir di meja, lalu memandang nenek dan bertanya dengan hati-hati, "Nenek, apakah kau ingin cucu?"

Nenek yang sedang minum teh itu mengangkat kepala melihatnya, Juju pun segera berkata, "Aku sedang berpikir, sebaiknya melahirkan selagi aku dan Claudius masih muda, nanti kalau sudah berumur akan sulit untuk punya anak."

Ia selalu merasa aneh, mengapa walau ia sudah 2 tahun menikahi Claudius nenek tidak pernah menanyainya masalah hamil dan melahiran, juga tak mempedulikan apakah sudah hamil atau belum. Bukankah saat nenek-nenek keluarga kaya diam menganggur di rumah seharian, mereka akan selalu mengharapkan dirinya punya cucu?

Nenek meletakkan cangkirnya pelan-pelan, setelah ragu untuk beberapa saat ia berkata, "Kau seharusnya juga tahu, Josephine pernah melahirkan seorang anak, anak itu cacat. Saat anak itu mati, pengaruhnya sangat mengejutkan bagi semuanya, terutama bagi Claudius, jadi..." Ujarnya lalu menggeleng, dengan wajah sedih ia berkata, "Lupakan saja, tunggu sampai ia baikan."

Juju dengan wajah cemas berkata, "Dulu mungkin hanya kebetulan saja, tak ada hubungannya dengan penyakit Claudius."

"Tidak, dokter bilang, ada hubungan langsung dengan penyakitnya, saat Josephine hamil dulu Claudius pun sudah tidak setuju Josephine melahirkannya, Josephine sendiri yang mati-matian mau melahirkannya, hasilnya yang lahir adalah janin yang cacat."

"Kalau begitu... Harus menunggu berapa tahun lagi?" Tanya Juju sambil tersenyum untuk mengambil hati nenek, "Nenek, aku suka anak kecil, jadi..."

"Tunggu sampai penyakit Claudius sembuh total, yaitu sampai ia tak kambuh lagi," jawab nenek, "Lihat saja Claudius sudah sangat jarang kambuh, tunggulah dengan sabar, saat ia sudah sembuh total tak perlu kau tanyakan, aku pun akan mendesaknya untuk cepat memberiku cucu."

Setelah berkata demikian nenek juga tersenyum, ia tersenyum sambil menunduk dan minum teh.

Karena nenek berkata demikian, ia juga tak bisa apa-apa, terpaksa ia menyerah atas keinginannya memanfaatkan nenek untuk mencapai harapannya.

Kalau nenek ingin punya cucu, dan bisa mendesak Claudius, mendesaknya untuk cepat mempunyai anak, dengan begitu, Claudius tidak akan tidak menyentuhnya lagi.

Setelah menemani nenek beberapa saat di taman, Juju kembali ke kamar.

Melihat punggung Juju yang menjauh itu, nenek baru tersenyum dingin. "Wanita ini, mau merayuku, caramu masih terlalu lemah."

Pengurus He tersenyum dan membantunya menuang teh sambil berkata, "Nyonya besar, saya rasa penyakit tuan muda sudah sangat membaik, itu berkat nyonya muda yang baru ini, mungkin setelah 3 tahun nanti penyakit tuan muda sembuh total, kita bisa tak perlu mempedulikan perihal Nyonya Jing itu lagi."

"Semoga demikian," desah nenek.

Pengurus He berkata, "Karena itu mengapa Anda tidak memberinya kesempatan? Benar yang ia katakan, kalau mereka sudah berumur, akan sulit untuk melahirkan anak."

"Tetapi bagaimana kalau perihal Nyonya Jing itu masih belum berlalu?" Tanya nenek.

"Em... Itu..." Kata Pengurus He lalu mengegleng, "Memang sulit dipastikan."

"Makanya, sudah 2 tahun berlalu, tak ada salahnya menunggu 1 tahun lagi, tunggu sampai hal ini berlalu baru putuskan untuk memberinya kesempatan mempunyai anak atau tidak."

"Hm, benar kata nyonya besar, toh 1 tahun juga tidak lama."

Nenek terdiam sejenak, lalu tertawa dingin lagi, "Dengan latar belakangya itu, pendidikannya itu, kurasa ia bahkan tak sebanding dengan Josephine, aku masih tak ingin membiarkannya hamil."

"Siapa suruh ia menjadi kekasih yang ditakdirkan untuk tuan muda?" Ucap Pengurus He sambil tertawa menenangkan nenek, "Nyonya besar, besarkanlah hati Anda, abaikan kekurangannya itu."

Juju yang berada di teras lantai 2 itu mendengar percakapan mereka, ia pun menggigit bibirnya erat-erat.

Ia tak memahami apa itu Nyonya Jing, namun kalimat terakhir nenek itu membuatnya sangat tidak senang, katanya ia tak sebanding dengan Josephine? Hal ini ia benar-benar tidak setuju. Yang menyedihkan... Walaupun ia tak bisa menerimanya lalu bagaimana? Apa yang ia bisa lakukan pada nenek?

Ia dengan marah hendak kembali ke kamar, ia dikagetkan oleh Sally yang entah sejak kapan berada di belakangnya.

Ia tertegun, ia menepuk dada dan berkata, "Sally, kau mengagetkanku."

"Lihat nyalimu ini, besar juga," ujar Sally tertawa dan bergerak ke depannya, ia memandang ke arah taman di luar, lalu berkata menenangkan, "Kata-kata nenek tak perlu kau masukkan dalam hati, ia memang begitu, sangat sulit menerima seseorang."

Ternyata ia mendengarnya, Juju dengan pasrah menghela napas dan berkata, "Aku tahu, hanya saja 2 tahun telah berlalu, ia tetap tak menyukaiku, bahkan merasa aku tak pantas mengandung anak keluarga Chen, hal ini sangat menyakiti harga diriku."

"Tahanlah, awalnya Josephine juga tidak nyaman berada di rumah ini, bahkan dibandingkan kamu, ia lebih tak dilihat oleh nenek."

"Tidak, ia tidak sama denganku, ia mendapatkan cinta Claudius."

"Iya juga..." Desah Sally, "Kalau disayang oleh Claudius, meskipun nenek setiap hari memukul dan memakinya, kulihat ia masih sangat bahagia, jadi, langkah kedua untuk mengambil hati nenek, kau harus merebut hati Claudius."

Juju mengangguk, ia tahu itu, namun hati Claudius sudah sangat dingin, bak disimpan di dalam jurang es, ia tak bisa menghangatkannya, juga tak bisa mengubahnya!

Ia tertawa masam, lalu sorot matanya perlahan berubah menjadi sorot mata kagum, ia memandang Sally dan berkata, "Sally, aku sungguh kagum padamu, tak peduli sudah berapa tahun berlalu, tak peduli kau berubah bagaimanapun, perasaan Joshua kepadamu tak pernah berubah. Terkadang aku berpikir, misalkan kau meninggalkannya selama 6 tahun, mungkinkah Joshua juga akan berubah seperti Claudius, dan mencintai wanita lain?"

"Itu... Sulit dikatakan," kata Sally sambil tertawa, "Toh sampai sekarang, Joshua tidak tampak akan berubah, hanya saja aku tak tahu ke depannya bagaimana."

"Tidak akan, tidak semua pria tidak berperasaan seperti Claudius kan," ucap Juju sambil menghampiri dan mendorong kursi rodanya, "Yuk, kita harus turun dan makan."

"Sepertinya masalahmu dengan Claudius begitu besar ya."

Juju tertawa pasrah, memangnya kenapa kalau masalahnya besar, Claudius tidak akan mempedulikan perasaannya!

Mereka turun bersama ke lantai 1, kebetulan Claudius baru masuk.

Juju dengan gembira memanggilnya, "Claudius, kenapa hari ini kau pulang begitu awal?"

Claudius memandang Juju yang tersenyum lebar itu, cahaya dari luar pintu menyinari wajahnya. Ia tiba-tiba teringat pada lukisan itu, teringat pada anak bernama Jesslyn.

Ia bisa-bisanya mengira Juju menyembunyikan fakta bahwa ia melahirkan anak di luar negeri, kelihatannya ia benar-benar salah paham, Juju di hadapannya ini dilihat bagaimanapun tidak terlihat seperti wanita yang pernah melahirkan anak!

Mungkin karena merasa bersalah, wajah Claudius tidak sedingin biasanya, ia menjawab, "Hari ini urusan di perusahaan hanya sedikit."

"Kakak, kelihatannya hati kalian terhubung," ujar Sally tertawa, "Barusan kakak ipar curhat kepadaku kalau kakak kurang memperhatikannya loh, bahkan bertanya padaku kalau aku pergi selama 6 tahun, apakah Joshua akan sama seperti kakak begini, mencintai wanita lain, kurasa... Hal ini seharusnya ditanyakan pada Joshua."

"Saly..." Panggil Juju pelan sambil mendorong bahu Sally.

Claudius menatap Juju, namun tak berkata-kata.

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu