Istri ke-7 - Bab 274 Pindah Rumah (2)

Dengan mudah Melisa masuk ke kediaman Keluarga Qiao, dan juga masuk ke Perusahaan Qiao.

Keesokan harinya, setelah membawanya ke perusahaan, Henry Qiao menyerahkannya kepada Asisten Lin lalu berkata: ”Carikan posisi untuk Nona Melisa, setelah itu datang ke kantorku sebentar.”

“Tuan Muda Qiao, posisi apa yang harus aku berikan kepada Nona Melisa?” tanya Asisten Lin.

“Terserah.” Henry Qiao masuk ke kantornya tanpa melihat kebelakang.

Asisten Lin melihat Melisa lalu memaksakan tertawa dengan sedikit canggung: ”Nona Melisa, anda berharap.....”

“Yang penting bisa lebih dekat dengan Henry Qiao.” Melisa memotong perkataannya.

“Kalau begitu..... bagaimana dengan posisi sekertaris?”

“Hmm, kebetulan aku memikirkan hal yang sama, terima kasih.” kata Melisa penuh rasa berterima kasih.

Setelah mengatur pekerjaan untuk Melisa, Asisten Lin pergi ke kantor Henry Qiao.

Asisten Lin mengira Henry Qiao menyuruhnya datang untuk melaporkan pekerjaan Mellisa kepadanya, saat masuk Asisten Lin langsung berkata: ”Tuan Muda Qiao, aku sudah mengatur Nona Melisa di divisi sekertaris.”

“Baik.” tubuh Henry Qiao bersandar di sandaran kursi, lalu melihatnya sambil bertanya: ”Apakah dalam beberapa tahun ini ada kabar mengenai Fanny?”

“Nona Fanny?” Asisten Lin terlihat kaget: ”Tuan Muda Qiao, apakah anda masih.... ingin berhubungan dengannya?”

“Apakah tidak boleh?” Henry Qiao mengangkat alisnya.

“Bukan, maksudku bukan seperti itu.” Asisten Lin berpikir sebentar: ”Aku pernah mendengar beberapa sekertaris di divisi sekertaris pernah membahas, mereka mengatakan sepertinya dia sudah menikah.”

“Menikah dengan siapa?”

Asisten Lin menggeleng, lalu memaksakan tersenyum sambil berkata dengan tidak enak hati: ”Pertanyaan ini...seharusnya Tuan Muda Qiao tanyakan kepada sekertaris yang bernama Linda, dia yang paling suka bergosip.”

Henry Qiao tidak pergi mencari Linda, tapi setelah diam beberapa saat Henry melihatnya sambil berkata: ”Kamu bantu aku selidiki keadaannya sekarang, dan sekalian bantu aku membuat janji dengannya di kantorku.”

“Baik.” meskipun Asisten Lin tidak mengerti apa yang dipikirkan Henry Qiao, tapi dia tetap mengangguk dan berjalan keluar.

-----

“Ibu, kenapa aku harus memakai masker saat keluar, aku tidak suka.”

Sambil memakaikan masker Susi menghiburnya dengan penuh kasih sayang: ”Karena diluar banyak debu, jika dihirup dan masuk ke dalam perut akan menumbuhkan cacing di dalam perutmu, lalu akan membuat perutmu sakit.”

“Kenapa anak-anak yang lain tidak perlu takut dengan cacing?”

“Hmm....karena anak-anak lain lebih kuat dibandingkan Ethan, jadi mereka tidak takut.“ Susi berkata sambil membelai kepadanya: ”Menurutah, saat diluar kamu tidak boleh melepas maskermu, apakah kamu mengerti?”

“Aku mengerti.”

Susi tidak dapat menjelaskan kenapa dirinya menyuruh Ethan memakai masker, bagaimana pun Ethan masih sangat kecil menjelaskan hal ini kepadanya juga tidak ada gunanya. Jika dirinya memberitahu Ethan karena dia takut Henry Qiao melihatnya, apakah Ethan bisa mengerti? Pasti tidak!

Setelah membawa Ethan ke kelas playgroup, Susi membalikkan badan dan berjalan menuju kantor kepala sekolah di lantai dua untuk mengajukan pengunduran diri, masih belum sampai dirinya sudah di hentikan oleh Freddy Lian yang muncul dari ruangan tangga. Dirinya dibuat kaget dan langsung berkata dengan tidak senang:”Apa yang sedang kamu lakukan? Menakutiku saja!”

“Apa yang sedang aku lakukan? Aku yang ingin bertanya kepadamu mengenai apa yang sedang kamu lakukan, kenapa tiba-tiba kamu mau mengudurkan diri? Kenapa kamu tidak memberitahuku kamu akan mengundurkan diri?” Freddy Lian bertanya dengan sedikit marah.

Susi memutar bola matanya dengan sedikit tidak berdaya, tak di sangka ketahuan olehnya.

“Kenapa? Katakan!” desak Freddy.

“Tidak kenapa-kenapa, hanya tiba-tiba aku tidak ingin bekerja lagi.”

“Kalau begitu bagaimana denganku?”

“Bagaimana denganmu? Ya Kamu tetap bekerja disini, apakah kamu ingin aku membiayaimu?” Susi tidak dapat berkata-kata lalu menatapnya lurus: ”Sudah berkali -kali aku katakan kepadamu, Ethan saja sudah cukup bagiku, aku tidak ingin membesarkan satu anak kecil lagi.”

“Kamu mengataiku anak kecil?”

“Kamu lebih muda delapan tahun dariku, menurutmu?” Susi mendorong dadanya: ”Sudah sudah, cepat kejar para gadis muda yang cantik itu, jangan mengangguku.”

“Susi!” Freddy mengejarnya, sambil mengancamnya: ”Aku peringatkan kepadamu, jika kamu berani mengundurkan diri, aku akan terus mengikutimu, kemana pun kamu pergi aku akan ikut....”

Suara ‘Bam’ terdengar, Susi menutup pintu di depan Freddy.

-----

Mendengar Asisten Lin mengatakan Henry Qiao masih ingin melanjutkan hubungan mereka yang dulu, Fanny merasa sangat kaget dan senang, tapi setelah merasa senang sejenak dirinya merasa sedikit curiga.

Bagaimanapun dirinya pernah melakukan hal itu kepada Susi, bagaimana mungkin Henry Qiao bisa memaafkannya?

Tapi jika dipikirkan lagi, dia sangat mengerti dengan sifat Susi, seharusnya Susi tidak akan pergi menemui Henry Qiao di penjara, apalagi memberitahukan kebenaran kepadanya. Fanny berpikir pasti dikarenakan Henry Qiao telah kehilangan Susi, Henry langsung menyadari dirinya lah yang paling baik dan setia terhadapnya.

Di dalam lift, dia masih khawatir dan bertanya lagi kepada Asisten Lin: ”Apakah Tuan Muda Qiao benar-benar berkata dia ingin..... itu... melanjutkan hubungan denganku?”

Asisten Lin melihatnya sebentar lalu mengangguk: ”Tuan Muda Qiao berkata seperti itu.”

Mendengarnya berkata seperti itu, Fanny akhirnya sedikit merasa tenang.

Saat lift berhenti di lantai paling atas, dia pergi ke kantor Henry Qiao ditemani Asisten Lin, saat ini Henry Qiao sedang duduk di meja kerjanya sambil melihat informasi mengenai Fanny dan suaminya yang dikirimkan oleh Asisten Lin di laptopnya.

Melihat Fanny masuk, dia berdiri, lalu sudut bibirnya terangkat dan memberikan seyuman yang menggoda kepadanya: ”Nona Fanny, lama tidak berjumpa, kamu masih seksi ya.”

Senyuman itu yang dulu menarik Fanny memiliki masa depan yang cerah jatuh dari jalannya menjadi bintang, dan akhirnya kehilangan segalanya. Hari ini saat mereka bertemu lagi, Fanny masih tidak memiliki daya tahan dan kembali terpesona dengan senyuman itu.

Setelah diam beberapa saat, Fanny berjalan menghampirinya dengan tatapan menggoda, kemudian kedua tangannya mengelayuti leher Henry lalu memberikan senyuman yang mempesona: ”Kenapa kamu memanggilku seperti orang asing, saya akan merasa tidak terbiasa.”

“Ini adalah semacam sentimen, apakah kamu mengerti?” jari Henry Qiao menekan bibirnya lalu meniupi wajahnya.

“Tuan Muda Qiao sangat jahat.”

Asisten Lin tidak sanggup melihat lagi lalu berjalan keluar dari kantornya, saat dia membuka pintu, dirinya di buat kaget oleh Melisa yang sedang berdiri di depan pintu.

Melisa mundur selangkah kebelakang, sambil mengenggam dokumen di tangannya: ”Maaf, aku...aku bukan sengaja mengintip.”

“Tidak apa-apa, lain kali ingat mengetuk pintu.” setelah mengatakannya Asisten Lin langsung pergi.

Setelah Asisten Lin pergi, Melisa kembali melihat ke dalam sebentar lalu ikut pergi dengannya.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu