Istri ke-7 - Bab 116 Kurung Dia (1)

"Nenek, kamu pergi kemana?" Claudius menatapnya dan bertanya.

"Aku ingin jalan-jalan."

"Nenek, aku tidak mengerti kenapa kamu mau merahasiakannya dariku?" Claudius tidak senang dan berkata: "Anak itu anakku, aku punya hak untuk tahu kalau dia sudah lahir."

"Siapa yang memberitahumu?" Nenek tua marah.

"Apakah ini penting?"

"Penting!"

"Oke. Tadi saat aku baru sampai di kantor. Aku mendengar gosip bahwa nona sudah melahirkan, melahirkan seorang anak yang sama denganku yang penyakitan ini." Claudius marah.

"Claudius." Hati nenek tua hancur, lalu mengalirkan air mata: "Inilah alasan kenapa aku tidak ingin kamu tahu, aku rela kamu mengira anak ini tidak lahir dan sudah gugur, aku juga tidak ingin kamu tahu kalau dia juga penyakitan dan tidak bisa bertahan hidup. Aku sudah beritahu mereka untuk merahasiakannya. Kenapa kamu tahu begitu cepat?"

"Nenek, bagaimana mungkin kamu bisa merahasiakan ini kepadaku?" Claudius berkata: "Lagi pula, aku juga sudah tahu anak ini tidak sehat? Dan sudah mempersiapkan batinku?"

Perkataan nenek tua sekarang menjelaskan bahwa ini semua adalah benar.

Anaknya sudah lahir, dan tidak sehat.

Walaupun dia sudah tahu kalau anak itu penyakitan, tapi dia tidak seperti Josephine Bai. Menantikan keajaiban dari Tuhan, dan memberinya seorang anak yang sehat.

Dia sudah tertular oleh Josephine, dan memutuskan untuk bertaruh, bertaruh kalau anaknya tidak akan separah itu. Tapi sekarang dia tidak bisa memungkiri bahwa dia dan Josephine telah kalah, anaknya tidak sehat, Tuhan tidak memberikan keajaiban kepada mereka.

Mungkin hal ini tidak sepantasnya menjadi taruhan mereka, mungkin dia harus lebih bersikap keras di awal, dan memaksa Josephine untuk melakukan aborsi.

"Claudius, tolong papah aku ke dalam." Nenek menghela nafasnya.

Claudius memapah nenek dan membawanya masuk.

Setelah duduk di sofa, Claudius duduk di hadapannya, nenek tua melambaikan tangannya kepada Chelsea Shen: "Chelsea, kamu pergi ke sekolah dulu, aku ingin bicara dengan kakakmu."

"Oke, kalian jangan terlalu bersedih." Chelsea melihat mereka berdua lalu pergi dari ruang tamu itu.

Selama tiga menit, mereka berdua tidak berkata apapun. Siapapun tidak memulai, terlihat jelas saat ini mereka berdua tidak tahu harus bagaimana memulainya.

Hasil seperti ini sudah terbayangkan sebelumnya, tapi tiba-tiba terjadi di depan mata siapapun akan kebingungan.

Akhirnya nenek mulai bertanya: "Claudius, apa rencanamu?"

Claudius terdiam lagi, lalu menarik nafas dan berkata: "Bagaimana lagi, Saat itu aku menyetujuinya untuk melahirkan anak ini."

"Maksudku, apa rencanamu untuk mereka berdua, ibu dan anak."

Claudius mengangkat kepalanya. Menatap nenek tua dan berkata: "Maksud nenek...?"

"Maksudku, kalau memang anak itu tidak bisa bertahan hidup, dirawat di rumah ini pun kita tidak akan tenang setiap harinya, suruh Shella Bai bawa ke rumah ibunya dan rawat dia disana." Nenek tua menggelengkan kepalanya: "Claudius, aku sudah tua, aku tidak bisa melihat anak itu menderita."

"Nenek." Claudius berkata: "Saat itu dokter juga sudah bilang kalau aku tidak akan hidup lama bukan, jadi... Kita jangan terlalu pesimis."

Nenek tua menggeleng: "Kali ini beda, kali ini dia terkena penyakit jantung bawaan, penyakit ini sejak dulu tidak pernah tersembuhkan, hari ini aku sudah menanyakan kepala rumah sakit, dia juga bilang anak yang terkena penyakit ini tidak akan hidup."

Claudius terdiam.

Nenek tua melanjutkan: "Claudius, apakah kamu akan menjemput mereka pulang ke rumah?"

Claudius melihatnya, ragu dan menggeleng: "Kalau nenek tidak ingin melihat mereka, tentu saja aku tidak bisa membawa mereka pulang."

Nenek kaget, tidak menyangka Claudius akan turut dengannya, ini jelas-jelas bukan sifatnya.

Dia mengira dalam masalah ini, mereka akan bertengkar. Lalu dia pun berkata: "Kalau kamu berpikiran begitu, aku juga tidak perlu khawatir."

Dia pikir Claudius menyetujuinya, pasti karena sudah tidak punya perasaan terhadap nona Bai, saat itu mereka bahkan sudah berjanji, kalau anaknya sudah lahir, kalau Claudius masih menginginkannya, dia pasti akan menjemputnya.

Empat bulan sudah berlalu, perasaannya terhadap nona Bai pun sudah pudar, ini hal yang baik!

*****

Josephine terbangun, ini adalah pagi keesokannya, dengan perlahan dia membuka matanya, melihat sekitar kamar sudah berbeda dengan yang sebelumnya.

Ini seperti bukan rumah sakit, tidak ada warna putih, dan tidak ada bau obat.

Dia terduduk di ranjang, melihat kesekitar, ini adalah kamar yang minimalis, selain ada sebuah ranjang dan meja tidak ada yang lain lagi.

Kamar ini tidak luar, ranjang itu juga hanya satu meter lebarnya, sebenarnya ini tempat apa? Dia tidak pernah melihatnya!

Hari kedua setelah melahirkan, badannya masih tidak nyaman, tapi dia tidak mempedulikannya dan berjalan ke arah jendela.

Ini adalah jendela yang sangat kecil, di luar ada beberapa pohon yang bergerak, melihat kebawah ada sebuah taman bunga yang gersang.

Bisa terlihat ini adalah lantai tiga, dan seperti sebuah rumah yang tidak ada orangnya, kepala Josephine berdengung, dia lalu menyadari bahwa dirinya telah dikurung oleh Fransiska Ya.

Dikurung...

Kata ini muncul di kepalanya berkali-kali, membuat tubuhnya gemetaran.

Dia harus bagaimana? Keberadaan anaknya masih tidak jelas, kalau dia terkurung, siapa yang akan mencari anaknya yang hilang?

Dia terdiam di depan jendela, lalu kembali ke atas ranjang dan mulai mencari hp, tapi di dalam kamar selain hanya ada sabun dan odol, tidak ada barang yang lain lagi.

Tidak ada hp, tandanya dia putus hubungan dengan luar, bagaimana ini? Dia harus bagaimana?

Dia menarik gagang pintu dengan kuat, tapi pintu itu tidak bergerak sama sekali, dia panik dan menangis, memukul pintu itu dan berteriak: "Lepaskan aku! Ada orang diluar! Keluarkan aku...!"

Lalu seberapa kencang pun dia berteriak, tidak ada respon sama sekali di luar, tidak ada yang membukakan pintu untuknya.

Tidak tahu sudah berapa lama dia berteriak, memukul pintu, hingga suaranya serak dan telapak tangannya merah, dia baru berhenti dan terduduk lemas di atas lantai.

*****

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu