Istri ke-7 - Bab 112 Hari Perkiraan Lahir Telah Tiba (3)

“Oh ya? Sebelumnya kamu bilang kapan hari perkiraan kelahirannya?"

"Beberapa hari lagi."

"Cepat sekali, kalau begitu bukankah kau akan bebas?"

"Iya, aku akan segera kembali bebas," kata Josephine sambil memaksakan untuk tersenyum, namun hatinya sangat sedih, ia malah tidak ingin bebas sedikitpun.

Jika anaknya harus berpisah darinya, bayi itu lebih baik terus tinggal di perutnya saja, tapi tentu saja ini tidak mungkin!

Setelah duduk sebentar di kafe dengan Angie, mereka berkeliling di plaza di seberangnya, lalu Josephine pulang bersama Summer.

Awalnya ia tak mau pulang seawal itu, tetapi Kak Juliet memberitahunya bahwa Fransiska pulang dan melihatnya tidak di rumah, ia pun marah besar hingga membuat para karyawan bekerja dengan sangat tidak tenang.

Josephine bisa mengabaikan suasana hati Fransiska, tetapi para karyawan dimarahi oleh Fransiska karena dirinya, ia pun memilih cepat-cepat pulang.

Begitu memasuki pintu rumah, Josephine langsung melihat Fransiska yang duduk di sofa dengan raut muka yang buruk, seperti sedang menunggunya pulang.

Belum sempat mengatakan apa-apa, Fransiska yang murka itu seketika berdiri dari sofa, melotot padanya dan memarahinya, "Josephine, sudah jam berapa ini kau masih berkeliaran di luar?"

"Dan kamu!" Bentaknya sambil melangkah lebar ke depan, menampar keras wajah Summer dan berkata marah, "Apa kamu tidak lihat perutnya sudah sebesar itu? Tidak tahu apa hari perkiraan lahirnya sudah dalam beberapa hari ini? Kau tidak mencegahnya masih tidak masalah, kau malah menemaninya pergi?"

Karena ditampar, Summer pun menangis.

Josephine segera menariknya ke sampingnya, lalu berkata, "Hanya aku sendiri yang pergi, kau, kau jangan menyalahkan mereka."

"Josephine kamu tidak punya otak ya? Sudah bulan ke berapa ini kau masih pergi keluar? Kalau tiba-tiba ketubanmu bocor apa yang akan kau lakukan?"

"Aku hanya keliling sedikit, lagipula belum sampai hari perkiraan lahir."

"Hari perkiraan lahir hanyalah perkiraan, ada kemungkinan lebih cepat atau lebih lambat, kamu ini paham tidak?"

"Aku tahu," jawab Josephine asal.

Meskipun ia tak pernah melahirkan, tetapi ia telah banyak membaca buku tentang kehamilan, tentu ia tahu hari perkiraan lahir belum tentu tepat. Ia hanya merasa tubuhnya masih baik-baik saja, seharusnya tidak mungkin lahir lebih awal, jadi ia pun pergi jalan-jalan sebentar.

"Bukankah sudah kuperingatkan kau, beberapa hari ini kau tidak boleh melangkah keluar dari rumah barang selangkah pun, dan diamlah baik-baik di rumah menunggu kelahirannya," Perintah Fransiska.

"Aku mengerti," kata Josephine menganggukkan kepala.

Semakin dekat waktunya, Fransiska semakin cemas, karena pertukaran ini adalah masalah besar, kalau-kalau ada masalah mereka semua akan mampus, tentu saja ia cemas. Sehingga hari ini begitu mendengar Kak Juliet bilang bahwa Josephine keluar rumah, ia segera menghentakkan kakinya marah.

Ia juga takut Josephine menemukan kesempatan kabur lagi, kabur kembali kepada Claudius, kalau itu terjadi semua rencananya akan gagal.

Untungnya ia kembali, hati Fransiska pun akhirnya bisa kembali tenang.

*****

Pada hari perkiraan lahir, pagi-pagi sekali Josephine sudah dibangunkan oleh Fransiska.

Fransiska melipat kedua tangannya di depan dada sambil bersandar pada pinggiran pintu, ia menyuruh Kak Juliet membereskan barang dan menyuruh Josephine berganti baju.

Josephine turun perlahan-lahan dari atas ranjang, ia memandang Kak Juliet yang sedang merapikan barangnya, ia pun bertanya pada Fransiska, "Pagi-pagi begini mau ke mana?"

Fransiska berkata, "Hari perkiraan kelahiranmu sudah tiba, kau masih tanya mau ke mana?"

"Tetapi aku bahkan belum merasakan tanda-tanda melahirkan sedikitpun."

"Pergi saja ke rumah sakit dulu dan menginap 1 malam, kalau besok pagi belum lahir juga lakukan bedah caesar."

"Mana bisa begitu?"

"Bayinya sudah cukup umur, kenapa tidak boleh?" Kata Fransiska dengan wajah datar, "Kemarin Claudius sudah menelepon menanyakan keadaanmu, aku membohonginya dengan berkata hari perkiraan lahirnya masih 1 minggu lagi, kalau anak itu beberapa hari ini belum lahir, setelah 1 minggu orang dari keluarga Chen akan bertindak, saat itu kita tidak akan bisa mengontrol situasinya."

Ternyata tujuan Fransiska ini adalah menyuruhnya melahirkan lebih awal, Josephine menghela napas, lalu ia memohon, "Kalau begitu paling tidak biarkan aku menunggu 2-3 hari lagi, mungkin saja dalam 2-3 hari bayinya akan lahir sendiri?"

Ia pernah baca di buku, bedah caesar bisa mempengaruhi kecerdasan dan tubuh anak, karena bagian kepala tidak melalui proses tertekan saat dilahirkan. Di buku tertulis sebelum bayi mau lahir sendiri, ia seperti seseorang yang sedang tidur, tidak suka dibangunkan tanpa alasan. Janinnya dari awal sudah tidak sehat, jadi ia ingin semuanya melalui proses yang alami.

"Lihat saja lagi keadaannya," ujar Fransiska, ia tidak ingin beradu mulut dengannya saat ini, jadi ia asal menjawab.

Setelah barangnya selesai dikemas, Josephine menuruni tangga dengan ditemani Fransiska.

Baru saja mereka melewati belokan di tangga, terdengar teriakan Kak Juliet dari bawah. "Nyonya, Pengurus He dari keluarga Chen datang!"

Kedua orang itu mendengarnya, mereka tertegun bersamaan, Fransiska buru-buru menarik Josephine kembali ke belokan, kemudian berteriak, "Baik, aku segera turun."

Raut wajah Fransiska terlihat panik, ia berpikir sejenak lalu berkata pada Josephine, "Kamu naiklah dulu dan sembunyi, pokoknya jangan turun, mengerti?"

Josephine mengangguk, memang hanya bisa begitu.

Fransiska menarik napas panjang, setelah ia membetulkan penampilannya, mengatur suasana hatinya, ia pun turun.

Di bawah, Pengurus He melihat ke sekitarnya, melihat Fransiska turun ia mengunci tatapannya pada Fransiska dan berkata, "Nyonya Bai, aku mewakili nyonya besar kemari melihat keadaan nyonya muda."

Wajah Fransiska yang awalnya kacau sekarang telah membawa senyuman, sambil menyambut ia berterima kasih pada Pengurus He. "Nyonya besar benar-benar baik, begitu memperhatikan Josephine kami, Pengurus He tolong sampaikan terima kasihku padanya."

Pengurus He tersenyum sopan, ia berkata, "Nyonya muda meskipun mengandung anak yang sakit, tetapi bagaimanapun itu adalah darah daging keluarga Chem, lagipula nyonya muda juga bersikeras mau melahirkannya, nyonya besar tentu tidak akan menolaknya."

"Benar, karena bagaimanapun ia telah bernyawa," timpal Fransiska sambil tersenyum.

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu