Istri ke-7 - Bab 100 Sedikit Kejam (2)

“Kakak Ipar dibully oleh kakak.” Sally melihat mereka berdua dan ikut tertawa.

“Benarkah, kalau gitu aku bully kamu juga, lihat apakah kamu bisa menjadi selucu kakak ipar atau tidak.” Joshua Shen merangkul pundak Sally, sambil berkata, dia mencium pipi Sally.

Sally sengaja melototinya, “Kamu berani? Aku tidak mudah di bully seperti kakak ipar.”

“Aku tahu kamu tidak mudah di bully.” Chelsea mendorongnya menuju mobilnya, “Ayo pergi, aku antar kamu ke rumah sakit, nanti malam kita juga makan diluar.”

“Baik, aku mau makan hotpot.”

“Baik, yang pedas.”

Mereka berdua naik ke mobil sambil becanda, mereka meninggalkan rumah sambil melambaikan tangannya ke Claudius dan Josephine.

Setelah mereka jauh, Claudius baru melihat kearah Josephine, “Ada apa? Tidak ingin pergi?”

Meskipun Claudius sudah setuju untuk mempertahankan anak ini, tapi dia bisa merasakan bahwa selain berterima kasih, wanita ini tetap saja menjauhinya.

Dia tidak mengerti mengapa bisa seperti ini, satu-satunya yang bisa terpikir olehnya adalah mungkin dia takut dirinya akan memaksanya untuk mengugurkan anaknya lagi. Memang benar kata Sally, dia sudah hampir bego di takuti olehnya.

Meskipun sebelumnya dia juga tidak baik terhadapnya, tapi wanita itu tidak akan sengaja menjauhinya, malah akan sengaja membantahnya, mengganggunya, bahkan akan marah-marah dengannya.

Mungkin sifat dirinya yang tidak peduli itu telah membuatnya ketakutan bagaikan seekor kelinci.

Rasa menjauhi ini membuat Claudius sangatlah tidak enak, dia merasa lagipula dirinya sudah setuju untuk melahirkan anak itu, mereka berdua tidak seharusnya masih ada kebencian, dan mereka juga tidak seharusnya terus perang dingin lagi, maka dari itu dia mengajaknya makan malam.

Namun, kebaikannya sepertinya sering tidak dianggap oleh orang lain.

“Maaf sekali, hari ini aku sudah diajak makan bersama dengan Angie.” Katanya.

Memang benar telah menolaknya! Bagus sekali!

Claudius mengertakkan giginya, dan menganggukkan kepalanya, “Kalau begitu aku harap kamu makan dengan senang.”

Seusai berkata dia berjalan kearah mobil, dan dengan cepat menghilang dihadapan Josephine.

Josephine tidak terdiam di depan pintu, dia berbalik badan kembali ke kamar tidur, dan menggantikan pakaiannya menjadi pakaian yang longgar.

Sebelumnya karena ingin menutupinya, dia tidak berani membeli pakaian ibu hamil, dan tidak ada pakaiannya yang enak dipakai. Sekarang yang bisa dipakai adalah pakaian yang dipaksa beli oleh Claudius waktu itu.

Meskipun dia tidak ingin keluar, tapi dia tetap harus bertanggung jawab kepada Keluarga Bai, dan Fransiska sudah mendesaknya selama beberapa kali.

Setelah mengganti pakaiannya, Josephine keluar rumah.

Ini adalah sebuah kafe, dan ini adalah ruangan yang dipesannya, karena dia tidak mempercayai pasangan ibu dan anak itu.

Josephine membuka pintu kaca kafe dan baru saja melangkah masuk, dia menemukan sosok familiar, dia sengaja mengarahkan badannya kesamping dan sengaja sembunyi dari pandangan orang tersebut.

“Kebetulan sekali, nona Bai.” Meskipun dia sengaja untuk bersembunyi, tapi dia tetap saja tidak berhasil kabur dari tatapan asisten Yan, dihadapkan dengan sapaannya, Josephine hanya bisa membalikkan badannya dan tersenyum, “Kebetulan sekali.”

“Aku datang untuk mencari klien.” Belinda Yan memeluk dokumen dan menatapi Josephine dan seperti ingin mengatakan sesuatu.

Josephine menebak dia mungkin ingin menjelaskan kejadian hal itu, tapi Josephine tidak tertarik untuk mendengarkannya, lalu berkata, “Aku sudah mengajak teman, aku akan masuk dulu.”

“Iya......sampai jumpa.” Belinda menganggukkan kepalanya dan meninggalkan kafe dengan tahu diri.

Ketika Josephine memasuki ruangan, Shella langsung menyindirnya dengan perkataan tidak senang sambil menatapinya, “Lagaknya besar, setiap kali harus kami yang menunggumu.”

Josephine melirik jam tanganya, lalu menyindir balik tanpa ekspresi, “Bukan aku yang telat, tapi kalian yang panik dan datang kepagian.”

Benar juga, mereka sekarang pasti sangatlah panik, mereka pasti takut dirinya tidak mempedulikan keluarganya dan tetap tinggal di Keluarga Chen.

“Baiklah, duduk.” Fransiska sudah melihat adegannya Josephine tidak mempedulikan nyawanya, dia mengerti bahwa dia juga bukan mudah untuk di bully. Maka dari itu dia juga sedikit lebih baik terhadapnya.

Josephine tidak duduk, melainkan setelah melirik mereka lalu berkata dengan serius, “Aku tidak tahu rencana kalian selanjutnya, tapi aku harus mengingatkan, kalian tidak perlu lagi bersusah payah untuk mengugurkan anakku. Hal yang tidak bisa dipaksakan oleh Claudius tidak perlu kalian coba.”

Fransiska juga sudah menyadari hal ini, maka ketika datang dia telah mengingatkan Shella untuk tidak memaksanya mengugurkan anaknya, takutnya nanti Josephine marah.

“Haha, seorang anak tidak normal, aku lihat saja apa permainanmu.” Shella berkata dengan sombong.

Josephine marah, “Ini adalah anakku, tolong hormati dia.”

“Anakmu juga nanti aku yang harus menjaganya, jangan-jangan kamu mengira aku akan menganggap dia sebagai anak kandungku? Aku ingatkan kamu, sebaiknya kamu gugurkan dia, dari pada nanti dia akan dijauhi oleh orang-orang, dan juga dijahati oleh ibu tiri.”

“Kamu......!” Josephine marah hingga tidak bisa berkata apa-apa.

Benar juga, mengapa dia tidak kepikiran masalah ini? Shella tidak mungkin akan baik terhadap anaknya, jika dia meletakkan anaknya diasuh di keluarga Chen, mana tahu dia akan mati karena dilecehkan olehnya.”

Fransiska melihat Josephine terangsang, dia bergegas menarik Shella dan berkata, “Sudahlah, kamu tidak perlu menakuti dia lagi.”

Seusai berkata dia melotot Shella dengan marah lalu berkata kepada Josephine, “Kamu jangan dengar Shella sembarangan bilang, bagaimanapun juga itu adalah darah daging keluarga Chen, dibawah naungan Nenek Chen, mana mungkin dia berani menjahati anakmu?”

Josephine menutup matanya, dan menghirup nafas, “Kembali ke topik saja, apa rencana kalian selanjutnya.”

“Jika kamu bersikeras untuk melahirkan anak ini, maka hanya bisa menunggu anak ini dilahikan dulu baru bisa mengganti, yakni menuruti rencana paling awal.” Fransiska menatapinya dan berkata, “Tapi Josephine, aku harap kali ini tidak akan terjadi apa-apa lagi, jika tidak......aku benar-benar tidak ingin menakutimu, setiap orang punya batas.”

Josephine tidak berkata apa-apa, Fransiska melanjutkan, “Kamu bilang kamu ingin mempertahankan anak ini, aku mengalah dan mengabulkan permintaanmu, tapi kamu juga jangan kelewatan, semua hal itu harus ada pembatasnya.”

Sejenak kemudian, Josephine berkata, “Tenang saja, kali ini tidak akan terjadi apa-apa lagi.”

“Ada lagi, jika tiba-tiba berganti menjadi orang lain, Claudius akan menyadarinya, jadi kamu harus mencari alasan meninggalkan Keluarga Chen dulu, setelah anaknya lahir, barulah kamu menghubungi mereka.”

“Baik.” Josephine menganggukkan kepalanya bagaikan mesin.

Novel Terkait

My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu