Istri ke-7 - Bab 99 Bertukar Syarat (2)

Josephine menutup matanya, badannya terjatuh, disaat dia mengira dirinya akan terjatuh ke keramaian kendaraan dibawah jembatan, tangannya ditarik dan badannya melayang diudara.

Dia mengangkatkan kepalanya, dia menatapi Claudius dan menangis, “Claudius, kamu yang menyuruhku memilih, kamu tidak menepati janji.”

“Apakah aku perlu menepati janji denganmu?” Claudius memegang tangan Josephine dengan erat.

Josephine menggunakan tangannya yang lain untuk mencoba membuatnya lepas tangan, bahkan telah sampai berdarah, tapi tangan Claudius masih saja tetap memgang erat tangan Josephine.

Dia sudah memberanikan diri untuk melompat, tapi Claudius malah merampas haknya untuk menjauh dari semua ini, bagaimana dia bisa seperti ini, bisa begitu tidak tahu malu?

“Kalau berani kamu lepaskan tanganku......” Josephine melototnya dengan muka penuh air mata.

Claudius tidak melepaskannya, melainkan mengeluarkan sekuat tenaga dan mengangkat Josephine kedalam pagar, Josephine sedikit menjerit, badannya menabrak kedalam pelukan Claudius.

Claudius merangkul pinggang Josephine, dan memeluknya dengan erat, mukanya dibenamkan di leher Josephine, dan dia berbisik, “Kamu menang......”

Benar, dia menang, ini pertama kali ada wanita lain yang bisa membuatnya mengaku kekalahan.

Karena dia tidak rela dia mati. Pernah ada yang berkata kepadanya, disaat kamu perhatian terhadap seseorang, seumur hidup ini kamu ditakdirkan untuk kalah, dia pernah kalah kepada seorang gadis bermarga Zhu, saat ini, dia kalah lagi dengan orang didepannya ini.

Dia tidak tahu apakah perbuatannya benar atau tidak. Tapi tidak peduli benar ataupun tidak, dia hanya bisa terus menjalaninya.

Josephine setelah mendengar bisikannya, dia merasakan Claudius mencium telinganya, dia terkejut hingga berhenti menangis. Apakah dia salah dengar? Atau dia sedang bermimpi? Dia merasakan Claudius memeluknya, menciumnya, dan mengalah.

Josephine mengangkat kepalanya yang penuh dengan air mata secara perlahan, dia berusaha untuk mencari keyakinan didalam ekspresinya.

“Kamu sudah setuju aku mempertahankan anak ini?” Josephine bertanya kepadanya dan menatapinya.

“Kamu sudah memaksaku hingga begini, apakah aku masih bisa mengatakan tidak?” Claudius menatapi mukanya yang penuh air mata, Claudius yang kembali sadar kembali berubah menjadi sedikit tidak peduli.

“Terima kasih......” lebih banyak air mata mengalir dari matanya, tapi kali ini bukan karena sedih, dan juga bukan karena panik dan khawatir, melainkan senang dan terharu.

Dia tidak pernah berharap Claudius akan menyetujuinya untuk melahirkan anak ini, disaat anaknya masih baik-baik saja dia sudah tidak berani, apalagi sekarang yang diketahui sakit, tidak disangka bahwa yang menyetujuinya adalah dia yang penuh ketidak pedulian ini!

“Ayo jalan, pulanglah denganku.” Claudius melirik orang-orang yang melihat dari sekitar, dia merangkul Josephine kedalam pelukannya.

Namun Josephine malah berdiri ditempat semula bahkan memegang pagar dengan satu tangan.

Claudius merasakan keanehannya, lalu meliriknya dan bertanya, “Ada apa?”

“Apakah kamu bohong kepadaku?” Josephine bertanya dan menatapinya penuh bimbang.

Dia tiba-tiba teringat tadi dia mengatakan tidak perlu menepati janji dengan orang seperti dirinya, jadi apakah dia akan menipu dirinya pulang dan membawanya ke ruang operasi di rumah sakit? Berdasarkan sifatnya, dia pasti bisa melakukan hal ini.

Claudius tersenyum kepadanya dengan senyuman misterius, “Kalaupun iya, apakah kamu masih punya kesempatan untuk membantah?”

“Aku......”

“Bukankah kamu suka berjudi? Kalau begitu bertaruh lah sekali lagi, mungkin saja aku tidak mempercayaimu.” Seusai berkata, Claudius kembali merangkul nya dan berjalan kearah parkiran.

Melihat bayangan mereka yang meninggalkan bandara, Shella marah hingga melompat-lompat, “Ibu, apakah kamu melihatnya? Aku sudah berfirasat bahwa wanita hina ini pasti mempermainkan kita, kita dimainkan sekali lagi olehnya.”

Fransiska menatapi arah pintu utama dengan kecewa, dia berkata dengan tidak berdaya, “Inilah permainan, tidak sampai detik terakhir, kamu tidak akan mengetahui siapakah pemenangnya.”

Dia tidak merasa Josephine mempermainkannya, karena adegan tadi tidak seperti akting, hanya sedikit saja, Claudius bisa tidak menangkap tangannya. Hanya sesaat saja dan dia akan terjatuh, dan rencananya akan gagal.

“Jika wanita hina itu sengaja, maka dia benar-benar sadis.”

Fransiska menatapi Shella, “Shella, bukankah normal sekalipun dia sengaja? Mungkin saja dia sudah berhasil menebak kita mempunyai orang disana, jadi dia menyuruh Claudius untuk berakting. Jika mau bermain, jangan menyalahkan orang lain sadis ataupun tidak, karena kita juga tidaklah baik.”

“Kalau tahu begitu harusnya pesankan dia tiket penerbangan pagi ini.” Kata Shella.

Mana ada begitu banyak kalau tahu begitu?” Fransiska menepuk bahunya dan berkata, “Tidak apa-apa, kita tunggu kesempatan selanjutnya saja.”

“Masih harus menunggu?” Shella sedikit tidak sabaran.

“Jika tidak harus bagaimana lagi?” Fransiska menatapinya dan berkata, “Aku sudah beritahu kamu berapa kali, kamu tidak boleh terburu-buru, apalagi dihadapkan dengan masalah besar ini, sifatmu yang ceroboh ini sekalipun masuk ke keluarga Chen, kamu juga tidak tahu bisa berapa lama disana.”

Setelah diberi pelajaran oleh ibunya, Shella akhirnya menutup mulutnya.

******

Ketika duduk di mobil Claudius, Josephine terus menerus tidak bisa mendapatkan posisi yang nyaman, seperti ada sesuatu yang menganjal di tempat duduk.

Dia melirik Claudius secara diam-diam, dan kembali terpikir tadi Claudius memeluknya dari belakang, dan menciumnya, mengapa dia melakukan hal seperti itu? Mengapa?

Tangannya tanpa sadar memegang lehernya yang di cium oleh Claudius, dia menarik nafas dalam-dalam, lelaki ini semakin membuat orang bingung.

Claudius seakan-akan merasakan ketidaknyamanannya, dia meliriknya dan berkata, “Apa yang kamu takuti? Kemana perginya keberanianmu untuk melompat tadi?”

“Aku......” Josephine melihat mukanya yang datar, “Aku takut hidup akan lebih menyisa daripada mati.”

Claudius menaikan bibirnya, “Jika kamu bersikeras akan melahirkan anak ini, memang akan lebih tersiksa.”

Josephine tidak takut terhadap ini.

Belum menunggu dirinya berkata apa-apa lagi, mobil sudah sampai di rumah keluarga Chen, Josephine meluruskan pinggangnya tanpa sadar, Ekspresi di mukanya juga semakin berat.

Dia tidak mengetahui apakah Claudius membohongimu atau tidak, kalaupun Claudius mengalah, bagaimana dengan Nenek Chen? Bagaimana caranya melewati Nenek Chen.

Rasa takut didalam hatinya membuat dia tidak bergerak meskipun mobil sudah berhenti, dia tidak berpikiran untuk membuka pintu mobil.

Claudius meliriknya, dia melihat rasa takut Josephine, tapi dia hanya memerintah, “Turun.”

Jospehine akhirnya bergerak, dia mendorong pintu mobil dan mengikuti Claudius kedalam rumah.

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu