Istri ke-7 - Bab 235 Kuberitahu Satu Rahasia (2)

Ia bahkan tak mau makan malam lagi, dengan kesal ia memalingkan pandangannya dari Marco, kemudian berbalik dan melangkah ke luar.

Memandang sosoknya dari belakang, Marco akhirnya diam-diam menghela nafas lega, kemudian merapikan kerah pakaiannya.

Selesai membeli sayur dan kembali, Josephine melihat hanya tersisa Marco seorang di dalam rumah, ia mengamati sekeliling dan bertanya, "Di mana Claudius?"

"Ia sudah pergi," kata Marco, kemudian menatap Josephine dan tertawa pahit, "Kenapa? Agak kecewa ya?"

"Mana mungkin, kalau ia di sini aku malah merasa tidak nyaman," jawab Josephine sambil tersenyum, "Baguslah kalau sudah pulang."

Betul, baguslah kalau sudah pulang!

"Josephine..." panggil Marco, Josephine pun menghampirinya, kemudian menarik tangannya dan mengamatinya. "Ada apa? Apakah ia membuatmu tidak senang?"

Marco menggeleng dan berkata, "Tidak, tak peduli bagaimanapun ia memancingku, asalkan kamu bersedia kembali ke sisiku, aku tidak akan marah."

Josephine tertawa, dalam hati ia berpikir Claudius pasti marah besar, pasti ia pulang karena dibuat marah.

Saat itu, ia bisa-bisanya bersimpati padanya.

"Josephine, aku ingin bertanya, apakah yang pernah kamu ucapkan itu masih berlaku?" Tanya Marco dengan serius dan mengharapkan jawaban.

Josephine mengangguk dan berkata, "Tunggu aku menyelesaikan urusan yang harus diurus, kemudian mari kita ke luar negeri dan tinggal bersama Jesslyn, aku selalu mengingat janjiku ini."

"Baguslah kalau begitu," ujar Marco sambil mengelus kepala Josephine, "Aku takut kamu akan menyesal."

"Tidak akan," kata Josephine, saat mengatakannya, hatinya terasa bagaikan berdarah.

Ia tidak tahu beberapa hari setelah mereka ke luar negeri, Claudius akan bagaimana, ia tidak tega memikirkannya.

Kesempatan bertemu Sally dengan susah payah akhirnya tiba, polisi malah memberi tahu Joshua bahwa Sally tidak mau bertemu dengannya, ia hanya mau bertemu dengan Josephine.

"Mengapa?" Tanya Joshua panik, "Tolong sampaikan padanya, Josephine tidak akan datang menemuinya, yang ingin menemuinya adalah aku."

"Tuan Shen, sebelum divonis tersangka tidak boleh sembarang bertemu keluarga, apalagi Nyonya Lin sendiri sudah berkata tidak mau menemuimu, jadi... Silakan kembali," ujar polisi, kemudian melanjutkan, "Oh ya, Nyonya Lin meminta Anda untuk menyampaikan pesan pada Josephine, kalau Nyonya Bai tidak menemuinya ia akan menyesal."

"Apa maksudnya?"

"Entahlah," kata polisi itu sambil mengangkat bahu.

Sementara itu, Josephine sedang meringkas barang bawaan dan bersiap untuk penerbangan ke Inggris jam 7 malam.

Setelah menutupi sofa terakhir dengan kain, ia berbalik dan berkata pada Marco sambil tersenyum, "Sudah bisa berangkat."

"Baiklah," kata Marco mengangguk.

Josephine mendorong kursi rodanya ke arah pintu, Paman Liu sudah memasukkan barang bawaan mereka ke dalam bagasi, melihat kedua orang itu datang, ia membantu mendorong kursi roda Marco sambil berkata, "Tuan dan Nyonya Muda, sesampainya di Inggris ingat untuk jaga diri baik-baik."

"Tentu, terima kasih," ujar Josephine berterima kasih.

Paman Liu membopong Marco ke dalam mobil, saat Josephine mengitari mobil dan akan masuk lewat sisi satunya, ia kaget melihat mobil Claudius yang entah sejak kapan berhenti tak jauh dari sana, barusan saat keluar ia tidak menyadarinya.

Ia tercengang, sorot matanya menembus jendela mobil dan jatuh pada wajah Claudius, melihat kesedihan di wajahnya, di saat itu pula ia menanggung perasaan sedih dan bersalah.

Awalnya ia berencana pergi diam-diam selagi Claudius tidak menyadarinya, tak disangka ia tetap menyadarinya dan tetap muncul.

Marco yang sudah naik ke atas mobil menyadari kehadiran Claudius, ia menatap Josephine, kemudian menatap Claudius, lalu berkata pada Josephine, "Josephine, mari kita pergi."

Josephine menarik kembali pandangannya dari mobil Claudius, ia menunduk dan masuk ke dalam mobil.

Paman Liu menjalankan mobil, mobil itu perlahan menjauh dari mobil Claudius, kemudian dengan cepat meninggalkannya, dari awal sampai akhir, Claudius tak turun dari mobil, juga tidak berkata sepatah kata pun kepadanya.

Ia yang diam itu, malah membuat Josephine semakin sedih dan tidak tenang.

Ia bisa membayangkan, setelah ia pergi nanti, Claudius pasti tidak akan langsung pulang, ia akan mencari bar yang ramai dan minum sampai mabuk, lalu...

"Josephine, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Marco tiba-tiba sambil menggenggam tangan mungilnya.

Setelah Josephine tersadar, ia baru menyadari wajahnya sudah dibanjiri oleh air mata, dengan panik ia mengusap air matanya dengan tangannya, kemudian dengan tidak enak tersenyum pada Marco dan berkata, "Maaf, aku hanya sedikit mengkhawatirkannya."

"Aku memahamimu," kata Marco sambil mengangguk.

Steelah terdiam sesaat, Josephine mengeluarkan ponsel dari tasnya dan menelepon Asisten Yan, tak lama kemudian terdengar suara Asisten Yan, "Halo, saya Belinda."

"Asisten Yan, ini aku."

"Nyonya Bai? Ada apa?" Tanyanya. Ia belum pulang kerja, mendengar suara Josephine, ia langsung meletakkan pekerjaan di tangannya, karena Josephine biasanya tidak akan menelepon kalau tidak ada apa-apa.

Josephine merasa bagaikan tak bisa bersuara, ia terdiam beberapa saat baru berkata, "Begini, malam ini pesawatku lepas landas jam 7, aku... Aku mengkhawatirkan Claudius..."

"Hari ini kamu ke luar negeri? Bersama Marco?" Tanya Asisten Yan dengan kaget.

"Betul..."

"Dan tak akan kembali lagi?"

"Seharusnya," kata Josephine dengan nada memohon, "Jadi kuharap kamu bisa membantu Claudius, aku takut malam ini ia pergi minum, kemudian kambuh..."

"Nyonya Bai, apakah Anda sudah benar-benar memikirkannya? Dan Tuan Qiao, apakah ia sudah memikirkannya baik-baik?" Tanya Asisten Yan dengan tegang.

"Aku sudah memikirkannya baik-baik," jawab Josephine.

"Bagaimana dengan Tuan Qiao? Apa ia sekarang bersamamu?" Tanya Asisten Yan lalu terdiam beberapa detik, "Apakah boleh aku bicara sebentar padanya?"

"Boleh," kata Josephine lalu menyerahkan ponselnya ke depan wajah Marco, "Asisten Yan ingin bicara denganmu."

Marco menatap ponsel itu sebentar, kemudian menerimanya dan meletakkannya di telinganya, mereka berdua terdiam beberapa saat, baru Asisten Yan bertanya dengan tenang, "Kamu... Benar-benar mau ke luar negeri?"

"kamu menahanku?" Tanya Marco sambil mengangkat alis.

"Tidak, tidak akan," kata Asisten Yan menentang sebisanya.

"Kalau begitu tak ada yang perlu dibicarakan lagi," kata Marco lalu mengembalikan ponsel itu pada Josephine.

Josephine menerimanya, kemudian dengan bingung menatap Marco, entah mengapa ia merasa 2 kalimat pendek yang ia ucapkan barusan ini mengandung makna yang sungguh mendalam.

Marco sepertinya merasakan yang Josephine pikirkan, ia pun mengusap kepala Josephine dan berkata, "Saat kamu beberapa hari tidak di rumah, ialah yang datang menemaniku, ia adalah wanita yang baik."

"Jadi?"

"Jadi ia tak mungkin punya perasaan padaku yang cacat ini, tenang saja," katanya sambil tersenyum.

Josephine juga tersenyum, lalu berkata dengan tidak enak, "Aku tidak sepelit itu."

"Baguslah," kata Marco sambil mengangguk.

Saat itu ponsel Josephine kembali berdering, itu adalah telepon Joshua. "Kakak ipar, apa benar ini kamu?"

"Apa ini... Joshua?" Tanya Josephine. Mendengar suara Joshua, Josephine merasa sedikit tak biasa.

"Benar, ini aku," kata Joshua kemudian memohon, "Kakak ipar, Sally bilang ia mau bertemu denganmu, kumohon pergi temui ia sekali saja, ya"?"

Ternyata karena masalah Sally, Josephine pun berkata dengan pasrah, "Joshua, kurasa sudah tidak ada perlu untuk bertemu dengannya, maaf."

"Sekarang Sally tak ingin bertemu dengan siapapun, hanya ingin bertemu denganmu," katanya, "Kakak ipar, ia bilang kalau kamu tidak menemuinya kamu akan menyesal, aku juga tidak tahu apa maksudnya, tapi dendam Sally saat ini sudah sangat dalam, siapa tahu sungguh ada sesuatu, sebaiknya temui saja dia."

"Tetapi aku sedang sibuk."

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu