Istri ke-7 - Bab 95 Terluka (2)

Setelah melongo sejenak, barulah Josephine turun dari tempat tidur, dia mencari pembantu untuk membereskan kamarnya, lalu menutup pintu kamarnya dan kembali ke tempat tidurnya.

Keesokan harinya, ketika Josephine baru saja duduk di meja makan, dia melihat Claudius masuk dari luar.

Setelah istirahat satu malam, alkohol didalam badannya sudah hilang, dia kembali gagah seperti biasanya. Melihat dirinya, Josephine kembali terpikiran adegan Claudius berlutut di tumpukan pecahan pot bunga dan tangannya yang berdarah.

Tadi malam dia sangatlah parah, baru saja lewat satu malam dan dia sudah pulih kembali, sepertinya lelaki ini sangatlah kuat.

Ketika Claudius memasuki ruang makan, dia melirik Josephine lalu duduk disampingnya.

Dia meletakkan tangannya disamping piring, agar bisa dilihat oleh Josephine.

Tangannya terluka hingga sebesar ini, dia tidak mengobatinya sama sekali, jangan-jangan dia tidak mengobati lukanya tadi malam, dia hanya membersihkan lukanya saja ketika dia pulang kekamarnya.

Josephine mengelengkan kepalanya secara diam-diam, dirinya kenapa bisa toleransi terhadap dia lagi, jika dia mengetahuinya, dia pasti akan mengira dirinya menggunakan trik lagi.

Mengapa selalu berakhir seperti ini? Apakah harus dilukai habis-habisan oleh dia?

Bagaimanapun juga Sally juga belajar kedokteran, dia melihat tangan Claudius sedikit aneh, lalu dia bertanya dengan penasaran, “Kakak, apakah tanganmu sakit..... mengapa sepertinya....”

Dia melihat-lihat tangan Claudius, semua orang di meja makan melontarkan pandangan mereka ketangannya. Nenek Chen juga akhirnya menyadari tangan Claudius yang jelas-jelas membengkak, lalu dia mengerutkan keningnya dan bertanya, “Ada apa, Claudius?”

Claudius menurunkan tangannya dan berkata seolah tidak ada apa-apa, “Tidak apa-apa.”

“Biarkan aku lihat dulu.” Kata Nenek Chen.

Claudius membalikkan tangannya, dan berkata, “Hanya saja tergores pecahan pot bunga.”

Ditangannya terdapat luka dengan panjang 3-4cm dengan warna merah dan membengkak, sangatlah seram.

“Jangan-jangan kemarin kakak kambuh lagi, kemarin ketika aku tidur, aku mendengar suara dari kamar kakak ipar, aku kira aku salah dengar.” Sally berkata dengan ekspresi penuh perhatian, seusai berkata dia berbalik berkata terhadap Vina, “Vina, cepat ambilkan kotak P3k.”

Seusai mendengar kata kambuh, Nenek Chen langsung tegang, “Apakah kambuh lagi?” ketika bertanya, dia memutarkan pandangannya kearah Josephine, jelas-jelas ini sedang bertanya kepada dirinya.

Josephine seketika tidak bisa menjawab pertanyaannya, dia melirik Claudius dan berkata : “Tidak......”

“Tidak? Kalau begitu mengapa ada suara? dan mengapa tangannya bisa sampai separah ini?”

Justru Claudius tidak ingin semua orang kaget melihat luka tangannya makanya dia tidak membungkus lukanya, tanpa diduga, juga sama saja mengundang keributan, dia menjelaskan dengan sedikit tidak sabaran, “Tidak ada kenapa-kenapa, hanya saja minum mabuk dan tidak sengaja memecahkan pot bunga dan melukai tanganku.”

Tampangnya ini mengundang ketidak puasan nenek Chen, dia banting sumpitnya ke meja dan berkata dengan tegas, “Kalau begitu aku semakin tidak mengerti, mengapa kamu tahu dirimu tidak bisa minum banyak dan kamu masih saja pergi minum, mengapa setelah mabuk bisa sampai terjatuh dan terluka, mengapa hingga saat ini tidak ada yang mengobati lukamu?”

Perkataannya sepertinya memarahi Claudius, tapi kedua matanya berputar di badan Josephine, terlihat jelas dia menyalahkan Josephine tidak menjaga Claudius dengan baik.

Josephine tahu jika dia bersalah, dia menundukkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa.

Nenek Chen lanjut menyalahkannya, “Sebagai seorang istri, apakah hal sekecil ini juga tidak bisa diselesaikan? Kalau begitu, apa gunanya Claudius menikahimu?”

Josephine mengigit bibirnya, apa gunanya Claudius menikahi dirinya mungkin hanya paling diketahui oleh keluarga Claudius sendiri. Claudius menikahinya bukan untuk bersamanya selamanya, mereka akan saling menerima dan menjaga satu sama lain, bahkan hak untuk melahirkan saja tidak diberikan oleh Claudius.

Setelah ragu-ragu sejenak, dia akhirnya tidak tahan dan berkata, “Nenek, Tuan Muda tahu sendiri apakah dirinya kuat minum beer apa tidak, dan tidak ada siapapun yang bisa mengubah pikirannya jika dia sudah menetapkan sesuatu, kemarin ketika dia terjatuh, aku langsung menelepon dokter Huang.”

“Jadi kamu sekarang sedang melemparkan tanggung jawab?”

“Nenek, kamu jangan marah......” Chelsea tidak tahan dan menasihatinya, “Mungkin karena tadi malam kakak pulang kemalaman, kakak ipar sudah ketiduran, barulah dia tidak menjaga kakak, benarkah kak?” dia menoleh kearah Claudius.

Claudius melihat kearah semua orang, lalu tertawa, “Benar.”

Setelah mendengarkannya berkata seperti itu, Nenek Chen hanya bisa berhenti menyalahkan. Sally menerima kotak P3k dari tangan Vina, dia berkata sambil tersenyum, “Benar, benar, kita tahu semua bagaimana perhatian kakak ipar terhadap kakak, kejadian tadi malam pastilah hanya sebuah ketidaksengajaan.”

Seusai berkata, dia berdiri dan berjalan kesamping Claudius, “Kakak, aku obati dulu lukamu, jika tidak nanti akan susah jika terinfeksi.”

Josephine berdiri dari kursi, dan membantu Claudius, namun didorong terus oleh Claudius, baik sengaja maupun tidak sengaja.

Claudius tidak ingin membuat Nenek Chen marah, dia lalu mengikuti Sally dan mengobati lukanya diluar.

Setelah lukanya terobati, Claudius baru kembali sarapan dimeja makan, sedangkan orang-orang lainnya sudah selesai makan dan meninggalkan tempat makan. Diatas meja makan hanya tersisa Nenek Chen, Claudius dan Sally.

Sally merasakan bahwa Nenek Chen sengaja tidak meninggalkan tempat makan, dia lalu mengambil roti diatas meja makan lalu berkata, “Nenek, kakak, kalian makan saja, aku harus bergegas pergi kerja.”

Melihat Sally keluar, Nenek Chen barulah berkata kepada Claudius, “Claudius, apakah kamu sudah menemukan gadis yang dimaksud oleh guru Wang?”

Claudius terlihat tidak mengira bahwa Nenek Chen akan bertanya seperti ini kepadanya, tangannya yang memegang sumpit terhenti sejenak, lalu berkata, “Masih belum.”

“Kamu tidak menemukannya atau tidak mencarinya?”

“Aku sudah mencarinya tapi tidak menemukannya.” Kata Claudius.

“Mengapa tidak bisa menemukannya? Siapakah gadis ini? Mengapa begitu sulit untuk ditemukan?” Nenek Chen mulai panik, baru saja dia melihat Josephine begitu tidak perhatian terhadap Claudius, meskipun dia marah, namun dia masih tidak bodoh. Tentu saja dia tahu mereka berdua sedang bertengkar, semenjak Claudius mengetahui keberadaan anak ini.

Awalnya dia ingin memberi pelajaran kepada Josephine, agar Josephine mengetahui identitas dirinya sendiri, namun dia kembali berpikir, biarkanlah mereka bertengkar beberapa hari dulu, biar dia bisa mencari kesempatan untuk mengungkit masalah gadis itu kepada Claudius.

Ketika dia bertengkar habis-habisan dengan Josephine, hatinya pasti akan terasa kosong, dan akan menyetujui dirinya untuk mencari pasangan sejatinya itu.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu