Istri ke-7 - Bab 262 Ending 5 (3)

"Kalau begitu ikutlah kami ke kantor polisi." Setelah itu mereka menunjukkan identitas diri kepadanya, lalu menahannya.

Henry pun kaget melihat mereka berdua lalu melihat ekspresi Susi yang datar, dia merasa heran dan bertanya: "Kalian ngapain? Susi, mereka temanmu?"

"Tuan muda Qiao, mereka bukan temanku." Susi berjalan kedepannya: "Mereka adalah petugas yang ingin memeriksa kasusmu, aku hanya membantu mereka untuk menangkapmu, aku tidak kenal mereka."

"Maksud... Maksudmu apa?"

"Tuan muda Qiao, Anda terkait dengan kasus penculikan anak, silahkan ikut kami."

"Kasus penculikan anak?" Marco Qiao merasa tidak enak.

"Benar, Nona tsu lah yang melapori Anda."

Henry Qiao semakin kaget dan menatap Susi, dia pun bertanya: "Kenapa kamu melakukan ini?"

"Kenapa melakukan ini? Menurutmu kenapa tuan muda Qiao..." Susi pun menatapnya sinis dan tertawa: "Sudah kubilang aku dan Josephine berbeda, tidak ada gunanya kamu melakukan ini."

"Tapi... Aku suamimu, kita satu keluarga."

"Tidak, kamu dan Fanny satu keluarga, Fanny lah yang benar-benar rela melahirkan anak untukmu." Lalu Susi tertawa lagi dan menyindirnya: "Kue plum? Makasih ya kuenya, benar-benar makasih!"

Henry Qiao tidak mengerti apa yang dikatakannya, dia panik dan pasrah.

Dalam waktu sesingkat ini dia juga tidak bisa menjelaskan masalahnya dengan Fanny, lagipula dia juga sudah menjelaskannya berkali-kali kepadanya, Susi tetap tidak mempercayainya, kali ini kalau dia menjelaskan lagi pun belum tentu dia akan percaya.

Dia tahu Susi tidak akan semudah itu menurutinya, tapi dia tidak menyangka dia akan sekejam ini, melaporinya dan membuatnya masuk penjara!

Dengan laporan dan Susi sebagai saksi, dia sudah tidak bisa terhindar lagi dari kasus ini.

Salah satu dari pria itu pun berkata: "Masih ada lagi yang ingin kalian katakan? Kalau tidak, tuan muda Qiao ikut kami ke kantor polisi."

Belum sempat Henry Qiao berkata apa-apa, Susi pun sudah berkata: "Aku sudah tidak ada urusan lagi, kalian boleh bawa dia pergi."

Pria itu mengangguk, menahan Henry Qiao dan berjalan keluar dari kamar itu.

-----

Saat Josephine melihat berita Henry Qiao ditangkap di TV, dia sangat kaget, dia pun pergi ke ruang buku dan mencari Claudius, lalu panik dan berkata: "Claudius, kamu sudah lihat berita? Henry Qiao ditangkap, dan itu kasus penculikan anak tiga tahun yang lalu."

"Aku sudah mendengarnya." Claudius bersikap tenang, tidak kaget seperti Josephine.

"Ada apa ini sebenarnya? Apakah yang dimaksud di dalam berita adalah Jesslyn?" Selain Jesslyn, seharusnya Henry Qiao tidak menculik anak lain lagi bukan?

"Benar."

"Ya tuhan! Kenapa bisa begitu?"

"Sepertinya kamu sangat khawatir dengannya?" Claudius menatapnya.

"Tentu saja aku khawatir, dia itu suami Susi, dan kejadian waktu itu bukan seperti yang diberitakan, Henry Qiao tidak sejahat itu."

"Henry Qiao menculik Jesslyn itu fakta, tidak peduli apa tujuannya itu tetap melanggar hukum." Claudius berkata: "Josephine, kamu sudah lupa apa yang dia perbuat? Salah paham dan luka yang begitu besar kepada kita? Kamu sudah lupa bagaimana dia membohongi kita?"

"Aku... Aku tidak lupa, tapi kalau bukan Henry Qiao, sekarang Jesslyn sudah tidak bernyawa."

"Ini tidak akan meringankan hukumannya menculik Jesslyn."

"Lalu, Henry itu suami Susi, kalau Susi memang sudah hamil, bagaimana dengan Susi dan anaknya?" Josephine menarik tangan Claudius dan memohon: "Claudius, aku ingin membantunya, aku tidak boleh membiarkan Susi dan anaknya..."

"Josephine, kamu jangan lakukan ini." Claudius pun memotongnya dan bersikap serius.

Kalau Josephine membelanya, dan membuktikan dia tidak bersalah, maka kasus ini akan menjadi berbeda, apalagi Josephine adalah ibu kandung anak ini, orang terpenting dalam kasus ini.

Tidak boleh karena kelembutan hati Josephine, dan menghancurkan rencananya.

"Kenapa?" Josephine tidak mengerti.

"Karena Susi sendiri yang melaporinya."

"Hah?" Josephine semakin kaget, mulutnya ternganga: "Susi...? Bagaimana mungkin?"

"Ini benar."

"Kenapa Susi melakukan ini?" Josephine tetap merasa aneh.

Claudius menaikkan bahunya: "Aku juga tidak tahu, mungkin karena hatinya sudah terluka oleh Henry."

"Tapi... Henry akan masuk penjara."

"Kamu pikir Susi tidak tahu?" Claudius tertawa: "Yang bisa membuat Susi melakukan ini, aku pikir... mungkin luka yang diberikan Henry Qiao kepadanya sudah terlalu dalam."

Josephine tidak bisa berkata-kata, dia bergumam: "Kenapa bisa begini? Kenapa...?"

"Kenapa bisa begini, mungkin kamu bisa tanyakan kepada Susi, Susi tahu lebih jelas." Claudius pun berdiri dari kursi, memeluknya dan menepuk punggungnya: "Sudahlah, jangan kaget, Henry Qiao memang pantas dihukum."

"Kamu juga merasa dia harus ditangkap?" Josephine menatapnya.

"Tentu." Claudius mengangguk.

Nyonya Qiao juga baru tahu kalau anaknya ditangkap setelah melihat berita malam, dia pun panik dan menyuruh bibi Hong menelepon orang lain untuk menanyakan keadaannya, tapi tidak ada yang tahu tentang kasus ini.

Susi makan sendiri di luar, lalu berjalan pulang ke rumah keluarga Qiao.

Saat masuk ke rumah, dia mendengar nyonya Qiao sedang panik menelepon, langkahnya pun terhenti sejenak. Lalu dia berjalan masuk.

"Nyonya, nyonya sudah pulang." Kata bibi Hong.

Nyonya Qiao melihat Susi pun langsung membuang telepon itu dan menyambutnya, menarik tangannya dan menatapnya: "Susi, kenapa kamu tidak mengangkat telepon? Kamu tidak apa-apa?"

"Ibu, aku tidak apa-apa." Susi tersenyum kepadanya.

"Baguslah kalau kamu tidak apa-apa." Nyonya Qiao menanyakan lagi: "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Henry Qiao ditangkap? Kenapa bisa menculik anak? Dia juga tidak kekurangan uang untuk apa melakukan ini?"

Susi berekspresi datar: "Tiga tahun yang lalu Henry memang sudah menculik anak orang lain."

"Hah?"

"Dan anak itu bukan anak orang lain, itu anak Claudius." Susi tersenyum: "Ibu, kalau anak orang lain mungkin kita bisa memberi sedikit uang dan masalah ini selesai, tapi keluarga Chen tidak butuh uang, mereka sekarang ingin tuan muda masuk penjara, bagaimana ini?"

"Anak Claudius? Ngapain dia menculik anaknya?"

"Karena dia iri dengannya, lalu dia pun menculik anak perempuannya."

"Maksudnya?" Nyonya Qiao kaget.

"Ibu, kamu tidak tahu? Tiga tahun yang lalu anak yang pernah aku suruh ibu bantu cari itu adalah Jesslyn, dia anak kandung Claudius dan Josephine."

"Jesslyn?" Nyonya Qiao kaget: "Jesslyn anak Marco?"

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu