Istri ke-7 - Bab 116 Kurung Dia (2)

Shella Bai bermain hp seharian, merasa bosan dan meletakkan hpnya dan bertanya pelan: "Ibu, bukankah Claudius sudah tahu apa yang terjadi denganku? Kenapa masih belum datang melihatku?"

Siapa yang tahu, mungkin saja kita berimajinasi terlalu tinggi tentang hubungannya dengan Josephine." Fransiska Ya juga terus menunggu kehadiran Claudius, dari pagi hingga sore tidak muncul juga, membuatnya mulai khawatir.

Pagi ini dia sengaja membeberkan kabar ini ke perusahaan Chen, kabar besar ini tidak mungkin tidak terdengar olehnya. Apalagi dia sudah mendengar bahwa Claudius bergegas pulang ke rumah, pasti sudah tahu tentang kabar ini dan menanyakan kepada nenek tua.

"Apakah mungkin dia sudah tidak menginginkanku dan anaknya ini?" Shella Bai panik.

"Jangan panik, kita tunggu lagi." Fransiska Ya tiba-tiba menunjuk pintu dan memberi isyarat tangan kepadanya untuk diam.

Terdengar suara ketukan pintu, kakak He mengantar makan siang ke dalam.

Shella Bai mengatur perasaannya, memasang muka sedih dan diam, Fransiska Ya menyapanya sopan.

Kakak He menaruh termos itu di atas ranjang melihat bayi itu dan bertanya: "Anak itu tidak apa-apa kan?"

"Baik-baik saja, dia tidur seharian pagi ini." Fransiska tersenyum dan berjalan kesana ingin menuang makan siang dari termos itu.

"Kalau memang nona dan anaknya tidak ada masalah, kalau begitu besok sudah bisa keluar dari rumah sakit." Kakak He memegang tangan bayi itu dan berkata: "Nenek paling tidak bisa melihat bayi yang kasihan ini, besok dia tidak bisa mengantar kalian lagi, tapi aku dan supir akan mengantar kalian pulang."

Fransiska membuka mulutnya dan tidak mengatakan apapun.

Kakak He berdiri dan berkata kepada Fransiska: "Ibu mertua, kamu tidak keberatan kan?"

"Tidak, tentu saja tidak." Fransiska mengepalkan tangannya, tapi dia tetap tersenyum.

Dalam hatinya dia berpikir, keterlaluan, seperti keluarga Bai sangant rela melihat anak ini mati saja, sungguh keterlaluan!

Dia merasa geram, akhirnya dia tetap bertanya: "Nenek... sudah memutuskan agar anak ini dirawat di keluarga Bai? Lalu Claudius, apakah hal ini bisa dirahasiakan terus?"

"Oh, tuan muda sudah tahu." Kakak He mengatakan: "Tapi mereka sependapat, mereka tidak bisa melihat anak itu menderita, oleh karena itu mereka merasa lebih baik dirawat di rumah keluarga Bai."

Fransiska akhirnya tidak bisa tersenyum lagi, nadanya menjadi dingin: "Kakak He, kalian begini akan sedikit menyulitkan kami."

"Kenapa?" Kakak He menatapnya.

"Sebelumnya kalian bilang takut Claudius akan sedih, maka merahasiakannya, demi kebaikan tuan muda Chen, tidak apa-apa anakku Shella Bai menahan kesedihan ini. Tapi sekarang kalau memang Claudius sudah tahu, kenapa kalian tetap menolak Shella Bai, bukankah ini sudah sedikit keterlaluan?" Fransiska merasa geram lalu melanjutkan: "Shella Bai memikirkan Claudius, tapi kalian, malah ingin menendangnya keluar dari keluarga Chen. Mereka berdua bilang tidak bisa melihat anak ini menderita? Lalu bagaimana dengan kami? Shella? Apakah kami tidak bisa sedih?"

Kakak He tertawa: "Saat itu nona yang bersikeras ingin melahirkan anak ini, sesedih apapun sekarang bukankah ini keinginannya sendiri?"

"Kamu..." Fransiska terdiam.

"Apakah aku salah?" Kakak He melihat Shella Bai: "Kalau bukan nona yang ingin melahirkan anak ini, nenek pun tidak akan terbaring di ranjang sejak kemarin, menangis seharian, tuan muda pun tidak akan sedih. Wanita yang keras kepala seperti ini, wajar saja kan jika Claudius tidak menginginkannya lagi? Siapa yang menentukan kalau menikah tidak boleh bercerai?"

Fransiska Ya tidak menyangka dia akan keterlaluan seperti ini, dia lalu berkata: "Anak ini anak keluarga Chen."

"Tapi masalahnya adalah anak ini tidak bisa hidup." Kakak He menyindirnya: "Saat itu nona Bai bersikeras ingin melahirkan anak ini, pasti ingin mempertahankan posisinya di keluarga Chen, tapi nona Bai terlalu meremehkan nenek dan tuan muda, mengira mereka akan termakan caramu ini. Nona Bai kalah pada nasibmu, bisa melahirkan tapi tidak bisa membiarkannya hidup."

"Kalau bukan karena Claudius sakit, apakah Shella Bai akan melahirkan anak yang penyakitan?" Fransiska emosi.

"Saat itu tidak ada seorangpun yang mendukung nona untuk melahirkan anak ini, semua ini dia inginkan sendiri." Kakak He berjalan ke arah bayi itu, dan menggoda bayi itu: "Sebenarnya nenek tua sangat menyayangkan anak ini, tapi karena dia tidak bisa bertahan hidup, menerimanya hanya akan membuatnya sedih. Tentu saja, kalau nona juga tidak bisa menahan melihat anak ini perlahan-lahan kehilangan nyawa, kalian juga bisa memberikan anak ini ke keluarga Chen, kami akan memberinya sebuah villa, memperkerjakan beberapa perawat bayi dan merawatnya disana, tidak akan membiarkannya kesakitan."

Setelah itu, kakak He melihat mereka berdua: "Bagaimana menurut kalian? Sebaiknya anak ini dirawat dimana?"

Fransiska sangat emosi lalu berteriak: "Sungguh keterlaluan!"

"Nyonya Bai, sebenarnya ini adalah sebuah permainan, harus berani bermain dan berani kalah." Setelah itu kakak He melanjutkan: "Baiklah, besok aku akan menjemput kalian, nanti kalian putuskan anak ini akan dirawat dimana."

Setelah selesai, dia mengambil termos di atas meja dan berjalan menuju pintu kamar.

Setelah kakak He pergi, Shella Bai turun dari ranjang dan berteriak: "Sungguh keterlaluan!"

Fransiska juga sangat emosi, hanya saja dia tidak seperti Shella Bai yang tidak terkontrol dan langsung berteriak.

Shella Bai tidak cukup dengan marahnya yang tadi, lalu dia menoleh ke bayi itu: "Kalau tahu akibatnya begini lalu buat apa lagi anak ini? Buang saja dia! Buang...!"

"Nona Bai, kamu jangan panik." Perawat bayi takut dia akan melampiaskan amarahnya lalu bergegas menggendong bayi itu.

Keluarga Chen saja sudah tidak menginginkannya, lalu untuk apa lagi? Aku suruh kalian buang dia dengar tidak?" Shella Bai tetap berteriak.

Perawat bayi pasrah: "Nona Bai, ini anak kandungmu, kamu mau buang kemana?"

"Ibu... Bagaimana ini?" Shella Bai menarik tangan Fransiska: "Ibu, Claudius tidak menginginkanku, juga tidak mau anak kandungnya, semua yang kita lakukan sia-sia, bagaimana ini..."

"Jangan ganggu aku!" Fransiska Ya mendorongnya ke samping dan marah: "Ada apa-apa semua cari aku, terus apa gunanya otakmu itu?"

"Ibu..." Shella Bai menangis.

Demi memasuki keluarga Chen, dia sudah berkorban selama setengah tahun, memanjangkan rambutnya, menggemukkan badannya, mengikuti setiap gerak-gerik dan kata-kata Josephine...

Kalau kali ini dia tidak bisa berhasil, maka dia tidak akan pernah bisa kembali lagi, perjuangannya selama setengah tahun ini akan sia-sia. Dia tidak rela, bagaimana mungkin dia akan rela.

*****

Novel Terkait

Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu