Istri ke-7 - Bab 269 Ending 12 (1)

Josephine tidak salah lihat, dia memang asisten Yan yang seharusnya sudah meninggalkan kota C setengah tahun yang lalu!

Walaupun perut asisten Yan membesar, bentuk badan dan wajahnya juga menggemuk, dan saat itu juga sudah malam, tapi dia tetap bisa mengenalinya!

Bagaimanapun juga mereka adalah rekan yang bekerja bersama-sama selama delapan tahun.

Belinda Yan tidak menyangka dirinya akan bertemu dengan Claudius disini, juga tidak tahu mengapa, melihatnya dia pun ingin langsung lari.

"Belinda, kamu lari kemana? Berhenti!" Claudius menjerit.

"Namaku bukan Belinda, kamu salah orang!" Asisten Yan pun berlari sambil menjawabnya.

"Ada apa dengan asisten Yan?" Josephine dan Claudius bingung melihat reaksinya, dia juga sedikit khawatir dan berteriak: "Perutnya sudah sebesar itu, jangan sampai jatuh."

Claudius melihatnya berlari semakin cepat, dia juga khawatir dia akan jatuh, lalu dia pun melangkah lebar dan mengejarnya, lalu berhasil menghadangnya.

Dia tahu dia sudah tidak bisa lari, asisten Yan pun terpaksa menghentikan langkahnya, sambil menatapnya sambil bernafas terengah-engah: "Kamu ngapain mengejarku?"

Claudius tidak menjawabnya, tapi hanya menatap perutnya yang besar, lalu ekspresinya pun menjadi semakin tidak baik.

Belinda Yan pun menutup perutnya dengan kedua tangannya, lalu mencoba untuk menjelaskan: "Ehmm..."

"Siapa yang melakukan ini?" Claudius pun bertanya.

Josephine merasa seperti disambar petir saat mendengar pertanyaan Claudius, dia pun panik dan menarik-narik tangannya: "Claudius, kamu seharusnya tanya asisten Yan menikah dengan tuan muda yang mana..."

"Menikah dengan tuan muda yang mana mana mungkin dalam waktu enam bulan perutnya sebesar ini?" Claudius pun bertanya lagi: "Ini sebenarnya anak siapa? Siapa yang membuatnya? Tunggu..." Dia kembali menatap perutnya: "Sudah berapa bulan? Perut sebesar ini tidak mungkin hanya enam bulan bukan?"

"Sembilan bulan..." Asisten Yan bingung harus bagaimana menjelaskannya.

"Sembilan bulan?" Claudius mengerutkan alisnya: "Kalau begitu saat kamu bekerja di perusahaan Chen kamu sudah dihamili orang? Siapa pelakunya! Beritahu aku!"

Claudius pun panik dan menarik tangannya, lalu bertanya: "Siapa yang berani menjahati bawahanku? Apakah dia sudah bosan hidup, Belinda kamu beritahu aku sekarang juga siapa yang melakukannya aku akan..."

"Aku yang melakukannya." Tiba-tiba ada yang memotongnya.

Suara orang ini sangat tidak asik, Claudius dan Josephine pun membalikkan badan secara bersamaan. Mereka melihat Marco Qiao memegang segelas teh susu dan berdiri dari jarak sepuluh meter dari mereka.

Benar, dia berdiri.

Josephine pun berteriak: "Ya Tuhan!"

Dia menutup mulutnya kaget dan menatap Marco, lalu pandangannya berhenti di kakinya.

Sejak mengenalnya, dia duduk di atas kursi roda, dia tidak pernah melihatnya berdiri tegak seperti ini, dalam waktu setengah tahun saja, dia sudah bisa berdiri?

"Marco... kakimu..." Dia pun bertanya.

"Sudah sembuh." Marco Qiao menjawab singkat.

Melihat Marco Qiao yang berdiri, Claudius juga kaget, tapi reaksinya tidak seheboh Josephine, yang dia perhatikan bukanlah kakinya, tapi...

"Kamu tadi bilang apa? Kamu yang menghamili Belidna Yan?" Ekspresinya semakin tidak baik, dia bahkan ingin menerjang kesana dan memukulnya: "Dulu kamu tidak bisa merebut Josephine, lalu kamu langsung ganti sasaran ke asistenku? Dulu aku pikir kamu orang baik, aku juga berterima kasih padamu. Tidak kusangka..."

Melihatnya ingin memukul Marco, Belinda pun langsung menariknya: "Tuan muda Chen, kamu sudah salah paham..."

"Aku salah paham apa? Bukannya dia sudah menghamilimu kamu masih mau melindunginya?" Claudius emosi.

Sebelumnya asisten Yan yang dia kenal itu sama sekali tidak tertarik dengan pernikahan, dan tidak pernah memikirkan untuk melahirkan anak, kalau tidak terpaksa mana mungkin dia hamil secepat ini?

"Tidak, dia tidak menjahatiku, aku yang menjahatinya, benar, aku yang menidurinya." Belinda Yan pun tidak menutupnya lagi: "Kamu bayangin saja, saat itu kakinya masih cacat, bagaimana mungkin dia bisa menjahatiku..."

Claudius menatapnya, dia masih merasa curiga.

Marco pun melangkah ke Belinda Yan. Dia memberikan teh susu itu kepadanya, lalu menatapnya: "Tuan muda Chen, tidak peduli apakah aku yang meniduri Belinda atau Belinda yang meniduriku, apa hubungannya denganmu? Belinda hanya asistenmu saja, dan sekarang dia juga sudah tidak bekerja di perusahaan Chen."

"Sembilan bulan yang lalu dia masih asistenku, dia bawahanku, aku bertanggung jawab untuk melindunginya."

"Kalau bukan karena kamu, bagaimana mungkin dia bisa dijahati olehku?"

"Apa kamu bilang..." Claudius mengerutkan alisnya.

"Kalian jangan bertengkar lagi..." Belinda Yan takut mereka akan berkelahi, saat panik perutnya pun bereaksi, dia menjerit "Aduh" lalu membungkukkan badannya...

"Belinda kamu kenapa?" Karena jadwal kelahiran yang dekat, akhir-akhir ini Marco Qiao juga sangat sensitif terhadap reaksinya, melihatnya yang kesakitan dan memegang perutnya dia pun panik.

"Aku... perutku sakit."

"Apakah sudah mau melahirkan?" Baru saja tersadar karena melihat kaki Marco, Josephine yang mendengar Belinda Yan berkata sakit pun ikut panik.

Belinda Yan menjerit kesakitan, wajahnya memucat.

"Ayo, aku antar kamu ke rumah sakit." Marco pun memapahnya: "Bisa jalan? Ayo, kita jalan pelan-pelan."

"Tidak bisa... Aku tidak bisa..." Belinda Yan menggeleng, keringat dinginnya bercucuran: "Aku tidak bisa jalan... Ah... Bagaimana ini... Aku tidak bisa jalan..."

"Aku gendong kamu ke rumah sakit." Marco Qiao pun membungkukkan badannya dan ingin menggedongnya.

Belinda Yan pun menggeleng dan menghadang tangannya: "Jangan... Kamu jangan gendong aku... Aku ingin tuan muda Chen menggendongku..."

Mereka pun kaget, tidak menyangka dia akan mengatakan permintaan seperti ini.

Claudius melihat wajahnya yang pucat, dan berkeringat dingin, dia pun tidak sempat berpikir panjang dan langsung menggendongnya ke arah mobil.

Josephine dan Marco yang dibelakang pun saling bertatapan, lalu mengikuti mereka.

"Dia seharusnya takut akan melukai kakiku makanya dia suruh Claudius menggendongnya." Marco Qiao pun mengatakan ini, tidak tahu apakah dia menenangkan dirinya sendiri atau menenangkan Josephine yang masih kaget.

Josephine pun tersadar, dan berjalan kesana.

Sekumpulan orang sudah datang di depan rumah sakit, dokter juga sudah menunggu disana. Claudius menggendong Belinda ke ranjang rumah sakit, Belinda pun menarik tangan dokter dan menjerit: "Dokter... Aku tidak sanggup lagi, aku sudah mau mati... Dia sedang menendangku..."

Dokter dan yang lainnya pun mendorongnya menuju lift dan menenangkannya.

"Aku sudah tidak bisa bertahan..." Belinda Yan pun semakin memucat, kepalanya sudah basah karena keringatan.

Belinda Yan didorong hingga ke lantai tiga, Marco Qiao ingin ikut masuk, tapi didorong keluar oleh perawat, dia pun hanya bisa pasrah dan menunggu di luar.

Saat perawat mulai melakukan pemeriksaan, melihatnya sudah bisa langsung melahirkan pun langsung ingin memindahkannya ke ruang persalinan.

Saat berada di depan pintu ruang persalinan, Belinda Yan pun menarik pintu operasi: "Aku masuk sendirian? Aku... Aku tidak mau!"

Dokter bertanya: "Nona ingin keluarganya menemani nona?"

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu