Istri ke-7 - Bab 252 Melepaskannya (2)

Setelah berkata sampai sana, Marco terhenti.

Josephine menatapnya, ia tidak menyangka Henry adalah orang yang sangat berperasaan.

Saat ia menunggu Marco melanjutkan, Marco malah menenangkan suasana hatinya dan berkata, "Josephine... Aku memberitahumu akan hal ini dengan harapan kamu dan Claudius mau memaafkannya, ia bukan sepenuhnya orang jahat, paling tidak hal yang ia lakukan bukanlah demi dirinya sendiri, melainkan untuk mengganti rugi padaku, adiknya yang cacat ini, ia hanya ingin memberiku apa yang aku inginkan."

"Di dunia ini tidak ada orang yang sepenuhnya baik dan sepenuhnya jahat," ujar Josephine tersenyum masam, "Tenang saja, aku tidak akan menyalahkannya."

"Terima kasih," kata Marco.

"Sebenarnya kali ini meskipun tidak melakukan transaksi denganmu, ia juga akan memohon pada Claudius, meskipun dari mulutnya ia tak mengakui hal itu, namun aku tahu, kalau tidak ia juga tidak mungkin terlebih dahulu mempersiapkan sel darah Jesslyn. Ia juga tahu setelah Claudius sadar ia pasti akan menyusul ke Inggris, tetapi ia tetap melakukannya, dan ia juga menyuruhku mempergunakan kesempatan ini baik-baik."

Marco memandangnya, lalu tertawa pahit dan berkata, "Namun sebelum kemari, aku sudah mengatakannya secara jelas pada Henry, bahwa aku sudah melepaskanmu."

Josephine terkejut, ia mengangkat kelopak mata menatapnya. "Apa katamu?"

"Bukankah dulu aku pernah bilang padamu? Karena aku benar-benar menyukaimu, maka aku berharap kamu bahagia, dan sangat jelas, saat kamu bersamaku kamu tidak gembira."

"Maaf, aku sudah bukanlah Josephine yang hilang ingatan itu," kata Josephine dengan perasaan bersalah, meskipun merasa bersalah, di dasar hatinya ia juga lega dan senang, tak disangka Marco akan mengatakan hal itu duluan. Barusan ini, ia masih bingung apa yang harus ia katakan untuk memohon pada Marco agar membiarkan bersama Claudius.

"Benar, kamu sudah bukanlah Josephine yang hilang ingatan, dan aku juga tidak bisa lagi melihat senyum bahagia di wajahmu," kata Marco tersenyum masam lalu menghirup napas, "Bahkan di saat kita bertamasya, kamu juga sepertinya tidak bertambah senang."

"Apakah kamu masih ingat saat pertama kali kita pergi Kepulauan Britania? Dan juga waktu di Edinburgh, juga di The Shards... Entah di manapun itu, entah tempatnya seru atau tidak, kamu pernah meninggalkan suara tawamu di semua tempat itu. Namun dalam liburan kali ini, tak diragukan lagi, kamu menutupi semua suara tawamu waktu itu dengan kekhawatiran dan kesedihan," katanya dengan nada masam, "Josephine, sebenarnya aku ingin menjalani kembali rute dan tempat yang pernah kita lalui dengan bahagia itu sekali lagi, anggap saja sebagai perpisahan resmi terhadap pernikahan yang lucu dan tidak seharusnya terjadi ini. Tapi aku malah mengabaikan perasaanmu begitu saja, dan membuatmu menjalani sebuah liburan yang menyedihkan, maaf..."

Josephine menunduk, air matanya bercucuran, setelah diam beberapa saat, baru ia terisak dan berkata, "Marco... Kenapa kamu tidak bilang lebih awal? Maaf, aku benar-benar minta maaf..."

"Kalau aku bilang dari awal, apa kamu akan menemaniku ke luar negeri, dan menemaniku mengitari seluruh Inggris?"

"Aku..." Josephine dari awal tak pernah memikirkan pertanyaan ini, benar juga, kalau Marco memberitahunya sebelum ke luar negeri, apakah ia akan pergi bersamanya dan meninggalkan Claudius yang tak sadarkan diri? Pasti tidak, kan?

"Josephine, jangan menangis," ujar Marco mengulurkan tangan dan mengangkat wajah kecilnya, lalu menatap air mata yang membanjiri wajahnya, "Karena aku sudah menyanggupimu untuk membiarkanmu bersama dengan Claudius, kau harus menyanggupiku, bahwa ini adalah hari terakhir aku melihatmu menangis, bisa?"

Josephine mengangguk, "Bisa."

"Baiklah kalau begitu," kata Marco sambil memandangnya dan berkata, "Pergilah, kembalilah ke sisinya."

Josephine menatap wajah seriusnya, lalu dengan sedih berkata, "Lalu bagaimana dengan Tuan Qiao? Apa ia... Uh... Akan tidak senang?"

"Kalaupun ia tidak senang, ia bisa apa? Tidak mungkin ia bisa menarik kembali nyawa Claudius, bukan?"

"..."

Marco tersenyum tipis, lalu lanjut berkata, "Tenang saja, barusan aku sudah bilang ia melakukan semua ini demi aku, asalkan aku sendiri menyerah, ia tidak akan menyusahkan kalian."

Josephine memandangnya, ia pun menitikkan air mata haru. "Benar kata Asisten Yan, kamu orang yang baik."

"Belinda Yan?"

"Iya," kata Josephine mengangguk, setelah terdiam beberapa saat, Marco tersenyum dan berkata, "Dia juga, tolong bantu aku menyampaikan terima kasih atas pujiannya."

Josephine tidak menyadari sorot matanya berubah sedikit, ia mengangguk, kemudian bertanya, "Bagaimana denganmu? Apa rencanamu? Apa kamu tetap tinggal di Inggris atau kembali ke Jakarta?"

Marco berpikir sejenak, lalu berkata, "Sementara aku akan tinggal di sini."

"Ingat jaga dirimu baik-baik."

"Tenang saja, aku pasti akan jaga diri."

Josephine mengangguk, lalu berdiri dari kursinya dan berkata, "Aku akan membuatkanmu makan malam."

"Makan malam terakhir, ya?"

Josephine mengangguk, "Benar, karena kamu merelakanku bersama Claudius, aku ingin menemaninya secepatnya kembali dan mengurus masalah perusahaan."

"Boleh juga," kata Marco mengangguk.

Setelah makan malam selesai, Marco mengambil sebotol anggur dari lemari dan membukanya, setelah menuangkan anggur untuk mereka berdua, ia mengangkat salah satu gelas itu dan berkata sambil tersenyum, "Mari bersulang, selamat hari perpisahan untuk kita, setelah menghabiskan anggur ini, anggap saja kita sudah resmi berpisah."

Josephine melihat wajahnya yang terlihat sedikit muram, hatinya pun terasa masam, dan juga merasa bersalah. Ia mengangkat gelasnya dan menyulangkannya dengan gelas Marco, lalu dengan perasaan bersalah ia berkata, "Meskipun kalau aku minta maaf akan terlihat berlebihan dan tidak ada artinya, tapi aku tetap ingin mengatakannya padamu. Maaf, aku mengecewakanmu, dan juga... Terima kasih atas perhatianmu yang tidak sedikit beberapa tahun ini, aku dan Jesslyn berterima kasih padamu seumur hidup. Terakhir, yang mau kukatakan ini sama-sama tidak berarti, tapi aku mau mengucapkannya, yaitu... Semoga kau bisa cepat menemukan wanita yang lebih baik dariku, lalu hidup sederhana dan bahagia."

Marco tersenyum dan berkata, "Baiklah, kuterima."

"Terima kasih," ujar Josephine mendongak meneguk anggurnya, kemudian meletakkan gelasnya dan berkata, "Oh ya, tolong jelaskan pada Roman, aku tidak berpamitan pada mereka."

"Baik, daripada ia bertanya dan kamu tidak tahu bagaimana harus menjawabnya."

"Iya, tolong sampaikan terima kasihku atas perhatian mereka beberapa tahun ini, terutama atas perhatian mereka terhadap Jesslyn."

"Tentu, tenang saja," kata Marco mengangguk.

Setelah makan malam, setelah membersihkan dapur dan rumah, Josephine meringkas barangnya dan Jesslyn. Saat ia mendorong kopor mereka ke bawah, Marco sedang duduk menunggunya.

"Meskipun hotelnya tidak jauh dari sini, tapi kamu harus tetap hati-hati," kata Marco menasehatinya.

"Baik," jawab Josephine mengangguk dan menatapnya, "Marco, aku benar-benar akan pergi sekarang."

"Selamat tinggal."

"Selamat tinggal," ujar Josephine, saat ia berjalan melaluinya, Marco tiba-tiba menggenggam tangannya dan memanggilnya, "Josephine..."

Kehangatan telapak tangannya, menghangatkan punggung tangan Josephine, hatinya pun bergetar, ia menoleh memandangnya. "Ada apa?"

Marco memandangnya, ia menggerakkan bibirnya namun tidak bisa melontarkan sepatah kata pun, akhirnya ia melepaskan tangan Josephine dan berkata, "Sudah tidak ada apa-apa."

Josephine merasa bahwa sepertinya ada yang ingin ia ucapkan, tetapi ia tidak mendesaknya, ia mengeraskan hati, kemudian berjalan keluar.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu