Istri ke-7 - Bab 172 Telepon dari luar negeri (2)

Saat Josephine Bai membawa batu obsidian itu ke hadapan nenek, kedua mata nenek bersinar, dia menjulurkan tangan dan membelai batu itu, lalu mengangkat kepala dan melihat Josephine: "Kamu dapat dari mana? Apakah sudah mendoakannya?"

Josephine Bai mengangguk: "Sudah, Bhikkhu juga mengatakan batu ini sangat efektif."

Nenek Tua Chen menganggukkan kepala, lalu kembali melihatnya: "Hadiah sudah di terima, tapi aku mengerti maksudmu, dan sekalian mengingatkan satu hal kepadamu, jangan mengira membeli ini itu menggunakan uang Claudius untukku, aku akan merasa terharu, dan akan membiarkamu berada di sisi Claudius."

Jospehine Bai tertawa dengan sedikit canggung: "Nenek, aku hanya mendengar anda menginginkan batu obsidian pengusir roh jahat ini, jadi aku mencarikannya untuk anda, aku tidak memiliki maksud lain."

"Tidak memiliki maksud lain?" Nenek Tua Chen menyeringai: "Kelihatannya kamu sangat munafik, jelas-jelas kamu melakukannya untuk membuatku senang, agar dirimu dapat tinggal di kediaman Keluarga Chen dalam waktu lama dan menjadi Nona Muda, pemikiranmu itu takutnya hanya Claudius Chen yang tidak dapat melihatnya."

"Nenek....."

"Sudahlah, kamu juga tidak perlu menjelaskannya panjang lebar lagi." Nenek Tua Chen memotong perkatannya: "Aku hanya tidak berharap kamu menghabiskan terlalu banyak usaha dalam hal ini, dan saat kamu menyadari semua ini tidak berguna dan merasa menyesal kamu akan berbalik menyalahkanku berhati batu."

Josephine Bai tidak mengatakan apa-apa lagi.

Nenek Tua Chen kembali berkata: "Barang apapun yang kamu inginkan milik Keluarga Chen bisa di diskusikan, hanya Claudius yang tidak bisa diberikan kepadamu, ini sudah mutlak, dan bahkan ini adalah kenyataan yang tidak dapat Claudius Chen rubah, semoga kamu dapat mengerti."

Josephine Bai menganggukkan kepala: "Aku mengerti."

Josephine Bai berdiri dari atas sofa dan sedang bersiap pergi keatas, tapi saat berbalik dia melihat Claudius Chen yang sedang berjalan menuruni tangga. Josephine Bai melihat Nenek Tua Chen lalu melihat Claudius Chen, saat itu dia tidak tahu lebih baik dia pergi atau tetap tinnggal.

Claudius Chen langsung berjalan menghampiri Josephine Bai dan berdiri di sampingnya, telapak tangannya yang besar mengenggam telapak tangan Josephine yang kecil, lalu dengan serius berkata kepada Nenek Tua Chen: "Nenek, yang kamu katakan benar, Shella Bai berulang kali memintaku membelikan benda tidak berguna ini untuknya demi menyenangkanmu, dan agar kamu merasa senang. Tapi apakah salah dia melakukan hal ini? Sebagai cucu menantumu, dia terus berusaha mengakrabkan hubunganmu dangannya, menjaga keharmonisan keluarga, apakah ini tidak patut dipuji?"

"Omong kosong, dia melakukan semua ini demi dirinya sendiri! Agar dia dapat mengamankan posisinya!" sejak awal Nenek Tua Chen meyakini hal ini. Semua orang tahu betapa keras kepalanya dia, dan sama sekali tidak ada orang yang dapat menasehatinya.

Jadi Josephine Bai hanya dapat diam-diam menarik ujung baju Claudius Chen, dengan pelan berkata: "Claudius, jangan bertengkar dengan nenek, ayo kita naik ke atas."

Setelah melihatnya, tangan Claudius Chen yang sedang mengandeng tangan Josephine mengelus pundaknya lalu merangkulnya dengan erat: "Nenek, apakah menurutmu posisinya sekarang terlihat tidak stabil? Sudah berapa kali aku katakan, aku tidak akan bercerai dengannya, dia juga tidak perlu menyenangkan orang lain untuk melindungi posisinya."

"Kamu...." Nenek Tua Chen marah.

"Sudahlah, kalian jangan bertengkar lagi, aku yang salah, aku...."

"Sudah tahu kamu yang salah, kamu masih tidak segera pergi?" Nenek Tua Chen tidak bisa menang bertengkar melawan Claudius Chen, oleh karena itu dia melotot kepada Josephine Bai: "Aku rasa kamu datang bukan untuk menyenangkanku, tapi sengaja datang untuk menunjukkan kekuasaanmu kan?"

Nenek Tua Chen mengangkat tangan dan membuang batu obsidian dari atas meja, batu yang sangat besar itu hampir menimpa kaki Josephine Bai, untung Claudius Chen menariknya kebelakang dengan tepat waktu.

Josephine Bai berteriak pelan, ketakutan hingga wajahnya menjadi pucat.

Dahi Claudius Chen langsung mengerut, jika Nenek Tua Chen bukan senior, dan belum setua itu, mungkin dia akan langsung membawa Josephine Bai pergi, dan tidak akan mempedulikan hidup dan matinya. Tapi saat ini dia hanya dapat menggeretakkan gigi dan menahannya, dia membungkuk dan mengambil batu obsidian dari lantai dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata kepada Nenek Tua Chen: "Nenek, ini adalah maksud baik Shella Bai, biarpun kamu tidak menghargainya, kamu bisa membuangnya diam-diam, jangan melemparnya di kaki orang."

"Tidak apa-apa, batu itu tidak mengenai kakiku." Josephine Bai berkata sambil menggerakkan tangannya.

Nenek Tua Chen melihat mereka berdua, hatinya sedikit merasa bersalah.

Claudius Chen melihatnya sambil bertanya: "Nenek, jika kamu merasa kami berdua mengganggu penglihatanmu, aku akan pindah, sampai saatnya kamu jangan menyalahkanku tidak mempedulikan kamu yang sudah tua. "

"Anak sialan, tak disangka kamu masih berpikiran ingin pergi!" Nenek membanting gelas teh yang dia pegang di atas meja.

"Aku tidak ingin, tapi kamu tidak boleh terus bertindak tidak masuk akal seperti ini dan membuat semua orang tidak senang."

"Kamu sedang mengancamku?"

"Tidak, aku sedang meminta tolong kepadamu."

Josephine Bai menarik-narik baju Claudius Chen: "Claudius, ayo kita kembali ke kamar."

Claudius Chen melihatnya, lalu menariknya berjalan menuju pintu.

Melihat mereka berjalan menuju pintu, Nenek Tua Chen langsung bertanya: "Kalian mau pergi kemana?"

"Kami akan pulang setelah amarahmu reda." Claudius Chen membalikkan kepala dan berkata kepada nenek.

Josephine Bai di tarik Claudius Chen kedalam mobil, Josephine melihat Claudius Chen yang sedang memakaikan sabuk pengaman mereka berdua dengan sedikit khawatir: "Kemana kamu akan membawaku? Kita tidak mungkin benaran akan menunggu emosi nenek reda baru pulang ke rumah kan ?"

Nenek Tua Chen sekarang berpikiran ingin menikahkan Claudius Chen dengan jodoh yang ditakdirkan untuknya, bagaimana mungkin amarahnya dapat reda semudah itu?

Claudius Chen diam beberapa saat, lalu memiringkan badannya dan merangkul pundak Josephine lalu melihatnya:" Apakah kamu tahu kenapa kali ini aku membawamu tinggal di kediaman Keluarga Chen dan bukan tinggal di apartemen?"

"Kenapa? Bukankah agar aku menjadi Nona Muda Chen yang sesungguhnya?"

"Ini adalah sebagian kecil alasannya." Claudius Chen menggelengkan kepala, identitasnya asli atau bukan, tidak perlu ditunjukan dengan tinggal di kediaman Keluarga Chen atau tidak, asalkan dia adalah istri Claudius Chen, tinggal dimana pun sama saja.

"Karena saat sebelum aku pulang ke kediaman Keluarga Chen, nenek pernah mengatakan satu hal kepadaku, nenek menggatakan sekarang dia orang yang bisa mati kapan saja, setiap kali aku bertemu dengannya mungkin adalah pertemuan yang terakhir kalinya. Sedangkan aku adalah satu-satunya keluarganya, dan juga seseorang yang dia besarkan dengan susah payah, apakah kamu dapat mengerti perasaanku setelah mendengarkan hal ini? "

Tatapan mata Claudius pelahan menjadi sedih, terlihat menderita dan tidak berdaya.

Josephine Bai segera menganggukkan kepala, lalu dia mengangkat tangan dan menggengam wajah Claudius yang tampan sambil berkata: "Aku mengerti, aku juga tahu semua yang nenek lakukan adalah demi kebaikanmu, jadi kamu tidak perlu khawatir, tidak peduli apapun yang nenek lakukan terhadapku, katakan padaku aku tidak akan memasukkannya ke dalam hati, aku akan menemanimu tinggal disini, tidak peduli dia memukuliku atau memarahiku matipun aku tidak akan pergi."

"Benarkah?"

"Iya, kamu jangan melihat terkadang aku sangat brutal dan sangat tidak masuk akal, semua itu aku lakukan untuk melawan saingan cinta, tapi aku tidak pernah tidak hormat sedikitpun terhadap orang yang lebih tua. "

Claudius Chen tertawa: "Kebrutalanmu bukan hanya untuk melawan saingan cinta, tapi juga untuk melawan suamimu."

"Menyebalkan, saat ini kamu masih bisa bercanda." Josephine Bai menahan ingusnya. Perkataan Claudius tadi sedikit membuatnya terharu, dia hampir saja menangis.

Josephine mengingat nenek dari ibunya, jelas-jelas pada sehari sebelumnya nenek meneleponnya dan mengatakan akan datang ke Surabaya untuk menemaninya melewati liburan musim panas, tak disangka setelah Josephine bangun tidur neneknya sudah meninggal, selamanya Josephine tidak dapat bertemu lagi dengannya.

Claudius tertawa dan menciumi dahinya, lalu melepaskannya: "Ayo pergi."

"Kemana?"

"Kejutan."

Josephine Bai semakin merasa penasaran: "Kejutan apa? Apakah kamu akan memberikan hadiah untukku?"

"Kejutan kecil untuk menghilangkan suasana hatimu yang buruk." Claudius Chen menyalakan mobil, dengan perlahan mengendarai mobil menuju pintu gerbang Kediaman Keluarga Chen.

Mobil berjalan menuju bandara, lalu berhenti di parkiran bandara internasional, Josephine berdiri di samping pintu mobil dan melihat sekeliling, dia langsung mengerti. Tapi dia masih berpura-pura bertanya dengan nada suara tidak mengerti: "Untuk apa kamu membawaku kemari?"

"Kamu benaran tidak bisa menebaknya? Berpura-pura!" Claudius Chen mengangkat tangannya dan mencubiti ujung hidung Jospehine.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu