Istri ke-7 - Bab 98 Kabur Dari Rumah (2)

Claudius mengerutkan keningnya, dia mencari sosok Josephine di dekat koridor sambil meneleponnya, panggilannya diterima, terdengar suara datar, “Aku sudah keluar dari rumah sakit.”

“Bukankah kamu mau melakukan pemeriksaan?” kata Claudius dengan marah.

“Iya aku akan melakukannya, tapi aku tidak mau melakukannya di rumah sakit Siloam, karena aku tidak mempercayaimu.”

“Apa maksudmu Nona Besar Bai? Apakah kamu mencurigaiku? Apakah didalam hatimu aku adalah orang yang akan mencelakai anak kandungku sendiri?”

“Tuan Muda, apakah kamu mau mengobrol denganku mengenai karakter diri?” Josephine tertawa.

Claudius tidak bisa berkata apa-apa, dan bertanya, “Kalau begitu beritahu aku, kamu mau melakukan pemeriksaan dimana?”

“Aku akan pergi ke sebuah rumah sakit yang tidak bisa dikontrol olehmu.”

“Kamu....” Claudius mengepalkan tangannya dan berkata, “Baiklah, semoga kamu bisa membawa pulang sebuah laporan pemeriksaan yang berbeda.”

Josephine mengakhiri teleponnya, lalu kembali menelepon Angie, dan memintanya untuk mengajak Susi.

Suami Susi adalah bos besar Prima Medical, dan Prima Medical juga merupakan rumah sakit swasta yang setara dengan Rumah Sakit Siloan di Jakarta.

Setiap kali bertemu masalah, dia selalu mencari Susi, itu membuatnya malu, makanya dia meminta Angie untuk mencari Susi.

Mereka bertiga bertemu di sebuah kafe diseberang Prima Medical, meskipun sama-sama berada di satu kota yang sama, tapi mereka sudah setengah tahun tidak saling bertemu.

Josephine menatapi Susi yang masih sama cantiknya, cantiknya bagaikan bunga, Josephine sendiri saja tidak mengerti mengapa dirinya bisa bertengkar habis-habisan dengannya.

Terakhir kali mereka bertemu adalah ketika setelah 2 minggu Josephine menikahi Claudius. Hari itu, Josephine berpikir untuk memberitahukan hal ini kepada dua orang teman akrabnya.

Tidak disangka, setelah mendengar perkataannya, Susi langsung bangkit dari sofa dan menyiram Josephine dengan air yang berada dimeja, lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Semenjak itu, mereka tidak pernah berkontak lagi, hingga terakhir kali meminta bantuannya untuk menyelidiki harta Claudius.

Josephine bertanya kepada Angie, setelah merenung sejenak, Angie berkata, “Susi paling benci ditipu orang, tidak mengherankan jika dia putus hubungan denganmu karena kamu memberitahukan kabar menikahmu setelah dua minggu.”

Josephine juga berpikir seperti itu, itulah sifat Susi.

Melihat Josephine yang berada didalam kafe, Susi berbalik badan dan akan meninggalkan tempat itu, Angie bergegas menarik tangannya dan berkata, “Jangan begini Susi, memang salah Josephine membohongimu, tapi dia juga sudah minta maaf, kamu maafkan saja dia.”

“Susi, aku butuh bantuanmu.” Josephine bangkit dari sofa.

Dia tahu, inilah cara paling efektif untuk mempertahankan Susi.

Benar saja, Susi langsung berbalik badan dan berkata, “Lihat itu, jika tidak ada apa-apa, dia tidak akan memikirkanku.” Kalimat ini seolah-olah dikatakan kepada Angie.

Angie tidak tahu harus berkata apa-apa.

Susi lalu melangkah menghampiri Josephine, dia duduk disofa seberang Josephine lalu meliriknya, “Josephine, kamu mampu menikahi Claudius maka kamu juga harus mampu hidup bersamanya, bukan bermasalah terus seperti ini, dan selalu mengganguku dengan hal-hal seperti ini.”

“Susi, kali ini Josephine benar-benar sangatlah membutuhkan bantuanmu.” Angie mengoyangkan tangan Susi.

“Baik, bilang saja, kamu ingin aku membantumu apa lagi?” Susi melipatkan tangannya didepan dada dan bersandar disofa sambil menatapi Josephine.

Josephine mengeluarkan laporan pemeriksaan dari rumah sakit Siloan, dan berkata, “Aku tidak percaya dengan keaslian laporan ini, karena dari awal hingga akhir, Claudius tidak menginginkan keberadaan anak ini, dan Rumah Sakit Siloan merupakan rumah sakit yang dikendalikan oleh keluarga Chen, aku ingin melakukan pemeriksaan Amniocentesis di rumah sakitmu, apakah kamu bisa membantuku?”

Susi melihat sekilas laporan tersebut, mukanya terlihat kaget, lalu dia mengangkatkan kepalanya dan terus menatapi Josephine, “Kamu begitu tidak mempercayai Claudius?”

“Aku hanya bertindak aman saja.” Jawab Josephine.

Dibandingkan dengan dulu, dia tidak akan mencurigai Claudius, tapi semenjak kejadian neneknya, Josephine mau tidak mau juga harus mencurigainya.

“Sudah berapa lama kamu menikahinya, apakah kamu masih tidak tahu bagaimana sifatnya? Seberapapun dia tidak menginginkan anak ini, dia tidak akan kejam hingga mencelakai anaknya sendiri.” Susi mengembalikan laporan kepada Josephine.

Josephine menghirup nafasnya dalam-dalam dan berkata, “Kamu yang tidak tahu bagaimana sifatnya.”

“Baiklah.” Susi menurunkan nada bicaranya, dan berkata, “Jika kamu mencurigai dia melakukan sesuatu terhadap laporan ini, kalau begitu kamu tinggal lakukan sekali lagi pemeriksaan ini, tidak perlu amniocentesis, itu terlalu rumit dan membutuhkan waktu lama.”

“Benar, kata orang cairan Amniotik adalah kolam berenang janin, kamu seharusnya tidak menganggunya, dan merusak lingkungan pertumbuhannya.” Kata Angie yang berada disamping.

Josephine merenung sejenak dan menyetujui saran Susi.

Susi lalu bangkit dan bertelepon, dia langsung membawa Josephine ke Prima Medical.

Setelah memasuki ruangan pemeriksaan, Angie menyadari bahwa Susi menghilang, setelah mencarinya sejenak, dia baru menemukannya berada di ruangan kantor dokter.

Dokter terlihat sangat mematuhinya dan terus menganggukkan kepalanya.

Ketika keluar dari kantor, Susi dikejutkan oleh Angie yang berada didepan pintu, dia bertanya, “Mengapa kamu berada disini?”

Angie bingung, “Mengapa kamu sekaget ini? Aku tidak menemukanmu dan datang mencarimu.”

“Aku datang untuk memerintah mereka untuk segera menyelesaikan laporannya.” Susi lega, dia kembali bertanya, “Apakah dia sudah keluar?”

“Masih belum.” Jawab Angie.

Setelah keluar dari pemeriksaan, mereka bertiga kembali ke kafe sebelumnya.

Untuk mencegah dirinya tidak sembarangan berpikir, dan juga untuk meredakan hubungan. Jari Josephine yang memegang gelas bergerak, dia mengangkatkan kepalanya dan menatapi Susi yang sedang bermain handphone, lalu bertanya, “Susi, bagaimana hubunganmu dengan suamimu?”

Susi menikah 1 tahun yang lalu, tiba-tiba menikah, dan pasangannya adalah seorang bos besar.

Meskipun Josephine tidak pernah bertemu dengan bos legenda ini, tapi dia pernah mendengar deskripsian Angie, tampan dan ganteng, serta kaya dan sopan.

Baru saja dia bertanya seperti itu, dia langsung mendapatkan kode mata dari Angie, Josephine tercengang dan menyadari bahwa dirinya melakukan kesalahan.

Susi dan bos besar itu sama-sama tidak mempuyai dasar perasaan, aneh jika mereka bisa mempunyai hubungan yang baik.

“Maafkan aku......” Josephine meminta maaf.

Susi tiba-tiba mengangkatkan tangannya dan melambaikan tangannya ke seorang suster.

“Nyonya Muda, ini adalah laporan pemeriksaan, Susi menunjuk Josephine yang berada di depannya menggunakan dagunya, lalu suster memberikan laporan itu dihadapan Josephine.

Josephine menatapi hasil laporan di tangan suster, setelah sejenak kemudian, dia mengangkatkan kedua tangannya yang sedikit gemetaran dan menerimanya, dia tidak membuka laporan itu dengan langsung, karena takut, karena tidak berani.

Terakhir dia memberikan laporan itu kepada Angie, Angir, tolong beritahu bahwa anakku tidak ada apa-apa.

Angie menerimanya dengan muka yang aneh.

Melihat mukanya yang putih karena panik, Angie tidak berani melihat jaketnya, dia menghirup udara dan melihat kolom hasil diskusi.

“Josephine, terimalah kenyataan.” Dia meletakkan laporan dan menasihati Josephine, “Berapa kalipun kamu mengulangnya, ini tidak akan merubah hasilnya.”

Dia merasakan air mata Josephine mengalir dan menetes di sekitar lehernya, hatinya juga merasa sayang dan memeluknya.

Josephine menangis tanpa suara selama sejenak, lalu dia melepaskan Angie dan berkata ke Susi, “Maafkan aku telah menganggumu begitu banyak waktu?”

Susi sedikit mengasihaninya, dia berkata dengan sopan “ Kamu masih muda, kamu tinggal menjaga dirimu dengan baik untuk mengandung lagi.”

“Terima kasih, kalian pulang dulu saja.”

“Apakah kamu tidak kenapa-kenapa, Josephine?” Angie menariknya dengan, “Aku menunggumu disini.”

“Tidak perlu, aku ingin bersantai sejenak.” Josephine berkata dengan berusaha untuk menahan air matanya.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu