Istri ke-7 - Bab 119 Pingsan Karena Kaget (2)

Namun karena pencahayaan yang silau, Claudius Chen secara perlahan kehilangan akal sehatnya, dan dia tidak menyadari apa yang dia lakukan. Tangannya begitu kuat sehingga air mata Shella Bai mulai mengalir.

Dia merasa lengannya seperti dipelintir, tetapi dia tidak bisa melepaskan diri.

Dia akhirnya menyadari bahwa penyakit dirinya sedang kambuh, dan mulai dengan cepat memikirkan apa yang harus dia lakukan ketika penyakitnya kambuh. Dia tidak bisa takut karena Josephine Bai tidak takut sama sekali, bahkan jika pergelangan tangannya digigit sampai berdarah.

Tapi ... bagaimana mungkin bisa tidak takut, bagaimana mungkin bisa berpura-pura tidak takut? Orang yang menghadapi hal seperti itu dan tidak takut pasti orang gila?

Pada saat ini, dia ketakutan dan menolak untuk terus berpura-pura menjadi Josephine Bai, dia sambil berteriak sambil berjuang.

Dia tiba-tiba teringat apa yang dikatakan Josephine Bai pada dirinya sendiri. Claudius Chen tidak boleh terkena lampu ketika penyakitnya kambuh, atau tidak penyakitnya akan menjadi lebih serius dan dia tidak akan bisa mengendalikan diri dan menyerang orang lain.

Dia sangat ingin bangun dan menutup lampu, tetapi Claudius Chen pada saat ini bersikeras untuk menahannya di sisi lain tempat tidur.

Telapak tangannya masih tidak melepaskan lengan Shella Bai dan masih memegangnya dengan erat. Shella Bai, yang sudah dimanjakan sejak kecil tidak pernah mengalami ketakutan dan kesakitan seperti itu. Dalam keputusasaan, dia menggunakan kukunya untuk mencakar telapak tangan besar yang melekat pada lengannya.

Telapak tangan Claudius Chen sudah dicakar olehnya sampai merah, tetapi dia masih tetap melepaskan pegangannya, dan bahkan menggunakan tangannya yang lain untuk mencekik lehernya.

Shella Bai ketakutan dan berteriak minta tolong dengan semua kekuatannya.

Akhirnya, pintu kamar didorong buka, dan Joshua Shen memimpin untuk bergegas masuk. Dia mengambil pil dari laci dan memasukkannya ke mulut Claudius Chen, lalu melepaskan tangannya yang sedang mencekik leher Shella Bai.

Pil itu bekerja dengan cepat, dan telapak tangan Claudius Chen lainnya, yang terkunci di lengan Shella Bai, juga dilepaskan oleh Joshua SHen.

Shella Bai melihat darah di lengan piyama sutranya, akhirnya menangis tersedu-sedu kemudian kehilangan kesadarannya dan pingsan.

“Kakak ipar, ada apa denganmu?” Sally Lin buru-buru mengangkat Shella Bai dari lantai dan memberikannya perawatan darurat.

Dokter Huang juga datang pada saat ini dan dengan terampil memeriksa tubuh dan menyuntik Claudius Chen seperti biasa.

Shella Bai dibawa kembali ke kamarnya.

Claudius Chen juga telah kembali tenang. Nenek Tua itu berdiri di samping tempat tidur Claudius Chen dan melihat bekas luka berdarah di tangannya. Dia bertanya, "Apa yang terjadi dengan tanganmu?"

Dokter Huang sibuk mengeluarkan kain kasa dari kotak obat dan bersiap untuk menangani luka pada Claudius Chen. Mendengar pertanyaan Nenek Tua itu menjawab pertanyaan ini dengan segera: "Tenanglah Nyonya tua , cuma terluka di bagian kulit. Seharusnya tidak sengaja tergores oleh nyonya muda . ”

"Apakah kuku wanita itu terbuat dari pisau? Membuat Claudius terluka seperti ini." Nenek Tua itu khawatir dengan Claudius Chen, dan hatinya secara alami tidak senang.

Dokter Huang tidak tahu bagaimana dia harus menjawab, tetapi dia hanya bisa terus menenangkan: "Nyonya Tua itu tenanglah itu cuma luka kecil."

Nenek Tua itu tahu bahwa tidak ada gunanya menyalahkan siapapun di sini, sehingga dia diam.

Sally Lin berjalan kembali dari kamar Shella Bai dan memandang Claudius Chen yang terbaring di tempat tidur dan berbisik, "Bagaimana dengan kakak sepupu? Apakah baik-baik saja?"

"Tidak apa-apa," Joshua SH=hen menurunkan suaranya.

“Bagaimana dengan Shella?” Nenek Tua itu melirik pintu dan bertanya dengan kesal.

Sally Lin menjawab dengan tergesa-gesa, "DIa pingsan karena ketakutan, dia akan baik-baik saja setelah istirahat. Nenek jangan khawatir."

Nenek Tua itu sama sekali tidak mengkhawatirkannya, dia hanya menarik napas panjang setelah mendengar itu, tidak lagi berkata-kata.

******

Shella Bai pingsan, tetapi itu menyembuhkan penyakit insomnia-nya. Dia tidak bangun dari tidurnya sampai subuh.

Sebaliknya, Claudius Chen yang sudah bangun langsung datang ke kamarnya pada saat pertama.

Meskipun dia masih sangat kesakitan karena penyakitnya kambuh tadi malam, tetapi dia masih ingat dengan jelas apa yang terjadi selama penyakitnya kambuh, dia bahkan ingat bahwa dia hampir membunuh Shella Bai.

Melihat dia yang tetap mengerutkan kening dalam tidurnya, Claudius Chen mau tidak mau merasa sedikit tertekan, tetapi pada saat yang sama dia memiliki kecurigaan dalam hatinya. Meskipun dia mencekiknya tadi malam, tapi Claudius yang berdarah. Tetapi dia malah pingsan karena takut sangat tidak cocok dengan kepribadiannya.

Dia ingat bahwa dia tidak akan takut penyakitnya kambuh sebelumnya, dan tidak akan menyalakan lampu ketika dia sakit. Setelah melayani dia berkali-kali, dia sudah lama mengetahui seluruh kebiasaannya. Dia juga tahu bahwa dia tidak boleh menyalakan lampu pada saat pertama ketika penyakitnya kambuh, tetapi harus langsung mencari obat untuknya.

Selama obatnya dimakan tepat waktu, ia biasanya tidak akan melakukan hal-hal yang terlalu berlebihan , dan dia tidak akan tidak bisa mengendalikan perilakunya.

Dia mengulurkan tangan dan tiba-tiba berhenti ketika ujung jarinya menyentuh pipinya, dan akhirnya tidak sengaja mengganggunya.

Meskipun dia tidak menyentuhnya, Shella Bai terbangun samar-samar, kelopak matanya berangsur-angsur terangkat. Ketika dia melihat Claudius Chen berdiri di depan tempat tidur, dia secara naluriah menggulung tubuhnya ke sisi lain tempat tidur. Lalu dia menatapnya dengan ngeri dan berkata: "Kamu ... jangan kemari."

Dia terlihat seperti sedang melihat sesuatu yang mengerikan.

Claudius Chen merasakan sakit di hatinya, dan setelah memperhatikannya sejenak, dia berbalik dan berjalan ke pintu.

Dia benar-benar berubah dan menjadi berbeda dari sebelumnya!

Di masa lalu, dia selain menunjukkan ekspresi ini untuk beberapa setelah hari pernikahannya. Dia tidak pernah menunjukkan ekspresinya seperti ini lagi walau melihat penyakitnya kambuh.

Shella Bai melihatnya berbalik badan dan pikirannya kosong, dan baru menyadari bahwa ia sedang memainkan peran Josephine Bai, Josephine Bai tidak akan pernah melihatnya seperti ini dan mengatakan kata-kata seperti ini kepadanya.

Dia buru-buru berbalik dari tempat tidur, bergegas dan memeluknya dari belakang, dengan sengaja berpura-pura menunjukkan wajah yang tidak bahagia: "Bagaimana boleh kamu benar-benar pergi, tidak ada rasa humor sedikitpun."

Claudius Chen dengan tubuh kaku segera menoleh dan langsung melihat wajah kecilnya yang tersenyum. Dia tadi hanya berpura-pura?

"Ingat apa yang aku katakan kepada kamu? aku pasti akan menjadi orang lain selain Nona Zhu, yang tidak takut kepada kamu." Dia memegang wajah tampannya dengan tangannya, lalu menjinjitkan jari-jari kakinya dan mencium bibirnya. dengan khawatir berkata: "Maaf, aku tidak merawat kamu dengan baik tadi malam, jika bukan karena kamu terjatuh kepadaku aku tidak akan pingsan dengan mudah."

Claudius Chen mengangkat tangannya dan meraih tangan kecilnya dari wajahnya. Dia memegang erat telapak tangannya dan meminta maaf: "Seharusnya aku yang meminta maaf."

Shella Bai menggelengkan kepalanya: "Yang pentingkamu baik-baik saja."

Dia masih takut mengingat kejadian semalam, tetapi dia tidak bisa menunjukkan rasa takut itu. Tatapan matanya berangsur-angsur turun, dan jatuh di tangan kanan yang terbungkus kain kasa dan bertanya: "Tanganmu baik-baik saja?"

Dia ingat bahwa dia telah berusaha keras untuk melepaskannya tangannya tadi malam, Pada saat itu, telapak tangannya dan dia menempel erat, dan dengan mudah akan ketahuan kalau darah itu karena dicakar olehnya.

Claudius Chen menatap telapak tangannya dan menggelengkan kepalanya dengan acuh tak acuh: "Sedikit cedera ringan , Dokter Huang terlalu melebih-lebihkan."

"Yang penting kamu baik-baik saja." Wajah Shella Bai menjadi lebih khawatir: "Jika lain kali aku tidak tahan untuk menyakitimu, kamu harus ingat untuk memukulku sampai pingsan, jadi aku tidak akan menyakitimu."

Claudius Chen tersenyum palsu, memukulnya sampai pingsan? Bagaimana dia bisa rela melakukannya?

“Bagaimana denganmu, apakah lenganmu terluka?” Claudius Chen menarik lengan bajunya dan melihat warna memar di legannya da hatinya terasa sakit.

“Tidak apa-apa, itu tidak sakit sama sekali.” Shella Bai tersenyum dan menarik lengan baju ke bawah, menutupi luka yang telah dibuat olehnya.

“Pelan-pelan, semua akan baik-baik saja.” Dia menghela napas lega dan memeluknya.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu