Istri ke-7 - Bab 63 Lagi-lagi menimbulkan masalah (3)

Sampai waktu ruang pameran sudah mau tutup, Josephine baru pergi setelah diingatkan oleh seorang pekerja di pameran, ia pun berjalan menuju pintu masuk.

Tepat ketika Josephine keluar, ia mendengar suara pegawai pameran memanggilnya: "Nona Bai, mohon tunggu sebentar."

Josephine berbalik, menatapi pegawai yang sedang berlari menuju dirinya.

Pegawai tersebut tersenyum sambil memberikan lukisan yang baru saja dia bungkus ke Josephine: "Nona Bai, lukisan [Nyonya Jing] ini diberikan oleh seorang pria untuk anda."

"Apa......maksudmu?" Josephine melirik ke arah gulungan lukisan di tangannya, siapa yang memberikannya lukisan [Nyonya Jing] ini?

"Sedikit pemberian dari penggemar anda, Nona Bai, terimalah." pegawai tersebut mendorong gulungan lukisan itu ke pelukan Josephine dengan wajah seperti ia mengetahui sesuatu, kemudian melambaikan tangannya dan berbalik berjalan masuk ke ruang pameran.

Josephine melihat punggung pegawai tersebut dengan ekspresi kaget, ketika dia ingin bertanya sesuatu, pegawai tersebut sudah pergi jauh.

Bukankah lukisan ini tidak dijual? Bukannya tadi masih dipajang di dinding? Kenapa sekarang sudah ada di tangannya?

Kemudian, dia melihat Vincent yang keluar dari ruang pameran, perasaannya tidak enak, jangan-jangan Vincent yang memberikan lukisan ini kepadanya?

Vincent berjalan menuju Josephine dengan satu tangannya dimasukkan ke saku celana, menatapi Josephine dengan ekspresi lembut: "Josephine, sebenarnya aku hanya ingin kamu tahu, asalkan kamu mau, apapun itu, aku masih bisa memberikannya, sama seperti 3 tahun ini."

"Terima kasih, tapi aku tidak mau." Josephine mengembalikan gulungan lukisan kepada Vincent dengan ekspresi suram.

Namun Vincent tidak mengulurkan tangan untuk menerimanya, ia melirik ke arah lukisan tersebut dan tersenyum kecil: "Kamu sudah menatapinya seharian, masih bilang tidak suka?"

"Aku sudah bilang aku tidak mau." wajah Josephine berubah datar.

"Lukisan ini sudah termasuk milikmu, kamu mempunyai hak untuk melakukan apapun terhadapnya, kalau kamu benar-benar begitu membenci lukisan ini, maka......." Vincent menunjuk tempat sampah di samping dengan dagunya: "tempat sampah disana."

"Kamu......." Josephine marah.

Barang berharga seperti ini mana mungkin dibuang begitu saja, jelas-jelas Vincent sedang memaksa Josephine untuk menerimanya!

"Kenapa? Tidak tega membuangnya? Kalau begitu simpanlah." Vincent Lee tersenyum ke arahnya, dia tahu, Josephine pasti tidak tega.

Terdengar suara langkah kaki yang seirama dari arah tangga, bulu kudul Josephine berdiri, ia merasa suara langkah kaki ini sangat familiar. Suara langkah kaki semakin dekat, kemudian Claudius pun muncul di depan kedua orang itu.

Di saat ini, Josephine merasa ingin mati.

Mengapa setiap kali tetap ada dia?

Claudius juga menyadari keberadaan Josephine, namun di wajah tampannya tidak terlihat sedikitpun ekspresi kaget ataupun curiga, bahkan ia tidak menghentikan langkahnya dan terus berjalan menuju Josephine dan Vincent.

Ketika Claudius menerima sms dari nomor tak dikenal yang mengatakan bahwa Josephine sedang kencan dengan seorang lelaki, dia hanya merasa bahwa sms itu dikirim oleh Vincent, jadi dia tidak bermaksud untuk datang. Tapi ketika dia menerima sms itu, dia sedang dalam perjalanan pulang dari perusahaan, dia berpikir lagipula dia sedang senggang, oleh karena itu, dia datang untuk lihat-lihat.

"Kenapa? Sudah berencana pulang?" Claudius melihat dua orang itu dari atas ke bawah dan tersenyum elegan.

Ekspresi Vincent kaget sejenak, kemudian dia melihat ke bawah dan menyapa Claudius dengan hormat: "Abang sepupu."

"Sangat kebetulan, aku lagi-lagi melihat kalian berdua sedang bersama."

Mendengar perkataan Claudius, Vincent segera berkata: "Abang sepupu, kamu salah paham, aku dan kakak ipar hanya kebetulan bertemu disini."

"Benar, hanya kebetulan." Josephine menambahkan.

Claudius tidak melihat ke arah Josephine, namun segera memeluk bahunya, ia menatapi Vincent dengan wajah tetap tersenyum: "Sebagai seorang suami, aku merasa aku mampu memuaskan kakak iparmu di semua bagian, jadi aku tidak khawatir dia akan selingkuh, tenanglah."

Wajah kecil Josephine memerah, refleks berpikir ke arah itu.

Ekspresi Vincent juga sedikit berubah, namun perubahannya susah disadari oleh orang lain, kemudian dia pun berakting seperti merasa lega: "Untunglah abang sepupu berpikir seperti itu."

"Sudah, ayo kita pulang." Kalimat ini diucapkan Claudius kepada Josephine.

Josephine bergegas melangkahkan kakinya, mengikuti langkah kaki Claudius dan berjalan ke arah pintu masuk istana kebudayaan.

Sesampainya di dalam mobil, Josephine akhirnya tidak tahan dan bertanya: "Tuan muda, bagaimana kamu bisa datang ke istana kebudayaan?"

Walaupun Josephine tahu sekarang di dalam hati, Claudius sangat marah, juga tidak pas menanyakan pertanyaan ini sekarang, tapi dia tetap tidak tahan ingin bertanya.

Karena Josephine ingin tahu siapa dalang di balik semua ini, kedatangan Claudius ke istana kebudayaan tidak mungkin hanya kebetulan, kalau begitu maka ada orang yang melaporkan hal ini kepada Claudius. Dan siapakah pelapor ini? Apakah ini semua adalah jebakan Vincent? Atau Sally yang memberitahu Claudius?

Sally dan dia tidak ada dendam apapun, tidak mungkin melakukan ini, tapi Vincent, orang licik seperti dia bisa saja melakukan hal seperti ini.

Tapi Vincent begitu terang-terangan berebutan perempuan dengan Claudius, apakah dia tidak takut keluarga besar Chen melakukan sesuatu? Benar-benar........bingung!

Josephine terus menatapi Claudius, penerangan di parkiran basement sedikit gelap, tapi dia tetap bisa merasakan kedinginan Claudius.

Claudius tidak berbicara dan mengabaikan Josephine seperti biasanya.

Josephine tidak putus asa dan bertanya lagi: "Aku dan dia benar-benar tidak ada apa-apa, bisakah kamu jangan marah?"

Mobil berhenti di depan lampu merah, Claudius berpaling ke arah Josephine, pandangannya berpindah dari gulungan lukisan di tangan Josephine ke wajahnya, dengan datar berkata: "Kuhukum kamu di rumah."

Mendengar perkataannya, Josephine secara refleks menutupi perutnya dengan kedua tangannya, hukuman.....apakah maksudnya itu? Sekarang dia adalah seorang wanita hamil, terlebih lagi kandungannya masih dalam fase bahaya.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu