Istri ke-7 - Bab 115 Drama (3)

Kakak He berkata: "Oyah, nenek bilang, jangan sampai dia tahu kalau anaknya sudah lahir dan mengidap penyakit jantung bawaan."

Fransiska merasa curiga, menatapnya dan berkata: "Kakak He, tidak memberitahu bahwa anaknya sakit itu kami bisa mengerti, tapi tidak memberitahunya kalau anaknya lahir, ini..."

"Bilang kalau anaknya keguguran." Kakak He berkata.

Shella Bai yang sedang meminum sup, mendengar ini pun lalu memuntahkan kembali sup ayam itu ke dalam mangkok, lalu batuk-batuk.

Pandangan kakak He beralih kepadanya dan bertanya: "Nona kamu baik-baik saja kan."

"Shella, Kamu tidak apa-apa kan." Fransiska cemas dan berjalan kesana menepuk punggungnya.

Shella Bai mengalirkan air matanya dan menggelengkan kepalanya: "Aku tidak apa-apa."

Kakak He menatapnya, lalu bertanya: "Apakah kamu punya pendapat lain?"

Shella Bai lalu menggelengkan kepala lagi: "Aku tidak punya pendapat lain, begini juga oke, tuan muda tidak akan sedih."

"Benar, nenek juga berpikiran seperti ini."

"Jadi... anak ini bagaimana? Tidak mungkin disembunyikan terus kan?" Fransiska menahan ketidakpuasannya.

"Maksud nenek untuk sementara anak ini kalian yang rawat dulu, kalian tenang saja, semua biaya akan ditanggung keluarga Chen, termasuk biaya pengobatan bayi ini."

"Nenek sungguh bijaksana." Fransiska mempertahankan senyum di wajahnya: “Tapi anak ini juga darah daging keluarga Bai, merawatnya tentu sudah sepantasnya, lagian biaya ini kami masih bisa mengeluarkannya, hal ini, nenek tidak usah khawatir."

"Baiklah aku tenang kalau Ibu mertua juga berpikiran begitu." Kakak He tersenyum.

Shella Bai meminum habis sup itu, lalu meletakkan mangkoknya di atas meja: "Aku ingin istirahat, kalian keluarlah."

"Kalau begitu, aku pulang dulu, lalu mengatakan hal ini kepada nenek." Kakak He menyimpan kembali termos itu, dan berkata: "Besok pagi aku akan mengantar sarapan kesini, nona kamu istirahatlah yang baik."

"Baik." Shella Bai menjawab.

Setelah mengantar kakak He, Shella Bai lalu terduduk di ranjang dan marah: "Ibu, kenapa kamu menyetujui permintaannya itu? Masa menyuruh kita menutupi kenyataan ini dari Claudius? Sungguh keterlaluan!"

Fransiska menatapnya: "Kalau tadi aku tidak ada, kamu bagaimana? Langsung menolaknya?"

"Kalau tidak bagaimana?"

"Makanya aku bilang kamu itu tidak berpikir panjang." Fransiska menggelengkan kepalanya: "Sudah berapa kali kubilang, jangan gegabah, kita harus berhati-hati dan memikirkan resikonya. Kalau kamu langsung membantah, bukankah nenek akan semakin marah. Kamu boleh menuruti mereka dulu, baru kita pikirkan caranya lagi nanti."

Fransiska tersenyum dingin: "Nenek tua sungguh keterlaluan, dia ingin kamu menjaga anak ini di rumah kita, jelas-jelas ini berarti dia ingin menendangmu keluar dari keluarga Chen, kalau anak ini mati, kamu juga tidak punya alasan untuk kembali lagi ke keluarga Chen."

"Kalau memang begitu, apa yang kita lakukan sia-sia jadinya?" Shella Bai mumet, dia tidak tahu harus bagaimana.

Tapi Fransiska terlihat tenang, lalu berkata: "Dia tidak ingin kita memberitahu Claudius, kita bisa membuat Claudius tahu dengan sendirinya bukan, Kalau nanti Claudius yang bersikeras ingin menjemputmu dan anak ini pulang ke rumah keluarga Chen, ini tidak ada urusannya lagi dengan kita."

"Ide bagus." Shella Bai senang.

"Tentu saja, ini sama dengan bertaruh, kita bertaruh untuk kesungguhan hati Claudius, kita lihat apakah dia benar-benar tidak menginginkan kamu dan anaknya."

"Kalau tidak mau?" Shella Bai takut.

Fransiska melihatnya: "Ini hanya bisa menyalahkan nasibmu tidak bagus."

"Ibu..."

"Tidak ada gunanya memanggilku, siapa suruh semua orang di keluarga Chen, dari majikan hingga pembantunya semuanya tidak punya hati?" Fransiska merasa geram memikirkan hal ini.

Sebagai kepala keluarga Chen, dia sangat dihormati di dunia sosial kalangan atas, tidak disangka bertemu dengan keluarga Chen, membuatnya menjadi seperti seekor anjing.

Tunggu saja sampai anaknya menjadi tuan rumah keluarga Chen, dia pasti akan menyiksa nenek tua itu, Fransiska semakin emosi, dia ingin segera membuat rencana ini berhasil.

******

Summer menuang sup ayam, memberikannya kepada Josephine.

Walaupun Josephine ingin dirinya bisa segera pulih, tapi dia benar-benar tidak ada selera, terpaksa dia menolak dan berkata: "Letakkan saja dulu, sebentar lagi aku minum."

"Nona, ini harus diminum selagi panas." Summer membujuknya: "Bukankah kita sudah janjian, cepat pulih dan cepat keluar dari rumah sakit."

Josephine sangat ingin bisa cepat keluar dari rumah sakit, ingin segera meninggalkan kamar ini, akhirnya dia menerima sup ayam itu dan meminumnya.

Setelah meminumnya, dia memberi mangkok itu kembali, dan meminta mohon kepada Summer: "Summer, aku ingin bertemu dengan nyonya Bai, boleh tidak kamu sampaikan ke dia?"

Summer merasa kesulitan: "Tadi sudah disampaikan, nona kamu istirahat yang baik, besok sore sudah bisa keluar dari rumah sakit."

Josephine tahu Fransiska tidak ingin bertemu dengannya, harus bagaimana lagi, dia terpaksa berkata kepada Summer: "Kalau begitu aku pinjam hp kamu sebentar ya."

Dia ingin menelepon Susi dan bertanya kapan dia akan datang, sebenarnya walaupun dia datang, Fransiska tetap tidak akan membiarkan mereka bertemu, hal ini sudah pasti.

Summer menggelengkan kepalanya, menolaknya: "Nyonya bilang aku seharian hanya bisa melihat hp, hpku sudah disitanya."

Ternyata hp Summer pun disitanya, Josephine menarik nafas, tentu saja ini bukan karena Summer yang terus bermain hp, ini pasti karena Fransiska ingin dia terputus dari dunia luar, dia takut dia kan merusak rencananya!

Josephine bingung, dia merasa kepalanya menjadi berat, dia mencoba memutar-mutar kepalanya, ada apa? Kenapa dia merasa pening?

Dia melihat termos yang ada di atas meja, melototi Summer dan bertanya: "Kamu tambahin apa di dalam sup?"

"Nona, karena nyonya melihatmu seharian tidak istirahat, karena ingin kamu istirahat aku tambah obat tidur didalamnya." Summer mengatakan dengan jujur.

Lagian ini juga nyonya yang menyuruhnya, dia hanya bisa menuruti perkataannya dan menambah obat tidur di dalam sup.

"Kamu... Kenapa kamu tidak bilang..." Kepala Josephine terasa semakin berat, kesadarannya pun semakin menghilang.

"Kalau aku bilang nona tentu tidak akan memakannya lagi bukan?" Summer berkata pelan, melihat dia yang tertidur langsung menaikkan selimutnya, dia merasa khasiat obat ini sangat cepat, tidak disangka dia bisa tidur secepat ini.

*******

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu