Istri ke-7 - Bab 187 Kecelakaan (1)

Josephine mengendarai mobil dengan cepat, air matanya mengalir terus.

Dia mengangkat lengan bajunya dan mengusap air matanya, pandangan matanya akhirnya menjadi jelas.

Kejadian saat dulu dia sudah tidak bisa mengingat dengan jelas, hanya saja saat mendengar Claudius bercerita dia merasa seperti pernah dilaluinya juga. Setelah mendengar mereka berdua mengatakannya dia semakin bisa merasakannya.

Dia tidak pernah berpikir kalau dialah orang yang menolong Claudius, dan Claudius bahkan kembali ke Surabaya untuk mencarinya, nenek juga meninggal gara-gara ini.

Pantas saja saat dinas di Surabaya, Claudius bisa datang ke rumah keluarga Zhu, pantas saja banyak sekali rumah tapi Claudius tidak mau, tapi dia hanya ingin membeli rumah keluarga Zhu.

Mobil itu melaju sangat cepat, agar pandangannya tetap jelas, dia mengusap air matanya lagi dengan tangannya. Di kepalanya terputar hal-hal yang terjadi saat dulu.

Dia mengingat kembali saat dia melihat foto saat kecilnya di apartemen Claudius, saat itu dia bertanya mengapa dia bisa memiliki foto ini, dan jawaban Claudius adalah: seorang wanita yang kejam.

Saat itu karena dia takut Claudius tahu dia bertukar posisi dengan Shella Bai, jadi dia memilih untuk tidak menanyakan apapun. Dia tidak memikirkan apa-apa, hanya merasa kalau gadis di foto itu mirip dengannya.

Kalau saja saat itu dia mengatakan kalau foto itu adalah dirinya, mungkin keadaan tidak akan menjadi begini, tapi dia tidak melakukannya, dia telah melewatkan banyak kesempatan!

Untung saja sekarang masih sempat.

Tiba-tiba dia tertawa, dia senang karena dirinya adalah wanita yang akan dinikahi Claudius, dia senang karena dia bisa menyembuhkan penyakit Claudius, dia juga senang karena akhirnya dia tidak harus berpisah dengan Claudius, akhirnya dia bisa menemani Claudius selamanya.

Saat ini dia masih berpikir, setelah Claudius membaik, tidak peduli apakah dia percaya atau tidak, dia akan memberitahu tentang anak mereka, dan menyuruhnya mencarinya. Mungkin saja dia bisa menemukan anak itu lebih cepat dari Henry Qiao?

"Claudius, kamu harus cepat bangun, banyak yang ingin kukatakan padamu." Dia berkata dalam hatinya.

Saat mobil berjalan ke arah rumah keluarga Chen, mobil-mobil yang ada di jalan pun menjadi sedikit. Josephine melihat ada mobil Juju di belakang.

Ngapain dia mengikutinya? Mencegahnya kembali ke rumah?

Josephine menginjak gas dan mempercepat laju mobilnya.

Juju pun mengikutinya dan mengangkat teleponnya, saat teleponnya diangkat dia pun panik dan berkata: "Josephine ada di depanku, sudah berbelok ke jalan Timur, bagaimana ini?"

Di telepon itu terdengar suara berkata: "Kamu kejar dia dengan kecepatan yang tercepat, khususnya saat sudah di samping laut, kamu harus membuatnya melaju lebih cepat lagi."

"Oke, aku tahu."

"Ingat tetap berhubungan denganku, saat mendekati jalan belokan yang berbataskan laut itu ingat nyalakan perekam perjalanan."

"Lalu?" Juju bertanya.

"Rekaman itu untuk dilihat Claudius, kamu pasti tahu harus bagaimana."

"Aku... aku ngerti."

Juju menggigit bibirnya, dia menambah kecepatan mobilnya.

Teknik mengemudinya tidak begitu baik, kedua kakinya pun sudah gemetaran. Tapi agar dirinya selamat, dia harus menahannya!

Josephine tidak menyangka Juju akan mengikutinya terus, bahkan terus membunyikan klaksonnya.

Dia tidak tahu Juju mau berbuat apa, ingin menghadangnya? Tidak, tidak ada kesempatan baginya, dia pun terus melaju kencang.

Perjalanan normal biasanya membutuhkan waktu empat puluh menit. Setelah melaju kencang selama lima belas menit, dari belakang malah terdengar suara klakson, juga suara teriakan Juju: "Josephine, kamu jangan begitu, kamu berhenti dan dengar penjelasanku... Josephine...!"

Josephine tidak mempedulikannya, dia meliriknya dari kaca spion, tapi dia malah melihatnya mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil, walaupun tidak bisa mendengar dengan jelas, tapi dia sudah bisa menebaknya.

Demi mencapai tujuannya wanita ini tidak akan mengalah, nyawa pun dia tidak mau.

Josephine tentu saja tidak berhenti, malah menambah kecepatannya.

Di depan ada jalan belokan berbataskan laut, banyak kecelakaan yang terjadi disini, setiap orang yang lewat pasti akan memperlambat kecepatannya. Tapi dalam kejaran Juju, Josephine tentu tidak bisa memperlambat kecepatannya.

Dia memegang erat setir mobil dan melaju menuju belokan, semuanya baik-baik saja, tapi tiba-tiba ada seekor anjing besar yang berjalan keluar dari samping kaki gunung, Josephine kaget dan demi menghindari anjing itu, secara refleks dia pun membelokkan setirnya ke arah kiri, mobil itu menabrak ke kaki gunung.

Suara "Bam" pun terdengar, juga suara jeritan Josephine, setelah menabrak ke kaki gunung, lalu mobil itu pun memantul ke bawah.

Di bawah gunung adalah tebing setinggi dua puluh meter, mobil pun semakin menurun, Josephine merasa diputar-putar, di saat yang paling berbahaya ini, dia berteriak: "Claudius! Tolong aku...!"

Setelah itu dia merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya, seketika pandangannya kabur, terakhir, dia pun masuk ke dalam ombak laut, dia tahu kali ini dia pasti akan mati...

Juju melihat mobil itu terjatuh ke tebing, lalu dia pun memperlambat kecepatan dan mengerem mobilnya.

"Josephine..." Lalu dia mulai berteriak: "Josephine.... tolong... tolong...!"

Kemudian, dia jatuh pingsan, benar-benar pingsan!

Walaupun dia kejam dan ingin merebut Claudius, tapi dia tidak pernah membunuh orang, juga tidak punya keberanian untuk melakukannya!

Keadaan mobil Josephine yang menabrak gunung dan terjatuh ke tebing, itu pertama kali dilihatnya!

*********

Berita kecelakaan pun sampai ke telinga nenek, dia tidak merasa sedih, tapi kaget.

Walaupun dia tidak menyukai Josephine, tapi sekarang dia adalah nyonya keluarga Chen, nenek pun menyerahkan hal ini untuk diurus kakak He.

Karena syok berlebihan Juju pun masuk rumah sakit, tidak tahu apakah benar-benar terkejut atau sengaja menghindar, dia terus-terusan tidur di ranjang, bahkan polisi yang datang dan ingin mencari tahu tentang masalah ini pun tidak bisa diladeninya.

Polisi melihatnya begini, terpaksa berkata: "Kalau begitu nona Zhu istirahat saja lagi, sore kami datang lagi."

Polisi berbalik badan dan ingin berjalan keluar, kebetulan nenek masuk, melihat polisi dia pun menghentikan langkah kakinya: "Bagaimana proses pemeriksaannya? Apakah orangnya sudah ditemukan?"

"Polisi menggeleng, lalu menoleh ke Juju dan berkata: "Kami sudah melihat rekaman perjalanan di mobil Juju, dan juga sudah bisa dinyatakan kalau nona Bai kecelakaan dan meninggal dikarenakan kecepatan mobil yang terlalu tinggi."

"Kamu bilang apa? Nona Bai sudah meninggal?" Nenek kaget.

Polisi mengangguk: "Setelah terjatuh, beberapa menit kemudian mobil itu pun meledak, aku pikir nona Bai..."

"Maksudmu jasadnya masih belum ditemukan?"

"Benar, kami masih berusaha mencarinya, puing-puing mobil sudah terangkut semuanya, tapi nona Bai... untuk sementara ini masih belum ditemukan." Polisi pun mencoba menenangkannya: "Nenek jangan panik, kami sedang melakukan pencarian besar-besaran, seharusnya jasadnya akan bisa ditemukan dengan cepat."

Nenek mengangguk lalu berkata: "Pak polisi, mohon ketika kalian menemukan nona Bai, simpan dengan baik cincin yang ada di jari manisnya, cincin itu sangat penting bagi keluarga kami."

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu