Istri ke-7 - Bab 176 Tujuan sebenarnya (2)

Benar, dulu dia pernah melihat desain ini, terlebih lagi melihatnya bersama Claudius, Claudius bahkan menyuruhnya belajar. Tapi setelah itu dia sudah melupakan desain-desain ini, sama sekali tidak membicarakan desain ini dengan siapapun, terlebih lagi tidak membocorkannya keluar.

Josephine memeras kertas desain itu, kemudian mendongak perlahan melihat Claudius: "Apa katamu? Semua desain ini sudah jatuh ke tangan perusahaan Sanders?"

"Nona Bai, kamu tidak hanya bisa berbohong, kamu juga sangat pintar berakting tidak bersalah!" Claudius emosi melihat muka tidak bersalah Josephine, dengan emosi mencengkeram lengan Josephine dan menariknya mendekat, memelototi dia: "Apakah kamu lagi-lagi mau mengatakan kalau ini tidak ada hubungannya denganmu? Manager Huang yang membocorkannya keluar? Atau aku yang melakukannya?"

Josephine menggelengkan kepala: "Aku tidak melakukannya. Aku benar-benar tidak melakukannya."

"Tapi konsep desain ini hanya dilihat oleh kita bertiga, tidak ada orang keempat."

"Tidak mungkin!" Josephine tetap menggelengkan kepala: "Claudius, kamu harus mempercayaiku, meskipun aku pernah melihat desain itu, tapi aku tidak mungkin menjualnya kepada Vincent, aku berbuat seperti itu untuk apa?"

"Supaya Vincent bisa kembali berdiri, agar dia bisa bangun kembali." Claudius terengah-terengah, mata yang meliriknya penuh dengan kecurigaan: "Sepertinya aku lagi-lagi tertipu, lagi-lagi tertipu oleh penampilanmu yang terlihat baik hati. Sebelumnya kamu bisa menyembunyikan identitasmu dan berada di sisiku begitu lama, berani berganti identitas dengan Shella Bai, hanya untuk kembali ke sisi Vincent. Kali ini juga bisa demi dia berpura-pura baik hati dan menurut di depanku, menunggunya kembali berdiri dan kembali kesisinya, benar kan?"

"Salah!" Josephine panik dan berkata: "Claudius, aku sudah berkata padamu berapa kali, dulu aku meninggalkanmu bukan demi kembali ke Vincent Lee, aku itu dipaksa. Sekarang konsep desain kenapa bisa jatuh ke tangan Vincent aku sama sekali tidak tahu, aku juga tidak mungkin mengkhianatimu demi dia, bisakah kumohon kamu mempercayaiku?"

"Benar bukan kamu?"

"Benar, benar bukan aku!"

"Kalau begitu ini apa?" Claudius mengambil sebuah kertas yang tertulis sejarah panggilan dan sms dan mengangkatnya ke depan Josephine: "Apakah kamu lagi-lagi mau memberitahuku, telepon ini bukan kamu, sms juga bukan dikirim olehmu?"

Tulisan di kertas sangat kecil, Josephine demi melihat jelas isi tulisan itu, dia berusaha keras melihatnya, bahkan merebut kertas itu dari tangan Claudius.

Daftar di kertas sangat panjang, memenuhi seluruh kertas, semuanya adalah telepon dan sms yang dikirim dan diterima olehnya dari negara Inggris, dan ketika dia melihat nomor teleponnya mengirim sebuah sms, otaknya seketika seperti meledak, dia terdiam.

Isi sms itu sangat singkat: Konsep desain sudah kukirim ke email mu.

Dia sama sekali tidak tahu kapan dia mengirim sms seperti ini!

Dan di hari yang sama, nomor telepon yang sama membalas sms nya dengan dua kata: Sudah diterima.

Josephine berdiri membeku di tempat sekian lama, kemudian dengan perlahan sadar kembali. Dia akhirnya mengerti hari itu kenapa dia bisa menerima pesan yang aneh itu, ternyata semua ini adalah rencana seseorang. Tetapi saat itu dia tidak memikirkannya, pikirnya setelah menghapus dan tidak mempedulikan sms itu sudah tidak apa-apa.

"Kenapa? Tidak tahu mau berkata apa lagi?" Dari luar Claudius terlihat sedingin es, namun di dalam hatinya penuh dengan sakit hati dan kemarahan. Terutama ketika dia melihat Josephine tidak berkata apa-apa sekian lama.

Setelah sekian lama berdiri di tempat, Josephine baru menggelengkan kepala: "Tidak, bukan, sms ini bukan dikirim olehku!"

Claudius menggertakkan gigi: "Bukti sudah aku keluarkan di depanmu, kamu masih tidak mengaku?"

"Bukan! Rekor sms dan telepon ini palsu, aku tidak pernah mengirim sms ini!"

"Palsu? Kalau begitu apakah kamu mau pergi memeriksa sendiri?"

"Aku....."Josephine menghisap nafas dingin, selain sms itu, rekor lainnya benar, Claudius tidak ada alasan mengambil laporan palsu dan menginterogasinya, tapi.....

Josephine mengelap air mata yang keluar karena panik, kembali mengangkat laporan itu, melihat tanggal sms itu dikirim, setelah dihitung-hitung, sms itu dikirim di hari dia pergi ke panti asuhan Harapan.

Waktu sms ini dikirim adalah di pagi hari, yang juga adalah waktu setelah dia bertemu Juju.

Otaknya yang baru saja jernih lagi-lagi kosong, dia akhirnya sadar mengapa Juju belakangan ini sangat suka mendekatinya, bahkan berusaha keras ingin menjadi teman baiknya, ternyata inilah tujuan dia!

Josephine mendongak melihat Claudius yang dingin, air matanya mulai memenuhi matanya, saat ini kalau dia memberitahu Claudius kalau sms ini dikirim oleh Juju, dia pasti tidak akan percaya. Jangankan Claudius, orang lain juga tidak akan percaya!

Dia dan Juju adalah dua orang yang bermusuhan, ponselnya bagaimana bisa diambil Juju?

Dia sendiri juga tidak berani mengatakan hal seaneh ini, karena setelah mengatakan seperti itu, Claudius tidak hanya tidak percaya, mungkin malah akan semakin emosi!

"Kenapa? Bukannya mau periksa sendiri?" Claudius berusaha menahan kemarahannya.

Meskipun dia jelas tahu Claudius tidak akan mempercayainya, tapi Josephine tetap ingin menjelaskan, dia menatap Claudius yang melihatnya dengan pandangan dingin dan berkata: "Sms dikirim oleh Juju dengan ponselku, hari itu kita bertemu di panti asuhan Harapan, dia....."

"Josephine Bai!" seperti yang diduga, Claudius tidak tahan lagi dan memotong perkataan Josephine: "Sudah cukup!"

"Aku serius, Juju akhir-akhir ini selalu berusaha mendekatiku, dia jelas-jelas ada rencana jahat, dia.....!"

"Sebenarnya kamu yang tidak melepaskan dia atau dia yang berencana jahat? Dia sudah meninggalkan kita begitu jauh, bahkan tidak memberitahuku kalau kakinya terluka, bisa-bisanya kamu mendorong perbuatanmu ke dia?"

"Kakinya terluka itu tidak benar!"

"Kalau begitu bagaimana dengan kata sandi ponselmu? Apakah aku yang memberitahu dia? Selain aku ada siapa lagi yang tahu kata sandi teleponmu?"

"Aku juga tidak tahu...." Josephine juga tidak tahu bagaimana menjelaskan masalah ini, kata sandi ponselnya bukan hari ulang tahun, juga bukan nomor yang gampang diingat, tapi Juju bagaimana bisa tahu kata sandi ponselnya, terlebih lagi masih bisa mengirim sms tanpa sepengetahuannya?

"Di dalam matamu semua yang dia lakukan adalah kepalsuan, apa yang dia lakukan adalah salah, tapi bagaimana denganmu? Kamu berhubungan dengan Vincent Lee di belakangku, kamu bahkan menggunakan desain perusahaan untuk membantunya berdiri kembali!" Claudius merebut laporan telepon dari tangan Josephine dan melemparnya ke arah Josephine: "Pesan-pesan ini dikirim oleh Juju, telepon juga dia yang menelepon, maksudmu dia dan Vincent bekerja sama untuk menjebakmu?"

"Memang seperti itu!"

"Kalau begitu bagaimana dengan konsep desain? Juga Juju yang mencurinya?"

"Kenapa tidak mungkin adalah dia?" Josephine melawan: "Dulu dia mengantarkan makanan kecil untukmu, sangat rajin, boleh masuk ke kantormu sesuka hatinya, sesulit apa kalau dia mau mencuri konsep desain?"

"Kalau begitu mengapa begitu banyak konsep desain tidak dia curi, malah mencuri yang ini?"

"Mana kutahu!" Josephine mengelap air matanya dengan punggung tangannya: "Hanya kamu yang mempercayai kalau dia sudah tidak menyukaimu, hanya kamu yang begitu mempercayainya....."

"Di kondisi seperti ini, dimana bukti begitu jelas, bisa-bisanya kamu masih mendorong tanggung jawab ke orang lain, bisa-bisanya berharap aku mempercayaimu?" Claudius menggertakkan gigi dan tertawa: "Josephine Bai, kamu pikir aku pernah dipermainkan olehmu sekali, masih bisa dipermainkan untuk kedua kalinya? Pantas saja dulu kamu bisa ke kantor biro urusan sipil dan menikah denganku, ternyata demi semua ini, inilah rencanamu...."

"Aku sudah pernah menjelaskan hal ini, aku tidak bermaksud seperti itu, Claudius.....!"

Claudius dengan emosi memotong perkataannya: "Keluar! Jangan biarkan aku melihatmu lagi!"

"Claudius...."

"Keluar!" Claudius mengambil sejumlah dokumen di atas meja dan melemparnya ke arah Josephine.

Josephine dikagetkan oleh Claudius yang meledak, akhirnya dia tidak berani bersuara lagi, dia menunduk melihat dokumen-dokumen di lantai, kemudian menjongkok memungut dokumen itu satu per satu.

Claudius malah merebut dokumen di tangannya dan kembali melemparnya ke lantai, kemudian berteriak marah: "Aku suruh kamu keluar!"

Josephine melihat mata Claudius yang memerah, akhirnya berjalan keluar tanpa berkata apa-apa.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu