Istri ke-7 - Bab 136 Menggali lebih dalam (3)

"Ada apa?" suaranya tenang.

Pria yang dibalik telepon menangis tersedu-sedu, setelah beberapa saat tidak mengatakan apa-apa, Claudius Chen tidak sabar dan mengerutkan dahi: "Jika tidak ada apa-apa, aku tutup dulu teleponnya."

Orang dibalik telepon akhirnya berbicara: "Tuan Muda Chen, aku meneleponmu karena ingin meminta maaf kepada anda, semuanya karena perbuatanku, aku yang memaksa mereka kakak beradik berbuat seperti itu, tidak ada hubungannya dengan mereka....."

"Berhenti." Claudius Chen dengan tenang mengucapkan satu kata, Shella Bai dengan kaget mengangkat wajah mungilnya, Claudius Chen menunduk dan tersenyum kepadanya: "Bukan kamu, sayang."

Shella Bai tertawa dengan lembut, melanjutkan apa yang sedang dikerjakan tangannya.

Claudius Chen melanjutkan berbicara: "Aku tidak suka mendengar orang meminta maaf, lebih tidak membutuhkan penjelasan."

"Baik.... aku tahu aku telah melakukan kesalahan yang tidak dapat dimaafkan, aku juga bersedia bertanggung jawab atas perbuatanku. Tuan Muda Chen....apakah dengan aku mati, kamu dapat memaafkan kedua putriku? Apakah kamu bisa melepaskan mereka?"

"Belum tentu."

"Tuan Muda Chen, anggap aku memohon kepadamu?"

"Tidak perlu memohon kepadaku, aku tidak sehebat itu, Claudius Chen meletakkan telapak tangannya dia atas kepala Shella Bai, dengan lembut mengelusnya."

"Tuan Muda Chen, aku mohon kamu harus melepaskan putriku!” William Bai yang berada dibalik telepon tiba-tiba berteriak dan menangis, dilanjutkan dengan suara berisik, seperti suara tertiup angin, akhirnya terdengar suara 'bang', diikuti suara teriakan orang-orang yang terkejut."

Suara itu sangat keras bahkan Shella Bai juga terkejut, dia baru menurunkan resleting Claudius Chen, lalu mendengar suara yang aneh ini.

"Suara apa?" Shella Bai bertanya dengan kaget sambil melihat HP Claudius Chen.

Claudius Chen terdiam selama dua detik, lalu menurunkan HPnya, lalu tersenyum kepada Shella: "Bukan apa-apa, hanya ada orang yang lompat dari gedung."

"Lompat dari gedung? Siapa? Apa yang telah terjadi?" Shella Bai melihat HP ditangannya yang masih berisik.

"Tidak tahu, mungkin ada orang yang tidak ingin hidup lagi." Claudius Chen menutup teleponnya, lalu menurunkan Shella Bai dari kakinya, sambil merapikan bajunya yang dibuat berantakan oleh Shella lalu berbicara sambil tersenyum: "Ayo, sudah waktunya kita berangkat."

"Berangkat sekarang? Masih kepagian."

"Tidak kepagian, jika terlambat akan kelewatan tontonan yang menarik."

"Hanya menikah, aku sudah bosan melihatnya."

"Tapi aku belum bosan." Claudius Chen tersenyum kepadanya.

Shella Bai tahu dia tidak dapat menghentikannya, jadi dia hanya dapat mengikutinya meninggalkan kantor, dan berjalan menuju lift.

*****

Hotel berbintang paling terkenal di Jakarta sudah penuh dengan para tamu undangan, dari dalam ruangan hingga taman berkolam yang berada di luar, setiap sudut telah dihiasi dengan hangat dan romantis, setiap sudut dipenuhi dengan alunan musik yang indah.

Para pria mengenakan setelan jas yang sopan, para wanita mengenakan gaun yang seksi dan indah, wajah setiap orang penuh dengan senyuman.

Pesta pernikahan sama dengan pertemuan skala besar, sekelompok orang kaya dengan menggenggam gelas wine berbicara dan membangun koneksi, suasananya tenang dan harmonis.

Setelah menyambut tamu, Josephine dibawa ke ruang istirahat pengantin wanita untuk beristirahat.

Dia duduk didepan meja rias dan didandani oleh penata rias, Vincent Lee berdiri dibelakangnya, melihat di cermin Josephine yang cantik dan menggoda, tak tahan dia mencium dahinya: "Cantik sekali."

Angie Yao yang berada di sebelah melihat Vincent mencium Josephine Bai, langsung tertawa dan bercanda: "Tuan Muda Lee, apakah kamu tidak dapat menunggu menciumnya di malam hari? Dia baru membenarkan dandanannya."

"Dandanannya masih dapat dibenarkan lagi." Vincent Lee melihatnya dan memberikan tatapan yang mengatakan ‘kepo’ kepadanya.

"Penata rias sangat lelah, kamu bahkan tidak menambah gaji mereka."

"Tambah, setiap orang memiliki tambahan gaji " Vincent Lee berbicara dengan murah hati.

Beberapa penata rias langsung tertawa karena merasa senang: "Terima kasih Tuan Muda Lee"

"Lihat, orang yang memiliki uang sangat murah hati, seharusnya kalian berterima kasih kepadaku." Angie Yao menunjuk dirinya sendiri.

"Sudahlah, jangan menjahili orang lagi." Josephine tertawa dan menarik baju Angie Yao

“Aku menghadiri sebuah pernikahan harus sembunyi-sembunyi, sangat tidak nyaman tahu tidak, kamu masih tidak membiarkanku menjahili Tuan Muda Lee." Angie Yao sengaja memberikan tatapan menyalahkannya: "Belum menikah, sudah sangat melindungi Tuan Muda Lee, sungguh tidak berperasaan."

Tidak dapat menjadi pendamping pengantin wanita sudah cukup membuatnya kecewa, bahkan menghadiri sebuah pesta pernikahan dia harus sembunyi-sembunyi seperti pencuri, tidak boleh membiarkan Claudius Chen melihatnya, perasaan sembunyi-sembunyi ini sangat tidak nyaman.

"Josephine akan segera menjadi Nyonya Lee, tentu saja harus melindungiku Vincent Lee," Vincent Lee tertawa dengan bangga.

Angie Yao melihatnya dengan galak, dan tidak berkata apa-apa

Mereka beristirahat sebentar di ruang istirahat, sampai ada pelayan yang datang dan memberi tahu mereka untuk bersiap-siap keluar.

"Ayo pergi." Vincent Lee menggandeng tangan Josephine Bai, mereka berjalan bersama menuju aula.

Mengikuti alunan musik pernikahan yang mengalun perlahan, sepasang pengantin baru yang bergandengan muncul di depan tangga di lantai dua, orang-orang bertepuk tangan dengan meriah.

Melihat semua tamu yang berada dibawah, Josephine Bai langsung merasa gugup, ini pertama kalinya dia berada di acara seperti ini.

Vincent Lee merasakan kegugupannya, Vincent menggenggam erat telapak tangannya, berbisik di telinganya "Tidak perlu gugup, semuanya adalah orang yang kamu kenal."

Josephine Bai memberikan senyuman terima kasih kepadanya, dengan berhati-hati melangkah menggunakan sepatu hak tinggi yang terbuat dari kristal, dan berjalan kebawah bersamanya.

Mereka berjalan bersama ke altar pernikahan yang dibangun sementara untuk menerima pemberkatan dari pastor, saat pastor bertanya apakah mereka bersedia selamanya saling mencintai, tidak peduli dalam susah atau senang, baik dalam keadaan sehat atau sakit bersama-sama hingga hari tua, Vincent Lee dengan mantap mengucapkan dia bersedia.

"Aku bersedia." dua kata yang tidak muluk-muluk.

"Nona Josephine Bai, bagaimana dengan anda?" Pastor kembali bertanya kepada Josephine Bai.

Saat Josephine Bai ingin mengucapkan ‘aku bersedia’, tiba-tiba dia merasakan sebuah tatapan yang mengerikan yang berasal dari lobby pintu masuk. Tanpa sadar dia melihat kesana, kebetulan matanya bertemu dengan pandangan mata Claudius Chen.

Claudius baru masuk dari luar, tatapannya terhadap Josephine bagaikan sebuah pisau, membuat Josephine tanpa sadar menarik nafas.

Tak disangka dia datang, bukankah dia tidak pernah menghadiri pesta pernikahan orang?

Kenapa dia datang? Dan melihatnya menggunakan tatapan seperti itu?

Dia meliriknya mengunakan sudut matanya, melihat Shella Bai yang berada di sampingnya, akhirnya dia merasa sedikit tenang. Mereka dapat bersama, dan sangat mesra, menandakan dia hanya berpikir terlalu banyak, mungkin tatapannya memang tajam dan dingin seperti itu

Vincent Lee melihat Josephine Bai masih belum menjawab pertanyaan pastor, ikut melihat kearah pandangannya, saat dia melihat Claudius Chen, perlahan hatinya merasa sakit.

Pagi ini Josephine baru memberitahunya, dia akan berusaha melupakan masa lalu, dan di saat paling penting dalam pernikahan mereka dia malah kehilangan fokus dikarenakan pria lain.

"Nona Josephine Bai, apakah kamu bersedia?" pastor kembali bertanya dengan sedikit canggung.

"Ah..." Josephine Bai akhirnya kembali memusatkan perhatiannya, merasa kaget karena dirinya kehilangan fokus, dia segera menundukkan kepala: "Tentu saja aku bersedia, apakah masih perlu menanyakannya?"

Jawabannya membuat orang semua orang yang berada di bawah altar tertawa, pastor yang serius juga ikut tertawa, lalu berkata: "Baiklah, kalau begitu pasangan suami istri silahkan bertukar cincin."

Mereka menunggu cincin dibawakan keatas, Vincent Lee mengambil cincin wanita dan memasukkannya kejari Josephine, lalu berbisik mengancamnya: "Nanti malam aku akan menghukummu."

Josephine Bai mengambil cincin pria dan memasukannya ke jari manisnya, berkata dengan sedikit merasa bersalah kepadanya: "Maaf."

Pasangan pengantin baru yang berada di atas altar penuh dengan kebahagiaan dan keromantisan, orang yang berada di bawah altar ikut merasakan kebahagiaan mereka.

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu