Istri ke-7 - Bab 65 Asal cemburu(2)

Dengan kecepatan Sekertaris Yan dalam melakukan pekerjaannya, tidak mungkin selama ini masih belum muncul, apakah Chelsea Shen yang membantu? Josephine Bai sambil mencurigai sambil berjalan menuju ke lift.

Saat akan memasuki lift, kebetulan sekali bertemu dengan Sekertaris Yan yang membawa baju keluar dari dalam lift.

Rambut yang tertata dengan rapi, tubuhnya mengenakan setelan formal, dandanan yang bagus......Josephine Bai menghirup nafas yang dalam, dia barulah wanita yang sesungguhnya!

Melihat Josephine Bai, wajah Sekertaris Yan yang serius memperlihatkan sedikit senyuman:” Nona muda, tuan muda Chen berkata memerlukan baju, lalu nona Chelsea Shen mengatakan tidak perlu, aku tidak enak hati menelepon dan mengganggu tuan muda Chen, jadi lebih baik mengantarkan baju kemari, untuk berjaga-jaga jika memerlukannya.”

Dia memberikan kantongan di tangannya kepada Josephine Bai.

Josephine Bai menerima kantongan itu, tersenyum berkata:” Tuan muda Chen sudah tidur, benar, tidak baik menggangunya, serahkan saja bajunya kepadaku.”

Tak disangka Chelsea Shen ternyata membantunya, hanya dia yang dapat menghubungi Sekertaris Yan.

“Kalau begitu aku tidak akan masuk lagi.” Sekertaris Yan dengan sopan menganggukkan kepala, berbalik menekan tombol lift turun kebawah.

Josephine Bai membuka kantongan itu, satu setelan jas dan kemeja merek italy yang baru, kelihatannya Claudius Chen benar-benar ada urusan yang harus dilakukan sore ini. Hanya saja dia tidak tahu apakah karena masalah perusahaan atau karena masalahnya dan Vincent Lee? Jika karena masalahnya dan Vincent Lee, maka dia tidak boleh membiarkannya meninggalkan rumah sakit.

“Itu, Sekertaris Yan.” Josphine Bai mengejar Sekertaris Yan sebelum dia masuk kedalam lift bertanya:” Siapa yang harus ditemui Claudius Chen sore ini?”

Sekertaris Yan melihatnya, ragu sebentar lalu dengan tenang menjawab:” Penanggung jawab Departemen Kebudayaan kota C.”

Sebenarnya dia tidak boleh memberitahukan sedikitpun jadwal atasannya kepada siapapun, dia memberitahukan hal ini kepada Josephine Bai, sedikit banyak dengan maksud menyalahkannya.

Bahkan Sekertaris Yan menyalahkannya membuat masalah, Josephine Bai merasa malu tersenyum kecut.

Setelah mengulur waktu di area lif sebentar, dia membalikkan badan berjalan menuju kamar pasien Claudius Chen, saat melewati kantor dokter, dia kebetulan bertemu dengan Sally Lin yang baru keluar dari ruang operasi.

Sally Lin tersenyum sambil berkata:” Bagaimana keadaan kakak sepupu? Tidak apa-apa kan?”

“Lumayan baik.” Josephine Bai melihatnya, dalam otaknya tiba-tiba teringat pertanyaan yang sudah lama dipendamnya berkata: ”Sally Lin, apakah kamu ada waktu? Aku ingin berbicara denganmu.”

Sally Lin mendengar dia berbicara seperti itu, wajahnya sedikit terkejut, lalu menganggukkan kepala: "Kebetulan operasi sudah selesai, ada waktu, ayo, ikut denganku."

Sally Lin tersenyum kepadanya, berbalik berjalan menuju taman atap yang berada di ujung koridor.

Josephine Bai tidak tahu bahwa di rumah sakit Siloan ada taman sebesar ini, menyaksikan bunga-bunga dan rerumputan disekitarnya, disini sangat indah, tapi dia tidak dalam suasana hati menikmati pemandangan, tapi bertanya tanpa basa-basi: "Sally Lin, dikarenakan kamu adalah seorang dokter, seharusnya kamu mengerti keadaan penyakit tuan muda kan? Apa penyakitnya sebenarnya?"

Dia tidak bersedia mempercayai kutukan, tidak percaya!

Tapi saat itu Claudius Chen tiba-tiba tidak dapat menahan diri melukai orang lain, tiba-tiba muntah darah sebenarnya kenapa?

Senyuman di wajah Sally Lin memudar digantikan dengan rasa kasihan dan ketidak berdayaan, berkata: ” Sebenarnya secara jujur, dokter tidak bisa memastikan penyakit kakak sepupu, tidak hanya rumah sakit Siloan yang tidak bisa, rumah sakit di luar negeri juga tidak bisa.

"Kenapa bisa seperti ini........"

“Semua orang juga ingin tahu kenapa bisa seperti ini.” Sally Lin tersenyum kecut, memusatkan pandangan kepada Josephine Bai lalu balik bertanya: “Apakah kamu mempercayai rumor? Percaya soal kutukan di kehidupan lampau? Jika kamu percaya, maka kamu hanya perlu sama seperti kami mempercayainya.

Bagaimana denganmu? Apakah kamu juga percaya?" Sebagai seorang dokter, dan juga wanita muda zaman sekarang, Sally Lin seharusnya percaya dengan ilmu kedokteran, dan tidak mempercayai takhayul.

"Aku.... percaya" Sally Lin ragu sejenak, lalu menjawab: "Sering sekali, masalah sudah ada disana, tidak bisa aku tidak mempercayainya.

"Maksudmu adalah, kamu juga mempercayai perkataan jodoh yang ditakdirkan?" Kamu percaya jika tuan muda Chen dapat menemukan jodoh yang ditakdirkan untuknya dia dapat melewati usia 30 tahun?"

"Aku percaya."

"Ternyata kamu juga percaya?" Hati Josephine Bai menciut, bahkan Sally Lin sebagai seorang dokter juga percaya, dia masih memiliki alasan apa tidak mempercayainya?

Apakah harus mengembalikan Claudius Chen kepada Shella Bai, barulah dia memiliki kesempatan untuk hidup? perasaan sakit di hatinya perlahan muncul.

Saat kembali dari taman atap ke kamar pasien, Josephine Bai menemukan Claudius Chen sudah tertidur bersandar di sandaran tempat tidur.

Dia meletakkan baju yang diantar Sekertaris Yan di dalam lemari, dengan perlahan- lahan berjalan mendekatinya, menutupinya dengan selimut, lalu mengambil remot dari tangannya dan meletakkannya di meja dekat tempat tidur.

Semalam badannya tidak sehat, hari ini bangun pagi-pagi sekali pergi mengurusi masalah berita, sekarang dia pasti sangat kelelahan? Jadi tertidur sambil bersandar di tempat tidur.

Agar dia tidur dengan nyenyak, Josephine Bai mengecilkan volume suara HP nya, lalu menarik gorden dan mengurangi cahaya didalam kamar, lalu kembali duduk di sisi ranjang, memperhatikan wajah yang tidur dengan tenang.

Hanya pada saat dia tertidur, Josephine Bai baru berani sesuka-hati melihatnya dan juga setelah melihatnya tidak mampu melepaskan pandangannya.

Setelah melihatnya cukup lama, kelopak mata Josephine Bai juga mulai naik turun, lalu kepalanya tiarap dan tertidur di ranjang.

Malam juga hampir tiba, Josephine Bai masih belum bangun, sebaliknya Claudius Chen perlahan terbangun. Dia membuka kedua matanya, melihat sekelilingnya, lalu menurunkan pandangannya, pancaran sinar terahir yang menyinari Josephine Bai yang tertidur terlungkup disisi ranjang.

Josephine Bai dihadapannya, kepalanya tertidur diatas tangannya tidur dengan nyenyak.

Wajahnya yang biasa-biasa saja, tapi memiliki ciri khas, terutama kedua matanya, pintar dan manis.

Setiap kali bertatapan dengan kedua matanya, Isi kepala Claudius Chen selalu penuh dengan wajah wanita itu, ini juga adalah persamaan Josephine Bai dan wanita itu yang paling mirip.

Telapak tangan Claudius Chen yang seperti giok terangkat perlahan, tak terkendali menyentuh wajahnya, matanya........

Merasa terganggu, Josephine Bai mengeluarkan suara seperti kucing kucing, dengan tidak sabar menggunakan tangannnya mengusir gangguan di wajahnya. Tapi saat jari tangannya bersentuhan dengan jari Claudius Chen, mengikuti narulinya membalas menangkap tangan itu dalam genggamannya, dengan suara rendah berkata: "Justin, jangan bercanda lagi......"

Dalam ingatannya, selain justin yang akan mengganggunya saat tidur, tidak ada orang lain yang akan melakukan hal membosankan ini.

Claudius Chen membalikkan wajah, ingin menarik kembali tangannya tapi malah di genggam semakin erat olehnya.

"Jika kamu melakukan ini lagi aku tidak akan mempedulikanmu lagi." Josephine Bai merasa terganggu dan berbicara, duduk dengan tegak.

Saat dia melihat didepannya adalah Claudius Chen dan bukan Justin, dia terkejut hampir terjatuh dari kursi, tapi dia berhasil menenangkan diri dengan cepat, menggunakan tangannya menyentuh sudut bibirnya.

Untung saja, tidak ngiler.

"Itu.... maaf, aku tidak sengaja ketiduran." dia merasa tidak enak hati memaksakan senyuman dan menjelaskan.

Tadinya Claudius Chen ingin bertanya siapa Justin, akhirnya tidak menanyakannya, tapi melihat tangannya yang sudah lama dipegang Josephine Bai dengan acuh berkata: "Apakah sudah bisa melepaskanku?"

Josephine Bai mengikuti arah pandangannya melihat kebawah, baru menyadari sebelah tangannya sedang menggenggam telapak tangannya yang besar, Josephine Bai segera melepaskannya.

Setelah melepaskannya baru meyadari, kalau begitu siapa yang menganggunya? apakah dia? dia sedang menyentuh wajahnya?

"Tadi kamu melakukan apa?" Josephine Bai samabil menyentuh wajahnya sambil menanyakan kecurigaannya.

Merasakan kecurigaan dimatanya, Claudius Chen sedikit tidak nyaman menyimpan tangannya dibalik delimut: ”Tidak melakukan apa-apa, kamu tidur seperti orang mati, bagaimanapun memanggilmu tidak bangun, aku ingin memcubitimu hingga bangun."

"Bagaimana mungkin! Josephine Bai tidak percaya sama sekali, dia tidak tidur seperti orang mati"

Claudius Chen menghindari matanya, mengalihkan pembicaraan: "Dimana bajuku? Sudah diantar atau belum?"

"Baju....." Josephine Bai berhenti sebentar, menggelengkan kepala: "Masih belum, aku dengar terjadi kecelakaan di dekat jalan yang menghubungkan perusahaan Chen, macet sekali, mungkin Sekertaris Yan terjebak macet dijalan."

Claudius Chen sama sekali tidak mempercayai ucapannya, mengambil HP di meja dekat ranjangnya ingin menelepon.

Setelah matanya melihat layar HP menyadari ada 10 panggilan tak terjawab, masing- masing merupakan panggilan telepon dari orang penting. Dia meletakkan HP, dengan tatapan tidak senang melihat Josephine Bai: "Siapa yang mengizinkanmu menyentuh HPku?"

"Aku......." Josephine mendengar pertanyaannya kehilangan kata-kata, melihat wajahnya yang penuh amarah, lebih baik berkata dangan hati- hati: "Maaf, aku hanya melihat sangat tidak mudah kamu bisa tidur, tidak ingin ada yang mengganggumu."

"Suka ikut campur!" Claudius Chen memotong perkataannya, bertepatan teleponnya berhasil disambungkan, terdengar suara Sekertaris Yan: "Tuan muda Chen, rapat dengan Direktur He aku sudah menggantikan anda menghadirinya, sikap Direktur He sangat positif, dia menyetujui tidak akan ada gosip mengenai keluarga Chen di media, dan juga....."

"Kenapa bajuku masih belum sampai." Claudius Chen dengan dingin memotong perkataaannya: "Sekertaris Yan, jika kamu tidak bisa melakukan hal semudah ini, aku rasa kamu perlu mempertimbangkan untuk mengundurkan diri."

Saat itu Sekertaris Yan terlihat bingung, segera menjawab: "Tuan muda Chen, 15 menit setelah aku menerima telepon anda, aku sudah menyerahkan baju itu kepada nona muda. "

Mata dingin Claudius Chen melihat ke Josephine Bai.

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu