Istri ke-7 - Bab 163 Tujuan Nona Zhu (4)

Claudius datang kekamar Nona Zhu bersama dengan Maria, Zhu sedang merenung didepan kaca, setelah mendengar langkah kaki, dia berkata, “Maria, aku tetap tidak bernafsu makan.”

Maria melirik Claudius dan mengerakkan bahunya.

Claudius melirik sosok yang kurus di atas kasur, hatinya tersentuh, dia waktu itu tidak sekurus saat ini.

Dia mengambil makanan dari tangan Maria, lalu meletakkannya disamping meja, “Kamu harus makan tepat waktu, barulah kamu bisa sembuh dengan cepat, badanmu baru bisa kembali sehat.”

Mendengar suaranya, Nona Zhu segera menoleh.

“Claudius? Bagaimana mungkin bisa adalah kamu?” hatinya terlihat senang, “Aku tadi dengar Maria bilang Josephine pergi jalan-jalan, apakah kamu tidak menemaninya pergi?”

“Tidak, dia pergi bersama sahabatnya.” Claudius membantunya bangkit dan duduk, “Ayo, makan sedikit dulu.”

“Aku sangat iri dengan orang yang mempunyai sahabat.” Ekspresi Juju Zhu penuh dengan iri.

“Ketika kamu sudah lama di Jakarta, kamu juga akan mempunyai teman.” Kata Claudius sambil tersenyum.

Claudius mengambil bubur di meja dan akan menyuapinya, Zhu bergegas mengambilnya, “Aku makan sendiri saja, Claudius.”

Claudius sedikit kaget.

Sambil makan, Juju Zhu meminta maat, “Claudius, tadi malam aku keterlaluan, maafkan aku, aku sudah terlalu lama tidak tinggal disini, makanya aku bisa mimpi buruk dan merasa ketakutan.”

“Tidak apa-apa.”

“Aku harap Josephine tidak akan salah paham.”

“Tidak, Josephine sangat pengertian.”

“Benarkah?” Juju Zhu sangatlah senang, “Baguslah kalau begitu, apakah kamu tahu? Ketika aku bangun tadi pagi, aku sangatlah menyesal, bagaimanapun juga kalian juga baru menikah, jika kalian tidak rukun karenaku, aku akan merasa bersalah.”

“Tidak akan.”

Terdengar suara mobil yang semakin mendekat, Juju Zhu melirik keluar jendela, dan mendesak Claudius, “Claudius kamu cepat keluar, jangan biarkan Josephine salah paham karena kamu berada didalam kamarku. Kalau begitu aku akan merasa bersalah.”

Claudius melihatnya begitu pengertian, hatinya menjadi lebih tenang.

Dia tentu saja tidak ingin Josephine salah paham, lalu bergegas bangkit dan berdiri, “Setelah makan kamu istirahat saja, ada apa-apa tinggal bilang ke Maria saja.”

“Baik.” Juju Zhu menganggukkan kepalanya.

Claudius keluar dari kamar Juju Zhu dan kebetulan bertemu dengan Josephine yang naik dari bawah, sepertinya dia telat juga.

Dia menatapi Josephine, seketika dia tidak tahu harus menjelaskan apa, hal seperti ini memang semakin dijelaskan semakin kabur.

Josephine juga menatapinya, lalu bertanya sambil tersenyum, “Apakah Nona Zhu baik-baik saja?”

“Lumayan.” Claudius berjalan kearahnya, dan merangkulnya dalam pelukan, setelah mencium keningnya dia bertanya, “Mengapa kamu pulang sepagi ini?”

Sebuah ciuman mesra sudah cukup untuk menjelaskan semuanya, pikir Claudius.

Namun Josephine tidak berpikir seperti itu, dia merasa Claudius pasti merasa bersalah barulah dia menasehatinya dengan sebuah ciuman.

Dia masih bersedia menasehatinya, ini membuktikan bahwa dirinya masih mempunyai kedudukan didalam hati Claudius, ini membuktikan bahwa dirinya masih mempunyai modal untuk bersaing dengan Nona Zhu, bukankah dia sudah harus tahu diri?

Malam hari, Josephine mengira Juju Zhu akan melakukan hal lain lagi untuk menarik perhatian Claudius untuk pergi, jadi semalaman penuh dia tidak tidur dengan baik, untung saja semalaman penuh tidak terjadi apa-apa, Juju Zhu tidak melakukan apa-apa.

Hari ini adalah hari senin, hari kerja.

Josephine dibangunkan oleh jam alarm, hal pertama yang dilakukannya ketika membuka matanya adalah memastikan apakah Claudius tidur disampingnya atau tidak.

Ketika dia melihat Claudius yang berada di sampingnya, hatinya tersentuh.

Untung saja, dia masih ada!

Dia tersenyum, lalu mengangkatkan jari telunjuknya dan menyentuh hidung Claudius sambil berkata, “Suamiku, cepat bangun untuk kerja.”

Claudius memegang tangannya, lalu berkata, “Temani aku tidur 3 menit lagi.” Seusai berkata dia merangkul Josephine kedalam pelukannya.

Melihat tampang bermalasan Claudius, Josephine menyindirnya, “Aku ingat dulu kamu tidak seperti ini, mengapa kamu sekarang begitu suka molor?”

“Ini semua karenamu.”

“Mana ada?”

“Ada.” Claudius menciumi rambutnya, “Menurutmu jika kita sekarang melakukan olahraga pagi, apakah masih sempat?”

“Tidak sempat, bahkan akan dianggap terlambat kerja oleh kantor.” Josephine mengelak dari pelukannya, sambil turun dia berkata, “Jika tidak ingin orang lain berpikiran bahwa kamu sebagai bos tapi telat, maka bergegaslah bangun dan bersiap untuk kerja.”

Claudius tidak berhasil merangkulnya, dia hanya bisa bangun.

Seusai beres-beres, mereka menganti pakaian dan turun untuk sarapan.

Melihat Maria, Claudius bertanya, “Apakah Nona Zhu sudah bangun atau belum?”

“Sudah bangun, Tuan Muda.” Kata Maria.

“Claudius melanjutkan, “Apakah sudah sarapan?”

“Sudah.”

Claudius tidak bertanya lagi, setelah selesai sarapan, dia berkata, “Ikut aku pergi lihat Zhu.”

Josephine menatapinya, dia menyuruhnya untuk menemaninya menjenguk Nona Zhu?

Tapi dia tahu mengapa Claudius melakukan hal seperti ini. Dia hanya ingin membiarkannya tahu bahwa mereka berdua tidak berhubungan apa-apa, tidak perlu membelakanginya.

Kalau Claudius bermaksud demikian, Josephine juga menerimanya.

“Baik.” Dia menganggukkan kepalanya, dan pergi kelantai dua bersama Claudius.

Mereka berdua tiba dikamar Juju Zhu, Juju Zhu sudah bisa turun dari kasur, saat ini sedang menonton televisi diatas sofa.

Melihat mereka berdua masuk, dia terlihat kaget, dan bangkit dari sofa sambil berkata, “Claudius, Josephine, kalian sudah bangun?”

“Iya, bersiap untuk pergi kerja.”

“Oh iya, hari ini hari senin.” Juju Zhu menganggukkan kepalanya.

Josephine berpakaian formal, tangannya memegang tangan Claudius dengan mesra, dia tersenyum sopan kepada Juju Zhu, “Nona Zhu, beritahu Maria apa yang ingin kamu makan nanti siang, istirahatlah dengan baik, maafkan kami jika ada kurang mengenakkan.”

Juju Zhu menganggukkan kepalanya, “Kalian sudah melakukannya dengan sangat baik, aku telah membuat masalah untukmu dan Claudius, aku merasa bersalah, aku harap kamu tidak keberatan.”

“Bagaimana mungkin, kamu adalah teman baik Claudius, tentu saja kamu adalah teman baikku juga, memang seharusnya menjagamu.”

“Hmm, terima kasih.” Senyuman diwajah Juju Zhu sudah hampir tidak bisa dipertahankan, namun dia masih saja berusaha untuk bertahan.

“Kalau begitu kita pergi dulu saja.”

“Baik, sampai ketemu malam nanti.”

“Sampai ketemu.” Josephine mengangkat kepalanya dan berkata, “Suamiku, ayo pergi, kita akan terlambat.”

“Baik.” Claudius tersenyum kearah Nona Zhu, lalu pergi meninggalkan kamar bersama Josephine.

Setelah keluar dari kamar, Josephine lega, lalu dia diam-diam melirik Claudius, dia sangat berterima kasih karena telah memberikannya kesempatan untuk mengatakan semua itu, dia sangatlah senang..

******

Mereka berdua pergi kekantor seperti biasanya, mereka berpisah dengan ciuman dimobil.

Josephine sedikit tidak fokus dengan pekerjaannya, hingga managernya melihat ada yang tidak beres dengannya dan bertanya apakah dirinya sakit, barulah Josephine menyadari bahwa dirinya sudah berlagak kurang sopan.

Melakukan hal lain ketika bekerja, jika berganti dengan perusahaan swasta, dia pasti sudah dimaki-maki oleh bosnya.

Dia mengelengkan kepalanya mengisyaratkan bahwa dirinya tidak apa-apa, lalu menhirup nafas dalam-dalam dan bertekad untuk melewatkan pemikirannya ini, dan fokus dalam pekerjaannya.

Saat makan siang, Claudius tidak mencarinya untuk menemaninya makan diatas sana, pertama kali dia merasa tidak tenang, mengapa Claudius tidak mencarinya? Karena tidak bergairah?

“Josephine, apakah kamu mau pergi makan ke kantin bersama kami?” kata Ketrin sambil tersenyum.

Belum menunggu Josephine menjawabnya, seorang rekan kerja wanita melanjutkan, “Josephine harus pergi kelantai atas untuk makan siang, dia mana punya waktu untuk makan bersama kita di kantin?”

“Benar juga ya.” Ketrin lalu berkata, “Ayo kita pergi.”

“Tidak, aku akan pergi bersama kalian.” Josephine bangkit dari tempat duduk dan berjalan mengikuti langkah mereka.

“Ada apa? Kamu tidak perlu pergi menemani Tuan Claudius?” Ketrin meliriknya.

Josephine tersenyum, “Tidak perlu, aku ingin makan bersama kalian semua.”

“Kamu seperti ini akan membuat Tuan Claudius cemburu.”

“Iya, jika Tuan Claudius cemburu, bagaimana dengan bonus kita?”

“Tidak, Tuan Claudius tidak akan seperti itu.”

Mereka semua tersenyum, dan berjalan bersama-sama kearah lift.

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu