Istri ke-7 - Bab 215 Mengapa Masih Bisa Menangis

Marco menatapi Claudius yang berada disamping pintu ruang pasien, lalu melirik kearah Josephine, terakhir dia berubah pikiran dan berkata, “Jessie, aku antar Jesslyn kesekolah bersama paman Liu, aku akan segera kembali.”

Josephine menarik kembali tatapannya dari Claudius, dan mengelus kepala Jesslyn, “Baik, hati-hati dijalan.”

“Sampai Jumpa Ibu, sampai jumpa Paman Claudius.” Jesslyn melambaikan tangannya kepada Claudius.

Claudius melambaikan tangannya dan tersenyum, “Sampai jumpa Jesslyn.”

Melihat Jesslyn yang menghilang di ujung koridor, barulah Claudius melangkah kearah ruang pasien.

“Kamu kelihatannya sudah mendingan.” Claudius menatapi Josephine yang masih berada diatas kasur, melihat dia sudah mendingan, hati Claudius juga menjadi senang.

“Terima kasih.” Josephine menatapinya, namun tidak mempunyai ekspresi berlebihan.

Didalam ruang pasien yang besar, suasana sunyi, Claudius berjalan kehadapannya dan duduk dikursi, dia menatapi Josephine namun tidak tahu harus mengatakan apa. Sejenak kemudian, dia akhirnya menemukan kalimat untuk memecahkan keheningan ini, “Jesslyn sangatlah pintar, dan juga berani.”

Tatapan Josephine yang awalnya turun kembali diangkat, dia menatapi Claudius.

Claudius tercengang, dia bertanya dengan hati-hati, “Ada apa? Apakah......aku salah bicara?”

“Tidak, tidak ada.” Josephine menurunkan tatapannya dengan panik, namun dia kembali melototnya dengan cepat, “Namun anak seimut dia hampir mati dicelakai oleh orang lain.”

“Maafkan aku......”

“Apakah berguna jika meminta maaf?” Josephine menyalahkannya, “Aku dengar pelakunya masih sedang bersenang-senang diluar sana, sama sekali tidak terbebani.”

Claudius sudah menyangka bahwa Josephine akan menyalahkannya. Bagaimanapun juga Juju hampir saja membunuhnya dan Jesslyn, memang seharusnya dia menyalahkannya!

“Josephine......” dia memanggilnya, lalu berkata penuh merasa bersalah, “Tenanglah, aku pasti akan memberikan keadilan kepadamu.”

“Benarkah? Apa yang akan kamu lakukan untuk memberikan keadilannya?” tanya Josephine.

“3 bulan kemudian, aku akan memberikanmu sebuah hasil.” 3 bulan kemudian, Juju harus menerima akibat atas perbuatannya!

“3 bulan.....” Josephine tertawa sambil mengelengkan kepalanya.

“Josephine, Juju tidak akan hidup tanpa terbebani, dia sekarang seharusya seperti semut dalam kuali panas.”

“Aku tidak ingin mendengar kamu mengatakan hal beginian.” Josephine melanjutkan, “Aku hanya tahu Nona Zhu tidak akan begini saja, mungkin tidak perlu 3 bulan, aku sudah dibunuh olehnya.”

“Tidak akan, aku bisa menjamin itu.” Kata Claudius.

Setelah kejadian ini, dia tentu saja tidak akan sebodoh itu lagi, begitu memberikan kebebasan kepada Juju.

Josephine menarik nafas dalam-dalam. Dia menutup kedua matanya dan berkata, “Sudahlah, Nona Zhu adalah istrimu, aku tidak mungkin bisa memintamu untuk membunuhnya, tapi aku harap kamu bisa menjaganya dengan baik, agar tidak melakukan perbuatan serupa lagi.”

“Aku akan melakukannya.” Janji Claudius.

Didalam ruang pasien kembali hening, Claudius bangkit dari kursinya, dan berjalan kearah meja dan menuangkan segelas air untuk Josephine, setelah mencoba suhunya, dia baru memberikannya kepada Josephine dan berkata, “Bibirmu sedikit kering, minumlah sedikit air.”

Josephine sedikit mengeserkan mukanya, didalam tatapannya sedikit canggung.

Claudius sadar akan apa yang diperbuatnya, dan segera menarik kembali gelasnya, “Maaf, aku tuangkan yang baru untukmu.”

Dia bergegas mengganti gelas baru, kali ini, Josephine akhirnya mengulurkan tangannya dan menerima gelasnya, sambil mengucapkan terima kasih.

Setelah selesai minum air, tatapannya terhenti di tangan Claudius tanpa sengaja, dia ingat hari itu dia ditebas oleh penjahat, banyak darah yang mengalir, bagaimana keadaan lukanya sekarang?

“Bagaimana dengan keadaan tanganmu?” dia akhirnya menanyakan hal paling di perhatikannya.

Claudius menundukkan kepalanya dan melihat tangannya, “Lukanya tidak terlalu parah, sudah tidak apa-apa.”

“Lain kali jika bertemu kondisi kritis seperti itu, kamu jangan begitu bodoh.” Pesan Josephine kepadanya.

“Apakah kamu memberikan perhatian kepadaku?” Claudius menunjukkan senyuman yang jarang muncul di mukanya.

“Bagaimanapun juga kamu terluka karenaku, memang seharusnya aku memberikan perhatian kepadamu.”

“Tenang saja, selain nenek, tidak ada orang kedua lagi yang pantas aku lakukan hal serupa untuknya.” Claudius berkata dengan serius, “Dan kamu......bukankah aku sudah berjanji kepadamu, aku tidak akan membiarkanmu menghadapi bahaya lagi.”

“Claudius.....”

“Aku tidak bermaksud lain.” Claudius sepertinya mengerti dengan apa yang ingin dikatakannya, dia bergegas mengatakannya terlebih dahulu, “Tenang saja, aku tidak akan memaksamu mengingat aku seperti dulu, dan tidak akan mengganggumu seperti dulu lagi, dulu aku terlalu egois, aku hanya ingin mendapatkanmu tanpa menjaga perasaanmu.”

Mendengar perkataannya, dan menatap ekspresinya yang serius, mata Josephine perlahan memanas.

Dia tertawa sambil menyindir, “Claudius, kamu masih bisa menjaga perasaan orang lain?”

“Dulu tidak, tapi sekarang sudah bisa.” Claudius tersenyum masam, “Kamu yang mengajariku.”

Josephine menatapinya sejenak, lalu menganggukkan kepalanya, “Baguslah kalau kamu bisa berpikir seperti itu, bagaimanapun juga kamu sudah menikahi Nona Zhu.”

Claudius bergegas berkata, “Josephine, aku menikahi Juju karena dipaksa oleh Nenek, dan waktu itu aku mengira kamu sudah mati, makanya.......”

“Tuan Claudius, kamu tidak perlu menjelaskan ini semua kepadaku.” Josephine memotong perkataannya.

Benar juga, tidak ada maknanya menjelaskan semua ini sekarang, dia sama sekali tidak peduli.

Namun Claudius tetap saja tidak tahan dan menjelaskan, “Aku tahu kamu tidak memerlukan penjelasanku, tapi aku ingin memberitahumu, waktu itu, karena kematianmu, aku tersiksa dan tertekan, aku sakit parah, nenek takut aku tidak bisa menahannya dan berlutut memohon kepadaku, memaksaku agar aku menikahi Juju dalam waktu paling singkat. Waktu itu aku sudah putus asa, aku mengira tidak ada bedanya jika aku menikahi siapapun, jika aku tahu kamu masih hidup, aku tidak akan menikahi Juju.”

Dia akhirnya berhenti, dan menatapi Josephine.

Josephine sedikit menundukkan kepalanya, matanya yang diturunkan menutup semua perasaan dalam hatinya, namun Claudius tetap bisa melihat air mata yang melekat pada mata Josephine.

Dia berbisik, “Josephine, bukankah kamu sudah tidak mengingat semuanya? Mengapa kamu masih menangis?”

Josephine mempertahankan posisinya dan terdiam sejenak, lalu dia mengedipkan matanya, dan mengangkat kepalanya sambil menatapi Claudius, “Aku menceritakan ceritanya hingga begitu mengundang air mata, bagaimana mungkin aku tidak terharu?”

“Ini bukanlah cerita, ini adalah fakta.”

“Bagiku, ini adalah sebuah cerita.” Josephine tersenyum, “Tuan Claudius, hentikan, ok? Sudah tidak perlu lagi.”

Claudius menganggukkan kepalanya, “Baik, aku berhenti bercerita, aku dengar semua kata-katamu.”

---------

Setelah keluar dari rumah sakit, Claudius merasakan kekosongan dalam hatinya.

Dia telah menjelaskan semuanya, dan sudah berjanji tidak akan menganggunya, ini seharusnya adalah sebuah pilihan yang bisa membuatnya lega, namun dia malah merasa hatinya dikosongkan, rasanya sangatlah menderita.

Didalam benaknya tiba-tiba teringat adegan bahagia mereka bertiga sekeluarga, jika Josephine bisa sebahagia itu terus, dia bersedia untuk merestuinya......

Setelah berkeliling beberapa saat dijalan, Claudius akhirnya kembali ke kantornya.

Baru saja dia memasuki kantornya, Manager Lin langsung mengikutinya dari belakang dengan ekspresi kurang bagus, dia menatapi Claudius dan berkata dengan hati-hati, “Tuan Claudius, projek di bagian barat itu diambil oleh Perusahaan Far & Wide dengan harga lebih rendah 0.1 dibanding dengan kita.”

“Apa?” Claudius menatapinya.

Manager Lin menganggukkan kepalanya, “Harga ini sangatlah aneh, dan.......aku ada satu hal lagi, aku tidak tahu apakah Tuan Claudius mengetahuinya atau tidak..........”

“Apa itu?”

“Belinda sudah pindah bekerja diperusahaan mereka, dan menjadi asisten spesial Mike.”

Claudius kaget, jelas-jelas dia tidak mengetahui kabar ini.

“Tuan Claudius, menurutmu apakah mungkin Belinda menjual harga kita kepada Perusahaan Far & Wide?” Manager Lin berkata dengan hati-hati, “Tapi......menurutku Belinda bukanlah orang seperti itu.”

“Selain dia ada siapa lagi?” Claudius menyindir, “Dia adalah orang seperti itu.”

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu