Istri ke-7 - Bab 232 Memang Sekejam Ini (4)

Setelah tiba di rumah, nenek pun bertanya: "Claudius, kenapa kamu pulang sendirian? Josephine baik-baik saja kan?"

Claudius menghentikan langkahnya dan menatapnya: "Nenek, kamu khawatir dengan keselamatannya atau khawatir dengan jantungnya?"

Nadanya dingin, nenek pun terdiam, lalu berkata: "Aku... tentu saja khawatir dengan keselamatannya."

"Baguslah kalau begitu." Claudius berkata serius: "Nenek, Josephine bukan Juju, kamu lebih baik jangan melakukan apapun kepadanya, karena aku sudah susah payah menemukannya."

"Baiklah, aku tidak melakukan apa-apa." Nenek melihat ekspresinya yang buruk, dia tahu beberapa hari ini dia pasti kelelahan, dia pun tidak ingin membuatnya marah.

Claudius berjalan masuk ke dalam rumah, membalikkan badan dan menatap nenek kembali: "Nenek, aku ingin bertanya, kamu harus jujur kepadaku."

"Tentang apa?”

“Dulu sebenarnya apa yang terjadi dengan Lily Yang?" Claudius tetap memasang ekspresi serius.

"Lily Yang siapa?" Nenek menoleh dan bertanya kepada kakak He.

Kakak He pun menjawab: "Nenek sudah lupa? Lily Yang itu istri pertama tuan muda."

"Oh, benar benar... Aku sudah ingat." Nenek mengangguk-ngangguk lalu bertanya: "Hal itu sudah lewat sangat lama sekali, ngapain kamu tanya ini?"

"Tidak apa-apa, tiba-tiba aku ingin tahu tentang masa laluku." Kata Claudius.

"Ini juga bukan sesuatu yang baik, apa gunanya kamu tahu, sudahlah..."

"Nenek." Claudius memotongnya: "Dulu kamu memaksa Lily Yang untuk menikah denganku, kamu membunuh calon suaminya... Apakah benar begitu?"

Nenek dan kakak He saling bertatapan, dia pun merasa sedikit takut, saat ini Claudius tentu tidak bisa dibohongi.

Melihat ekspresi nenek, Claudius sudah tahu kalau hal ini benar adanya, dia pun memejamkan matanya dan bertanya: "Sebenarnya apa yang terjadi?"

"Oh... begini." Kakak He berkata: "Saat itu orang kita berdiskusi dengan nona Yang, calon suaminya pun keluar dari rumahnya dan melukai orang kita, lalu berkata kalau ingin meledakkan rumah kita. Nenek pun memberinya banyak uang untuk menyingkirkannya, dan menyuruhnya untuk berpura-pura mati dan pergi dari kehidupan nona Yang, dia pun terpancing dan lari dengan uang itu. Sebenarnya... pria itu juga bukan pria baik, dia tidak mati, tapi membawa uang itu pergi dan hidup dengan baik."

"Lalu nona Yang? Bagaimana dia bisa mati?" Tanya Claudius.

"Nona Yang..." Kakak He melihat nenek pun terdiam.

Nenek tahu dia tidak bisa membohongi Claudius, akhirnya dia pun menjawab: "Sebenarnya juga bukan salahku, malam itu, dia pun berbuat onar di rumah ini, lalu melarikan diri di malam hari, tapi karena salah arah dan salah masuk ke kuil, dia pun pingsan."

"Sebenarnya dia pingsan atau mati?" Claudius semakin heran dan bertanya.

"Pingsan, lalu gila."

"Lalu?"

"Lalu? Lalu dia pun dimasukkan ke rumah sakit jiwa."

"Sekarang?"

Nenek memandangnya, lalu berkata: "Claudius, kamu jangan tanya kepadaku seperti sedang menginterogasi seorang tersangka bisa? Aku ini nenekmu."

"Aku ingin tahu dia sekarang dimana?" Claudius menahan amarahnya.

Nenek pun menatap kakak He: "Sekarang dia bagaimana?"

Kakak He menjawab: "Dia masih sama seperti dulu, masih gila... di rumah sakit jiwa Mandala."

"Berarti dia tidak mati?"

"Benar, tapi gila." Jawab Kakak He.

Nenek melihat pandangan mata Claudius, dia tidak tahu apa yang dipikirkannya, dia pun bertanya: "Claudius, kenapa kamu tiba-tiba menanyakan ini? Ada apa?"

Perasaan Claudius sangat kacau, dia tidak menyangka nenek menyembunyikan banyak hal seperti ini, lalu dia pun berkata kepada nenek: "Nenek, apa yang orang lain katakan benar, kamu sangat egois dan sangat kejam, tidak memikirkan nyawa orang lain."

Nenek terdiam.

Dikatakan oleh cucu sendiri dia merasa sedikit tidak senang, tapi karena Claudius masih marah dia pun tidak menyalahkannya.

Claudius menarik nafas dan bertanya lagi: "Bagaimana dengan lima orang lagi? Kamu melakukan apa kepada mereka? Kamu kemanakan mereka?"

Kalau mendengar penjelasan nenek dulu, nenek memberi mereka uang dan pergi keluar negeri, dan ini semua keinginan mereka. Dan menurutnya, wanita memang semua mata duitan, pergi dan membawa uang tentu saja tidak heran. Tapi sekarang, sepertinya tidak sesimpel ini."

"Sisanya... Bukankah sudah kubilang? Semua mengambil uang dan pergi keluar negeri." Nenek melihatnya curiga pun menjelaskan: "Aku tidak bohong, walaupun aku menyuruh mereka jangan kembali lagi kesini dan tidak membeberkan rahasia keluarga Chen, tapi mereka semua setuju dan pergi membawa uang..."

Kakak He pun melanjutkan: "Benar, selain nona Yang yang tidak mata duitan, wanita lain semuanya tersingkirkan dengan mudah."

"Aku rasa mereka semua seharusnya berkehidupan baik di luar negeri." Kata nenek.

Claudius menatap mereka berdua, dia ingin marah tapi tidak bisa, dia pun hanya bisa pasrah dan berkata: "Nenek, aku harap kejadian seperti ini bisa dihentikan, jangan terjadi lagi.

Nenek pun mengangguk, sekarang sudah tahu kalau kekasih takdir adalah Josephine, untuk apa lagi dia melakukan itu? Tentu saja tidak akan lagi.

Ini pertama kalinya Claudius menanyakan nasib istri-istrinya yang dulu.

Setelah pergi dari rumah, dia pun mencari data lima orang itu dan mengirimnya ke asisten Yan, menyuruhnya untuk membantunya mencari tahu.

Asisten Yan menjelaskan: "Tuan muda, sekarang yang terpenting adalah melawan Aldo Chen, bukan mengurus hal seperti ini?"

"Aldo Shen?" Claudius tertawa dingin: "Aku rasa dia tidak bisa melakukan sesuatu yang menggemparkan."

"Tapi... Ini sudah lewat begitu lama, untuk apa kamu mencari tahu?"

"Mereka tidak melakukan kesalahan apapun, aku tidak akan membiarkan mereka menderita karena keluarga Chen."

Asisten Yan sedikit kaget lalu tertawa: "Tuan muda, kamu sudah berubah."

"Bukannya kamu juga berubah? Menjadi cerewet dan suka menggosip." Claudius menyindirnya.

"Ehem..." Asisten Yan pura-pura batuk, dia berubah, karena dia bukan lagi bawahannya, tidak perlu serius lagi bukan. Dia pun menjawab: "Baiklah, aku pergi ke rumah sakit Mandala untuk mencari tahu kabar nona Yang."

"Makasih." Claudius menutup telepon.

-----

Asisten Yan pun sangat cepat mengetahui kabar Lily Yang, ternyata benar dia masuk di rumah sakit Mandala dan keadaannya tidak begitu baik.

Saat asisten Yan mengabari Claudius, Claudius pun terdiam.

Sepertinya Lily Yang memang benar gila, nenek tidak membohonginya, tapi dia tidak tahu apakah perkataan yang lain itu benar atau tidak, apakah dia benar terkejut dan gila karena melihat nyonya Jing di dalam kuil.

Josephine melihatnya yang terdiam saat menelepon, lalu berjalan kesana dan bertanya: "Ada apa? Telepon siapa?"

"Asisten Yan?" Jawab Claudius.

"Dia bilang apa?" Lily Yang siapa?"

"Dia..." Claudius pun ragu. Lalu tersenyum kepadanya: "Aku akan memberitahumu nanti."

Josephine melihat keraguan di wajahnya, dia pun mengangguk dan tidak menanyakannya lagi.

Claudius pun berkata: "Sudah malam, cepat istirahat."

Josephine mengangguk dan berjalan menuju kamar.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu