Istri ke-7 - Bab 99 Bertukar Syarat (1)

“Eh......Tuan Claudius......” Fransiska kembali menghalangi jalannya, dan menasihatinya, “Tolong pulang, Tuan Claudius, suasana hati Shella buruk, dia perlu keluar jalan-jalan, dia.....”

Claudius menatapinya, dan berkata, “Kalaupun mau pergi jalan-jalan juga harus mengugurkan anak itu dulu.”

Fransiska terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa.

Josephine mengantri untuk melewati security check, lalu dia menyalakan teleponnya, awalnya dia ingin mengetahui sampai seberapa orang keluarga Chen mencarinya, tapi telepon Angie langsung masuk.

Dia menekan tombol terima, Angie langsung menangis, “Josephine, akhirnya kamu mengaktifkan teleponmu, aku sudah meneleponmu berkali-kali, aku......”

“ada apa? Apa yang terjadi?” Josephine memotong perkataannya.

“Claudius si keparat itu, dia bukan manusia! Dia bilang jika aku tidak memberitahu dimana keberadaanmu, dia akan.....”

“Kamu memberitahu dia?”

“Em.....” Angie menganggukkan kepalanya, “Maafkan aku, aku bukan sengaja, aku bersalah terhadapmu......”

Josephine tercengang, dia lalu mengakhiri teleponnya dan melihat barisan didepannya, ada dua orang lagi dan dia akan melewati security check, asalkan dia bisa boarding dengan aman saja, dia berharap Claudius tidak secepat itu.

Josephine menutup matanya dan berdoa, lalu membalikkan badannya, melewati kumpulan orang-orang, dia melihat Claudius tengah berjalan lurus kearahnya dan pandangannya menguncinya.

Sangat jelas, dia telah melihat Josephine, serasa akan menangkapnya pulang.

Josephine melihat gerbang security check dengan panik, dan melihat Claudius, saat ini, kalaupun dia melewati security check juga tidak bisa selamat dari Claudius. Jadi dia tidak bisa mengharapkan gerbang security check, melainkan......

Seketika dia tidak tahu harus berbuat apa-apa, dan Claudius semakin mendekatinya.

Lalu dia bergegas keluar dari kerumunan dan kabur dari sebelah kanannya.

Melihatnya kabur, Claudius berjalan cepat dan memerintahnya, “Berhenti disana Shella!”

Josephine tidak mendengarkannya, badannya tidaklah besar, dengan cepat dia keluar dari kerumunan dan berlari kearah pintu bandara, sedangkan Claudius adalah lelaki, dia sulit untuk melewati kerumunan, setelah dia berhasil melewatinya, Josephine sudah sampai di pintu samping bandara.

“Kamu dengar tidak, Shella? Berhenti!” Claudius mengejarnya dan semakin marah.

Setelah keluar dari sana, itu adalah sebuah jalan menuju terminal lain, dan ini adalah sebuah jembatan yang baru dibangun, setelah berlari sejenak, josephine menyadari bahwa jembatan ini buntu, dengan kata lain......dia tidak bisa kabur.”

Dia terpaksa untuk berhenti, dan berbalik badan dan melototi Claudius dengan nafas terengah-engah.

Claudius juga sudah menghentikan langkahnya, dibandingkan dengan nafas Josephine yang terengah-engah, Claudius malah tidak terlihat lelah, dia tetap terlihat seperti seorang gentlemen.

“Ada apa? Kamu tidak lari lagi?” Mulutnya tersenyum meledek.

Dia melangkah maju selangkah, Josephine ketakutan dan mengusutkan badannya, dia mundur dan menyandar pagar sambil berkata dengan ketakutan, “Kamu jangan kemari.”

Claudius berlagak tidak perduli, “Aku bisa tidak pergi kesana, tapi kamu harus datang kemari.”

“Kamu jangan memaksaku!” melihatnya yang penuh pecaya diri, air mata Josephine mengalir, “Jika kamu masih memaksaku, aku akan melompat dari sini!” tangannya menunjuk ke luar pagar.

Fransiska yang mengikutinya hingga kemari setelah mendengar perkataannya langsung berteriak, “Jangan! Sayang, kamu jangan sembarangan, kita bicarakan saja pelan-pelan......!”

Jika dia benar-benar melompat dari sini dan mati atau cacat, bagaimana dengan Shella nanti?

Josephine melihat kedua orang yang sadis didepan matanya, hatinya sakit tak tertahankan, mengapa orang disekitarnya begitu kejam dan tidak berperasaan? Mengapa dia tidak bisa bertemu dengan orang yang tulus?

Josephine meneriaki mereka, “Kalian jangan memaksaku lagi! Minggir semua----!”

“Shella, kamu jangan begini, kamu tenang dulu.” Fransiska berjalan kesamping Claudius dan memohon, “Tuan Claudius, tolong bawa pulang Shella dengan aman, aku hanya punya satu anak perempuan ini, aku mohon.”

Melihat Josephine yang menangis, Claudius mengerutkan keningnya, dia mengerti Josephine sudah berada diambang kekecewaan, tapi dia tidak akan membiarkannya mencari sebuah tempat dan bersembuyi, dia tidak boleh memberikannya kesempatan ini.

Claudius melangkah kecil, lalu bertanya dengan muka datar, “Jadi apa maumu?”

“Aku......” Josephine merengek dan menghapus air matanya, “Aku ingin mempertahankan anak ini, dan menjaga serta membesarkannya dengan nyawaku sendiri.”

“Kamu tidak menaati perjanjian.”

“Benar, aku ingkar janji.” Josephine tidak mempedulikan itu, dia hanya ingin mempertahankan nyawa anaknya, tatapannya semakin tegas, “Jika kamu masih memaksaku untuk menggugurkannya, aku akan melompat dari sini.

“Tidak, jangan!” kata Fransiska ketakutan.

Claudius malah berkata, “Kamu mengancamku?”

“Benar, aku mengancammu.” Josephine sudah tidak memperdulikan apa-apa.

“Kalau begitu harus lihat apakah kamu bisa berhasil mengancamku atau tidak.” Claudius berkata dengan sulit, “Jika dalam sepuluh detik kamu tidak melompat, maka ikutlah aku ke operasi kerumah sakit.”

“Kamu......” Josephine menarik nafas dengan putus asa.

Pria ini terlalu sadis dan dirinya bukanlah lawan baginya!

“Shella, dengarkanlah perkataan Tuan Claudius, ayo dengar perkataan ibu.” Fransiska tidak bisa menasihati Claudius, dia hanya bisa menasihati Josephine, “Shella itu adalah sebuah nyawa, kamu tidak boleh berpikiran bertaruh , bagaimana jika dia dilahirkan dan langsung meninggal? Apakah kamu tidak bersalah terhadapnya?”

Josephine tidak mendengarkan nasihat dari Fransiska, karena dia mengerti semua perkataanya demi Shella, semuanya demi dia!

Bahkan air matanya yang mengalir karena ketakuan juga bukan demi dia si anak haram ini.

Dia hanya menatapi Claudius, dan meliaht dia menghitung, “Sepuluh, sembilan, delapan......”

Tangannya yang memegang pagar sudah pucat, dia semakin tidak tenang, angkanya semakin mendekati, “......empat, tiga, dua......”

Disaat Claudius akan mengatakan satu, Josephine memutuskannya, dia memegang pagar dengan kedua tangan dan melewatinya......

“Aaaa! Jangan-----!” Fransiska menjerit.

Novel Terkait

Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu