Istri ke-7 - Bab 193 Nyonya Sudah Datang (4)

Setelah James pergi, agar tidak menunjukkan kalau dirinya malas, Josephine pun membereskan laptopnya dan keluar dari kantor, dia datang ke cafe seberang dan melanjutkan designnya.

Di dalam cafe terasa jauh lebih nyaman daripada di kantor, makan siangnya pun di makannya di cafe, hingga jam dua lebih dia baru kembali ke kantor.

Baru saja duduk, direktur Zhang pun datang dan menatapnya: "Makan di luar?"

"Iya, tadi makan siang dulu baru pulang."

"Dokumen sudah diterima tuan muda Chen kan?"

Josephine terdiam, saat ini kebetulan James pun berjalan masuk dan bersendawa karena kekenyangan, lalu memberi isyarat tangan ok untuknya, Josephine pun merasa lega dan berkata: "Direktur Zhang, sudah diantar kok."

"Baik, bagus-bagus, usaha lagi ya." Direktur Zhang merasa puas dan berjalan pergi, melihat ekspresi wajahnya yang senang, dia berpikir ini pasti karena dia masih senang karena mendapat order besar, oleh karena itu dia pun tidak berpikir panjang.

Setelah direktur Zhang pergi, James pun datang, dan tertawa di samping Josephine: "Nona Yi, makanan restoran Star Edge benar-benar enak, untung saja aku tidak mati kekenyangan. Temanmu itu benar-benar baik, namamu juga sangat berguna, lain kali aku pinjam pakai namamu ya."

Josephine melihat bentuk badannya yang gemuk itu lalu berkata: "Kamu tidak takut orang lain malah rugi karena kamu sering makan disana?"

"Pimpinan restoran itu yang bilang, aku boleh tiap hari pergi kesana, tapi ada syaratnya."

"Syarat apa."

"Menjaga nona Yi dengan baik." James tertawa dan berkata: "Makanya, kalau nona Yi mau mengantar dokumen apa lagi, serahkan saja padaku."

"Oke, sekarang kembali kerja ya."

Setelah berhasil mengusir James pergi, Josephine pun mengeluarkan hpnya dari laci dan menelepon Marco, telepon itu diangkat dan terdengar suara tertawa Marco: "Kamu telepon aku saat jam kerja, tidak baik loh?"

"Sebentar saja." Josephine mengecilkan suaranya dan berkata: "Tadi kamu ketemu rekan kerjaku?"

"Iya, tapi tidak langsung ketemu."

"Tadi pagi aku meminta bantuannya untuk mengantarkan dokumen ke customer lalu janji kalau akan traktir dia dan pacarnya." Josephine tertawa.

"Aku sudah tahu dari manajer." Marco juga tertawa: "Kalau dia bisa menjagamu di kantor, tiap hari traktir dia juga tidak apa-apa."

"Suamiku, kamu terlalu memanjakanku."

"Aku suka." Marco berkata.

Josephine tertawa senang, dia melihat ke sekitar lalu berkata: "Ya sudah, aku tutup ya, sampai jumpa nanti."

"Oke, sampai jumpa."

Setelah itu Josephine pun tersenyum bahagia, dia tidak sadar kalau direktur Zhang sedang melihatnya di balik jendela.

Tapi direktur Zhang tidak menyalahkannya, dia malah tersenyum. Menurutnya, Josephine tertawa bahagia pasti sedang menelepon tuan muda Chen.

**********

Masalah mengantar dokumen James bisa menggantikannya, tapi masalah design dia tetap harus pergi sendiri, seminggu kemudian, Josephine datang kembali ke hadapan Claudius.

Mungkin karena dia sudah pernah datang, kali ini dia tidak seperti sebelumnya, sakit kepala dan berkeringat dingin.

Tapi sepertinya Claudius masih belum puas dengan designnya, dia pun mengambil design itu kembali dari tangannya, lalu bingung dan bertanya: "Tuan muda Chen, bolehkah kamu beritahu aku dimana letak kesalahannya? Atau... Kamu juga boleh beritahu aku model yang kamu sukai?"

Claudius melihatnya, lalu berkata: "Kesini kamu."

"Ada apa?" Josephine berjalan mundur selangkah.

Claudius melihat tingkahnya pun tertawa dan bercanda: "Ternyata di hadapan nona Yi aku begitu memalukan dan sangat butuh wanita ya?"

"Tidak, aku tidak bermaksud begitu." Josephine menggeleng. Dia tentu tahu dia tidak membutuhkan wanita, juga tidak perlu memikat seorang customer wanita ini. Tapi mengingat istrinya yang emosian itu, dia hanya ingin jauh-jauh darinya.

Dia pun berjalan ke sampingnya, Claudius menggunakan satu tangannya dan memainkan komputernya, lalu munculah gambar desing seragam kerja wanita.

"Ini model yang aku mau, kamu pakai saja."

"Kamu ingin memberikan designnya kepadaku?" Dia melihat gambar itu lalu melihatnya, design itu memang jauh lebih bagus darinya.

"Kalau tidak? Tungguin kamu mungkin akan sampai tahun depan?"

Josephine pun malu dibuatnya, dia tahu kemampuannya kalah jauh, tapi siapa suruh dia mau memilihnya?

"Emailmu apa?" Claudius bertanya.

Saat Josephine ingin memberitahunya, di depan pintu pun terdengar suara ketukan pintu, lalu asisten Yan berkata: "Tuan muda Chen, nyonya sudah datang."

Nyonya? Itu dia? Josephine kaget, wajahnya pun memucat.

Benar-benar yang ditakutkanlah yang datang!

Dia menoleh dan melihat Claudius, Claudius tidak tahu mengapa dia begitu gugup, baru saja dia ingin keluar dan menyahut, tapi saat ini malah terdengar suara pintu dibuka.

Melihat pintu itu hampir terbuka, Josephine pun panik dan langsung jongkok, bersembunyi di bawah meja kerja.

"Claudius..." Juju membuka pintu dan tersenyum: "Sudah mau pulang kerja belum?"

Claudius menunduk dan melihat sekilas ke bawah meja kerja lalu memandang Juju yang baru masuk: "Kamu ngapain datang kesini?"

"Aku sedang jalan-jalan di luar, kebetulan aku lewat, makanya aku ingin tanya apakah mau sekalian pulang bersama." Juju tersenyum, dia pun berjalan ke depan dispenser dan menuang segelas air, lalu melihat ke sekitar, pandangannya pun terhenti sejenak saat melihat ada tas wanita di atas sofa.

Detak jantungnya pun terhenti sejenak, tapi dia tidak menunjukkan eskpresinya, dia pun meminum air itu dan berjalan ke samping Claudius: "Kenapa? Masih belum mau pulang?"

Dia meletakkan gelas itu di atas meja kerja, lalu memeluk Claudius dari belakang, menempelkan pipinya ke pipi Claudius: "Claudius, kamu sudah lupa nasehat nenek? Jangan terlalu capek, penyakitmu baru sembuh sedikit saja."

Jelas-jelas ada wanita disini, tapi mengapa tidak terlihat bayangannya? Satu-satunya kemungkinannya adalah wanita itu pasti bersembunyi di ruang istirahat. Memikirkan Claudius yang bermesraan dengan wanita lain, dia pun merasa geram.

"Baiklah, aku akan memperhatikannya." Claudius menepuk tangannya.

"Kalau begitu cepat beres-beres dan pulang denganku." Juju sedang memikirkan alasan agar dia bisa mencarinya di ruang istirahat itu, lalu dia pun melihat di bawah meja ada telapak tangan seorang wanita. Dia pun merasa sangat geram.

Claudius pun melepaskan tangannya lalu menatapnya: "Juju, kamu pulang dulu, aku masih ada kerjaan."

"Kamu masih mau lembur?" Juju memurungkan mulutnya lalu berjalan ke sampingnya, lalu menggunakan sepatu hak tingginya itu dan menginjak ke beberapa jari itu.

Yang dia pakai adalah sandal kristal berhak tinggi, lalu dia pun sengaja menggunakan tenaganya untuk menginjaknya, itu sakit sekali, Josephine pun panik dan menutup mulutnya dengan tangannya agar dia tidak berteriak.

Dia mengepalkan tangannya, air matanya pun mengalir.

Claudius bisa merasakan sakit Josephine, dia tidak melihat kebawah tapi berdiri dari kursinya dan menatap Juju: "Baiklah sekarang aku masih mau kerja, aku suruh Sam mengantarmu pulang ya." Katanya dengan sedikit nada perintah.

Juju tahu kalau dia terus-terusan begini dia pasti akan marah, dan kalau mengeluarkan wanita itu dari bawah meja, tidak akan ada gunanya, Claudius pasti akan malu dan marah kepadanya.

Claudius mau menyembunyikannya. Ini tandanya dia masih mempedulikan istrinya ini bukan?

Kalau sampai marah, dia mungkin saja akan langsung mengangkat wanita ini ke posisi yang lebih tinggi darinya, kalau sampai begitu semuanya akan kacau, lagi pula, sekarang posisinya di hatinya masih terlalu rendah.

Walaupun tidak rela, dia tetap bersikap baik dan berkata: "Aku pulang dulu ya, kamu juga cepat pulang."

"Oke." Claudius mengangguk.

Hingga Juju berjalan keluar Claudius baru berkata: "Keluarlah."

Setelah beberapa saat dia masih belum keluar, Claudius pun menundukkan kepalanya, lalu terlihat bekas darah di lantai. Dia membungkuk dan melihat ke bawah meja, Josephine sedang menangis dan memegang tangan kanannya yang terluka.

"Tanganmu kenapa?" Claudius melihatnya kasihan.

"Tidak apa-apa..."

Claudius menarik pergelangan tangannya, melihat jarinya yang terluka karena terinjak, lalu menatapnya: "Sudah terluka begini, kenapa masih malah diam."

"Aku tidak mau istrimu salah paham."

"Kamu tidak tahu kalau sembunyi begini malah lebih mudah membuat orang salah paham" Claudius menariknya keluar dari bawah meja.

Josephine mengambil tissue di meja dan membalut lukanya. Claudius malah mencegahnya: "Ini akan bengkak, aku bantu kamu olesin obat."

"Tidak perlu..." Josephine menjawab tapi saat ini Claudius sudah berjalan ke sebuah lemari dan mengambil sekotak obat di atas sofa, lalu menatapnya: "Sekarang tangan kananmu yang terluka, kalau tidak sembuh bagaimana menggambar design?"

Josephine pun terdiam, dia tidak tahu harus bagaimana.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu