Istri ke-7 - Bab 166 Terluka (3)

Tidak tahu kapan suara piano di kamar seberang berhenti, saat ini Juju Zhu juga berbetulan keluar dari kamar. Melihat Josephine memakai baju jalan-jalan dan menyandang tas, Juju bertanya kepadanya: ”Josephine, kamu tidak pergi berkumpul dan makan di Kediaman Keluarga Chen bersama Claudius?

Josephine Bai melihatnya sambil tersenyum: ”Tidak.”

“Ada apa? Sudah berlalu sangat lama, apakah Nenek Tua Chen masih tidak bersedia memaafkanmu?” setelah Juju Zhu mengatakannya, dia melihat raut wajah Josephine Bai berubah, segera berkata: ”Maaf, aku juga mendengarnya dari orang lain, apakah ini bukan hal yang patut aku tanyakan kepadamu?”

“Kamu mendengarnya dari Maria kan?” tatapan Josephine melewati pundak Juju dan melihat kearah Maria yang berada di belakangnya.

Belakangan ini mereka telah menjadi teman yang akrab, mereka bahkan dapat bermain bersama didalam kamar.

Saat Maria melihat tatapan mata Josephine Bai, langsung menunduk karena merasa bersalah.

Josephine Bai mengangkat sudut bibirnya dan menyeringai kepadanya: ”Jika kamu berada di kediaman Keluarga Chen, sejak awal kamu pasti sudah di pecat ribuan kali, jangan menggunakan toleransiku terhadapmu dan membalasnya dengan melukaiku, jangan kamu pikir aku tidak tahu apa yang diam-diam kamu lakukan dibelakangku, aku tidak membongkarmu karena merasa tidak perlu melakukannya, bukan karena tidak berani melakukannya.”

Setelah mengatakannya, dia kembali melihat wajah Juju Zhu: ”Nona Zhu, hari ini Claudius Chen tidak ada disini, kamu juga tidak perlu berpura-pura lagi, sangat melelahkan.”

HPnya berdering, oleh karena itu dia mengeluarkan HPnya dari dalam tas dan mengangkatnya: ”Susi, apakah kamu sudah sampai, aku akan segera keluar.”

“Kamu tidak perlu keluar lagi, kami yang masuk kedalam saja.”

“Untuk apa kamu masuk?”

“Kenapa aku tidak boleh masuk? Aku tidak boleh datang untuk melihat wanita jalang itu.”

“Apa yang ingin kamu lakukan?” tatapan mata Josephine Bai berbuah menjadi takut, dia berpikir wanita ini pasti ingin melakukan sesuatu lagi. Intinya adalah dia tidak sanggup mengimbangi pemikiran dan perbuatan Susi!

“Apa yang dapat aku lakukan di tempat Claudius Chen?” Susi berkata dengan tidak sabar: ”Cepat suruh satpam membukakan pintu untukku, dan satu hal lagi, beritahu kepada wanita jalang itu, katakan kepadanya teman lamanya sudah datang.”

Josephine Bai menutup teleponnya, membalikkan kepala dan memerintahkan Maria: ”Suruh satpam membukakan pintu, ada temanku yang datang.”

Maria yang baru mendapatkan pelajaran segera menunduk dan berlari menuju intercom untuk menyuruh membukakan pintu.

Josephine Bai kembali melihat Juju Zhu yang berdiam ditempat, bertanya kepadanya sambil tertawa: ” Teman lama mu datang, apakah kamu ingin turun untuk berbincang-bincang?”

“Tidak, aku tidak terlalu akrab dengannya.” Juju Zhu tersenyum dengan sopan: ”Dan juga tiga hari lagi adalah pesta perayaan ulang tahun perusahaan, aku masih harus latihan.”

Kepribadiannya memang seperti ini, tidak peduli Josephine Bai menyindirnya, meragukannya, dia dapat menganggapnya seperti tidak terjadi apa-apa, dia akan tetap mempertahankan seyuman yang manis. Jadi setiap kali dapat membuat Josephine Bai seperti sedang melakukan hal yang tidak ada artinya, lalu membuatnya kesal dan pergi.

“Kalau begitu kamu berlatihlah dengan baik, dan menjadi terkenal di perusahaan.” setelah Josephine mengatakannya, dia berbalik dan berjalan kebawah.

Saat Josephine sampai di lantai satu, Susi dan Angie Yao sudah berjalan masuk ke ruang tamu, melihatnya turun sendirian, Susi bertanya: ”Dimana teman lamaku? Kenapa tidak datang menyambutku?”

“Tiga hari lagi dia akan mempersembahkan pertunjukkan di pesta perayaan ulang tahun perusahaan, sekarang dia sedang berlatih.” tadi Josephine hanya sepintas mengatakannya kepada Juju Zhu, sebenarnya dia tidak berharap Juju Zhu turun, bagaimana pun dia tidak tahu apa yang ingin Susi lakukan.

Susi adalah orang yang ditindas oleh pelakor, kebenciannya terhadap pelakor melebihi kebenciannya terhadap orang yang membunuh ayahnya, jika dia kehilangan kendali maka akan gawat.

“Mempersembahkan pertunjukkan? Dia ingin mempersembahkan pertunjukan di pesta perayaan ulang tahun perusahaan?” Anggie Yao memutar bola matanya: ”Apakah dia takut tidak ada yang tahu kalau dia adalah cinta pertama Claudius Chen? Dia ini ingin mempersembahkan pertunjukan kepada Claudius Chen atau kepada para karyawan? Menjadi pelakor dengan sangat sombong seperti dirinya juga sudah sangat cukup!”

“Claudius Chen tidak akan menghadiri pesta perayaan itu, anggap dia sedang melakukan hal yang sia-sia.” Josephine Bai melihat Maria yang sedang menuangkan teh hijau untuk mereka, dan berkata kepadanya: ”Maria, kamu kerjakan hal lain, disini biar aku saja.”

“Baik, Nona Muda.” Maria menunduk dan pergi.

Setelah Maria pergi, Angie Yao langsung bertanya:”Kenapa aku merasa cara yang digunakan wanita jalang itu sangat rendah sehingga membuat orang tidak tahan melihatnya?”

“Kalau begitu cara apa yang hebat?” Josephine Bai tidak mengerti:” Apakah langsung mengambil posisi dan mencabik-cabikku?

“Mempersembahkan pertunjukkan, aku sungguh merasa itu sangat kekanak-kanakan, benarkan?” Anggie Yao melihat Susi.

“Mungkin dia ingin Claudius Chen melihat sisinya yang paling cantik, bagaimanapun Josephine Bai kita ini bahkan menyanyi pun nadanya lari, apalagi bermain piano.” kata Susi.

“Apakah bisa jangan mengataiku seperti itu?” Josephine Bai merasa tidak senang, meskipun semalam dia juga berpikir seperti itu, tapi.

Mata Susi yang indah berbinar, tiba-tiba mengatakan: ”Bagaimana jika terjadi kesalahan saat pertunjukkan?”

“Mempermalukan diri di hadapan orang banyak.” Angie Yao menimpali

Josephine Bai melihat mereka dengan tidak senang: ”Kalian jangan kekanak-kanakan seperti itu.”

“Sayangku, kami sedang membantumu mempertahankan posisimu.”

“Tidak perlu, jika dibantu masalah ini hanya akan menjadi semakin kacau, dan lagi, Claudius Chen juga tidak berencana menghadirinya.” Josephine Bai melihat keatas, memberikan tanda agar menyuruh mereka diam, dan berbisik:”Apakah kita bisa tidak terang-terangan seperti ini? Mengatai hal buruk tentang orang lain di hadapannya langsung.”

Dengan kepribadian Nona Zhu, bisa jadi saat ini dia sedang bersembunyi di sudut ruangan dan menguping.

Mereka bertiga ngobrol sebentar di ruang tamu di lantai satu, Susi berkata:” Dikarenakan wanita jalang tidak berani turun untuk bermain, kalau begitu kita keluar saja untuk bersenang-senang, sambil makan siang diluar.”

“Bagus juga, aku juga merasa diluar lebih baik dari pada disini.” Josephine Bai ingin segera pergi, dan bangkit dari sofa.

Dia baru selesai mengatakannya, Juju Zhu langsung keluar dari tangga di lantai dua, tersenyum sambil berjalan turun: ”Ada apa? Baru datang sudah ingin pergi?”

Tiga orang yang berada dibawah mengangkat kepala dan melihatnya, Josephine Bai tidak menyangka dia akan turun di saat ini, jelas-jelas tadi dia mengatakan tidak ingin turun.

Sebaliknya Susi yang langsung tersenyum saat melihatnya: ”Juju, katanya kamu sedang latihan jadi aku tidak berani mengganggumu, kami sedang bersiap-siap untuk pergi.”

“Tadi aku memang sedang berlatih di dalam kamar, tapi setelah memikirkan sangat tidak mudah teman lamaku dapat datang kemari, jika aku bersembunyi di dalam kamar sepertinya sangat tidak sopan.” saat Juju berbicara dia sudah berada di hadapan mereka bertiga.

“Memang sangat tidak sopan, dan akan membuat orang mengira kamu sedang merasa bersalah.” Susi berkata sambil tertawa.

“Merasa bersalah? Aku merasa bersalah karena apa?”

“Bukankah menjadi pelakor mudah membuat orang merasa bersalah? Dan juga takut bertemu orang.”

Josephine Bai segera menarik ujung baju Susi untuk mengingatkannya, dia tidak ingin Susi dan Juju Zhu bertengkar di hadapan orang banyak.

Tapi Josephine telalu tidak memahami Juju Zhu, dia bukan orang yang bertengkar secara langsung dengan orang lain.

Juju Zhu tidak marah dan malah tersenyum: ”Susi, kelihatannya kamu salah paham juga sama seperti Josephine, sebenarnya sejak awal hubunganku dan Claudius sudah berlalu, sekarang kami hanyanya teman biasa, aku hanya tinggal disini untuk sementara.”

Dia berjalan menuju meja yang di samping, dan berkata kepada mereka: ”Semuanya duduk dulu, kita masih belum berbincang-bincang.”

“Tidak perlu, kami akan pergi keluar.” perkataan Josephine Bai masih menggantung di mulutnya, Susi langsung memotongnya: ”Duduk sebentar boleh juga, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan teman lamaku ini, jadi kita harus berbincang-bincang dengan baik.”

Setelah mengatakannya dia menarik Josephine kembali duduk di sofa.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu