Istri ke-7 - Bab 205 Rebutan Istri (4)

Di dalam bandara, Jesslyn bersandar di atas kaki Marco, dia melihat ke arah Josephine pergi: "Ayah, kenapa ibu masih belum datang? Jesslyn sudah haus."

Marco mengelus kepalanya dan menenangkannya: "Sebentar lagi pasti datang kok, yang sabar ya sayang?"

Dia melihat jam, kalau lima menit lagi masih belum berjalan ke pemeriksaan, pasti akan terlambat.

Josephine bukanlah orang yang tidak memiliki prinsip waktu, membeli sebotol air juga tidak mungkin begitu lama, pasti telah terjadi sesuatu."

Hp Josephine dari tadi dimainkan Jesslyn, sekarang masih di tangan Jesslyn, dia ingin menelepon juga tidak bisa.

Sudah sepuluh menit berlalu, dia tetap tidak melihat Josephine datang, Marco pun panik, dia mencarinya ke sekitar tapi tidak menemukannya.

Akhirnya, dia terpaksa menelepon ke Henry Qiao dan memberitahunya kalau Josephine menghilang.

Henry Qiao terdiam sejenak lalu berkata: "Kamu dan Jesslyn pulang saja dulu, aku suruh orang mencarinya."

Marco pun berkata: "Tidak tahu apakah mungkin dia tiba-tiba mengingat semuanya, lalu pergi."

Kebahagiaan yang dicurinya ini, sedikitpun tidak terjamin, seharian dia selalu mengkhawatirkan kapan Josephine akan mengingat semuanya, dan direbut kembali oleh Claudius.

"Seharusnya tidak mungkin, bukankah dokter sudah bilang, kalau tidak ada bantuan obat dia akan sudah mengingat kembali." Henry Qiao berkata: "Aku tebak seharusnya dibawa lari oleh Claudius, kamu jangan panik, bawa Jesslyn pulang ke rumah dulu."

Marco menutup teleponnya, melihat kesekitar, saat ini dia membenci dirinya sendiri yang tidak mampu.

Kalau dia tidak cacat, mana mungkin dia menyuruhnya membeli air, dan ketika dia hilang dia juga tidak mampu mencarinya?

"Ayah, ibu hilang?" Jesslyn bisa mendengar dari percakapannya di telepon, dia pun khawatir dan bertanya.

Marco menggandeng tangannya dan menenangkannya: "Jesslyn jangan khawatir, ibu pasti pergi karena ada hal penting, kita pulang ke rumah dulu oke?"

"Kalau begitu kita tidak jadi keluar negeri?"

"Iya, hari ini tidak jadi, kita ganti ke lain hari." Agar bisa menenangkannya, Marco berusaha tersenyum.

Claudius membawa Josephine datang ke sebuah villa yang pernah ditinggalinya bersama Juju.

Sebenarnya dia bisa membawanya ke tempat lain, tapi tempat ini ada ingatannya, dia berharap dia bisa mengingat sesuatu disini.

Josephine turun dari mobil, melihat ke sekitar, lalu berjalan ke arah pintu. Lalu, saat ini pintu itu malah tertutup.

Josephine pun menghentikan langkah kakinya, lalu berbalik badan dan menatap Claudius yang berdiri di belakangnya: "Claudius kamu mau apa? Kamu mau mengurungku?"

Claudius berjalan kesana, mengulurkan tangannya dan ingin menariknya, tapi malah dilepaskannya.

Dia pun semakin membencinya, seperti ingin membunuhnya.

Hati Claudius pun tiba-tiba sakit, dia berkata: "Josephine, apapun yang kulakukan tidak ada niat jahat, aku harap kamu jangan melihatku seperti itu."

"Tidak ada niat jahat? Aku tidak jadi terbang keluar negeri, lalu dibawa ketempat ini..."

"Kamu pernah tinggal disini." Claudius berkata.

Josephine terdiam, dia sekarang tidak ingin berdebat dengannya, karena dia tahu itu tidak ada gunanya lagi!

Yang dia inginkan sekarang adalah pulang, kembali bersama dengan Marco dan Jesslyn, merawat mereka, dia tidak ada waktu untuk berdebat disini dengannya!

Dia merasa geram, menatapnya dan berkata: "Baiklah, Claudius. Kali ini apa yang ingin kamu tunjukkan padaku? Cepat bawa aku, setelah selesai tolong lepaskan aku!"

Dia sudah hampir gila, ekspresinya sudah berubah.

Claudius tahu sekarang apa yang dikatakannya akan sia-sia, dia juga tidak ingin membawanya melihat apapun, tapi dia tetap merangkul pundaknya dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Josephine berusaha menghindar dan menjauh darinya.

Claudius membawanya masuk. Melihat ke sekitar dan berkata: "Aku tahu apapun yang kukatakan sekarang kamu pasti tidak akan mendengarnya, kamu tinggal saja dulu disini dua hari."

"Apa kamu bilang? Kamu mau mengurungku disini?" Josephine marah.

"Dulu aku juga pernah melakukan ini." Claudius tersenyum: "Kamu masih ingat dengan ceritaku? Sejak merebutmu dari pernikahanmu dengan Vincent Lee aku mengurungmu di sebuah villa, villa ini. Tapi kamu tenang saja, kali ini aku akan menemanimu, kita cari ingatan itu bersama-sama, kembali ke masa lalu."

Josephine menggeleng, dan menangis sedih: "Aku tidak ingin masa lalu. Sekarang aku hanya ingin pulang, ingin merawat keluargaku..."

"Sudah kubilang, Marco bukan suamimu, Jesslyn juga bukan anakmu, keluargamu adalah aku, Justin lalu ibumu di Surabaya. Kamu lebih melepaskan keluargamu yang sesungguhnya demi mereka? Kamu rela?"

Josephine tiba-tiba menutup telinganya, dan jongkok ke bawah.

Dia tidak ingin mendengar apapun, juga tidak ingin tahu. Yang dia inginkan hanya pulang...

Claudius menariknya dan memeluknya, menenangkannya: "Sudahlah, aku tidak bicara lagi, aku bawa kamu istirahat di kamar."

Josephine sedikitpun tidak ingin istirahat, tapi dia juga tidak menginginkan perkataan Claudius, dia tidak bisa lari, terpaksa hanya bisa menurutinya.

"Ini kamarmu yang dulu, kalau perlu apa-apa beritahu aku, aku tinggal di kamar sebelah." Claudius menatap wajahnya yang sedih, lalu berbalik badan dan berjalan keluar.

Dia tentu tahu Josephine pasti tidak mungkin tidur, dia hanya berharap dia bisa berdiam diri sendiri. Dia juga tahu cara ini tidak mungkin berhasil, tapi... saat ini dia tidak bisa mempedulikannya lagi.

***********

Hingga siang masih belum ada kabar dari Josephine, Jesslyn menanyakan kabar ibunya beberapa kali.

Marco juga tidak tahu harus menjawab apa, terpaksa dia hanya bisa berbohong kalau dia pergi mengurus kerjaannya, tidak tahu kapan akan pulang.

Selain ini, dia juga taidak tahu harus mencari alasan apa lagi.

Jesslyn hanya bisa percaya begitu saja, tapi dia bisa melihat dari ekspresi Marco kalau keadaan tidak sebaik itu, tapi dia juga tidak berani bertanya lagi, dan duduk diam di sampingnya.

Tiba-tiba di depan pintu terdengar suara mobil, Jesslyn berlari keluar dengan senang: "Itu pasti ibu..."

Marco juga berjalan ke pintu, tapi yang pulang bukanlah Josephine, melainkan Henry Qiao.

Jesslyn pun kecewa, tapi dia tetap tersenyum dan menyambut: "Paman...!"

Henry menggendongnya, lalu bercanda dengannya dan melepaskannya kembali ke lantai: "Sayang, main-main dulu sendiri ya."

Jesslyn pun bermain sendiri di halaman depan, senyum Henry pun memudar, lalu berjalan dan duduk di atas sofa, melihatnya dan berkata: "Tadi aku sudah menyuruh orang di bandara untuk memeriksa, ternyata benar Claudius yang memaksanya pergi."

Marco tidak kaget, dia mengangguk: "Aku juga berpikir memang tidak ada orang lain lagi selain dia."

"Tapi kamu jangan panik, dia mungkin hanya membawanya untuk mencari ingatannya, tapi mencari ingatan ini tentu tidak semudah itu."

"Orang pun sudah direbutnya, bagaimana mungkin aku tidak panik?" Marco berkata.

"Tunggu saja dulu, mungkin saja sore Josephine sudah kembali."

"Bagaimana kalau dia dikurungnya?"

"Ini..." Henry Qiao berpikir lalu berkata pasrah: "Nanti kita bicarakan lagi kalau memang ternyata begitu."

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu