Istri ke-7 - Bab 139 Kebohongan Tetap Adalah Kebohongan (1)

Seperti sikap Claudius terhadap keluarga Bai, dia bisa membayangkan nasib Vincent Lee tidak akan baik.

Sebenarnya dia lumayan mengkhawatirkan Vincent Lee, walaupun dulu dia membencinya, tapi waktu itu dia yang menolongnya dari cengkeraman Fransiska. Akhir-akhir ini dia juga berubah, dan menjadi sangat perhatian kepadanya.

Dia hanya berharap Claudius bisa mempertimbangkan karena Nyonya Lee adalah bibinya sendiri, dan tidak berani keterlaluan terhadap Vincent Lee!

Pada saat dia berpikir seperti itu, tidak tahu sejak kapan mobil pun sudah berhenti.

Josephine kaget, lalu melihat keluar jendela.

Sepertinya tempat ini dikenalinya. Tapi sepertinya dia tidak pernah datang kesini, lalu melihat ke sekitar lagi, Josephine akhirnya menyadari kalau tempat ini adalah taman belakang rumah Claudius.

Tadi Claudius tidak melewati pintu depan, tapi langsung membawanya ke taman belakang rumah.

Taman belakang rumah Claudius memang sangat besar, apalagi Keluarga Chen tidak membiarkannya jalan sembarangan, makanya dia bisa merasa asing terhadap tempat ini. Tapi dia tidak mengerti mengapa Claudius tiba-tiba membawanya kesini, apakah dia ingin mengurungnya disini hingga mati?

Pandangan matanya gelap, pintu mobil tiba-tiba ditarik dan terbuka, Josephine tidak sadar dan terjatuh menggelinding ke tanah, untunglah itu adalah rerumputan, rasanya tidak begitu sakit.

Lalu, Claudius menarik pergelangan tangannya berjalan cepat ke arah kanan.

Sepanjang jalan Josephine berjalan tergopoh-gopoh karena ditariknya. Lalu dia marah dan bertanya: "Claudius kamu mau ngapain? Lepaskan aku..."

Claudius melepaskanya, tapi menghempaskannya ke lantai. Badan Josephine miring dan kepalanya hampir terbentur sebuah batu di sampingnya.

Dia segera berdiri, dan menatapnya.

Kalau saat ini Claudius mengeluarkan sebuah pistol, dan menembaknya mati di dalam taman ini, dia tidak akan merasa aneh. Kemarahan Claudius sekarang ini, hal apa yang tidak bisa dilakukannya?

"Kamu tahu hari ini hari apa?" Claudius menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala, pandangannya dingin seperti es.

Josephine berpikir, lalu menggeleng.

Dia tidak tahu, dia sungguh tidak tahu!

Claudius marah besar, menariknya dan mendorongnya, dia tidak mempedulikan jeritan sakitnya dan menunjuk ke sebuah monumen batu: "Tidak tahu? Coba kamu lihat dengan jelas."

Josephine dipaksa melihat monumen batu kecil itu. Sepertinya itu masih baru, dan di atasnya ada sebuah foto bayi.

Melihat itu, Josephine langsung tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia mengangkat tangannya dan menutup mulutnya, air matanya pun mengalir.

Anak ini... Sampai sekarang dia juga tidak tahu apakah anak ini anak kandungnya, dia pun baru pertama kali melihatnya, putih dan mulus.

Walaupun tidak tahu apakah dia adalah anak kandungnya, tapi sebagai seorang ibu, saat dia melihat monumen batu ini tertempel foto seorang bayi yang masih begitu kecil, dia merasa sangat sedih.

Dia berlutut di depannya, menutup mulutnya, akhirnya dia tahu kenapa hari ini Claudius marah besar dan memaksanya memakai rok hitam dan membawanya kesini.

Dia mengangkat wajahnya, melihat Claudius beberapa saat lalu berkata: "Maaf..."

Claudius berlutut dengan satu kakinya, memegang pundaknya dengan kedua tangannya dan membalikkannya, melototinya dan berkata: "Kamu masih ada muka mengatakan maaf? Saat itu kamu berpura-pura sangat menyayanginya, tidak peduli dia cacat atau mati tetap mau melahirkannya. Tapi kenyataannya? Dia malah memperalatnya, memperalat dia untuk memasukkan Shella Bai ke dalam keluarga Chen, dan setelah rencana mereka berhasil, lalu mematikannya. Sebagai ibu, kenapa kamu bisa melakukan hal sekeji ini terhadap anak kandungmu sendiri? Kamu tidak takut dia akan membencimu selamanya di bawah sana? Kamu..."

"Tidak...!" Josephine menangis sedih dan memotongnya, menggeleng: "Aku tidak, aku benar-benar menyayanginya, aku tidak memperalatnya... Aku tidak pernah mau melakukan ini..."

"Kamu cukup jelaskan kebohongan ini kepadanya, dan lihat apakah dia akan memaafkanmu!" Claudius mendorongnya dengan kuat, dan membuatnya menghadap di depan monumen batu ini.

Josephine merangkak maju ke depan, memegang monumen itu dan menangis: "Maaf, anakku, aku tidak sengaja, aku juga terpaksa, maafkan aku, maaf..."

Dia mengusap air matanya, dan menangis sesedih-sedihnya.

Walaupun dia juga karena terpaksa dan diancam, tapi kematian anak ini juga memang karena mereka, dia punya dosa atas hal ini!

Tangisannya, permintaan maafnya, bagi Claudius sangat menjijikkan, dia marah dan memotongnya: "Cukup! Jangan berpura-pura disini! Karena dengan begini tidak akan bisa menghapus dosamu!"

"Tuan muda." Josephine melihatnya, menarik celananya dan menangis: "Aku benar-benar terpaksa dan diancam, kenapa kamu tidak percaya padaku, dan melepaskanku? Kamu sangat pintar, seharusnya kamu tahu semua kejadian ini terjadi karena aku benar-benar diancam."

"Bukannya aku tidak percaya, tapi..." Claudius berdiri tegak, dan melepaskan tangannya dari kakinya: "Sudah kubilang, tidak peduli dengan alasan apapun, walaupun kamu diancam orang dengan pisau di lehermu, kebohongan tetap adalah kebohongan, luka tetap adalah luka, tidak ada alasan apapun yang bisa merubah fakta ini."

Josephine melihatnya, dia sudah tahu dia akan berpikiran seperti ini.

Pria yang berpendirian sepertinya, tentu saja tidak akan peduli apakah dia sudah diancam oleh Fransiska Ya dan Shella Bai atau bukan, kalau begitu tidak peduli dia menjelaskannya berhari-hari, sepertinya sudah tidak ada gunanya.

"Kalau begitu aku harus ngapain kamu baru bisa melepaskan keluargaku?" Dia menggeleng: "Kamu sudah mencelakakan ayahku, menguasai perusahaannya, apakah masih belum bisa membayar emosimu? Apakah harus dengan melukai Justin yang tidak bersalah?"

"Tolong kamu dengar dengan jelas." Claudius tetap melototinya: "Kelakuan ayahmu yang melarikan pajak itu bukan aku yang menyuruhnya, customernya berhak memilih dengan perusahaan mana dia mau bekerja sama, kalaupun aku tidak membeli perusahaannya, tetap ada orang lain yang akan membelinya. Lalu, menghadapi hukuman dua puluh tahun penjara, dia langsung takut, dan memilih untuk bunuh diri."

Dia tertawa dingin: "Kalau tidak kamu pikir kenapa dia mau buntuh diri, dengan sifatnya yang egois itu kamu pikir dia bunuh diri karena kamu?"

"Kalau bukan karena kamu, kenapa orang pajak mau memeriksanya?" Josephine marah. Kalau bukan dia yang membeli saham perusahaan Bai, bagaimana perusahaan Bai bisa jadi miliknya?

"Benar, aku yang menyuruh orang pajak untuk memperhatikan keadaan pajak perusahaan Bai, tapi kalau dia tidak melarikan pajak, kenapa harus takut?" Claudius lalu berhenti dan meraba-raba alisnya: "Kenapa aku harus mengatakan ini kepadamu, Perusahaan Bai jatuh karena aku, ayahmu juga mati karena aku, Fransiska juga masuk ke penjara karena aku, lalu kenapa? Ini bukannya memang pantas?"

Fransiska memang pantas menerimanya, tentu saja Josephine tahu, dia tidak peduli dengan nasibnya sekarang, yang dia inginkan adalah kesehatan Justin dan dia ingin bebas.

"Kalau begitu kamu bisa beritahu aku, sekarang Justin dimana? Apakah dia baik-baik saja?" Setelah diam beberapa saat, akhirnya dia menanyakan ini.

Claudius tidak peduli, berjalan dan berlutut di depan batu itu, dan membakar dupa.

"Hari ini adalah peringatan satu bulan kepergian anak kita, tapi di dalam hatimu hanya ada Justin bukan? " Nada bicaranya dingin dan menunjukkan kekecewaannya.

"Aku..." Josephine terdiam.

Dia hanya merasa orang yang sudah mati tidak bisa kembali lagi, yang dia khawatirkan adalah orang yang masih hidup.

"Sudahlah, kalau kamu menangis seperti tadi lagi, malah membuat orang merasa palsu dan lucu." Claudius menyindirnya: "Ini baru kamu, Nona Bai yang kejam dan tidak berperasaan!"

Setelah itu, dia berjalan kembali ke arah mobil.

Josephine melihat punggungnya, menangis, hingga Claudius menoleh dan berteriak: "Naik ke mobil"

Dia melihat kembali monumen batu itu dan merangkak berdiri lalu berjalan ke arah mobil.

*****

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu