Istri ke-7 - Bab 189 Jesslyn (1)

Dua tahun kemudian.

Awal musim panas di pagi hari agak gerah, tetapi angin di malam hari sangat menyenangkan, kue kecil ditempatkan di sebuah taman halaman kecil, seorang wanita muda berjongkok di samping meja dan menancapkann lilin warna-warni di atas kuenya dengan sepenuh hati.

Wanita itu memiliki wajah yang cantik. Senyumannya dangkal, rambutnya yang tergerai menggantung di pipi menutupi sebagian wajahnya.

“Bu, aku sudah mengenakan baju baru!” Suara seorang anak yang berbisik mengisi suasana malam yang tenang, diikuti oleh seorang gadis kecil dengan gaun putri yang melompat keluar dari rumah.

Ia adalah seorang gadis kecil yang berusia sekitar tiga tahun dan memiliki penampilan yang sungguh mirip dengan seorang boneka, gadis kecil ini juga memiliki kulit seputih porselen, matanya yang besar, dan fitur wajah lebih halus daripada seorang wanita.

Gadis kecil itu berlari ke arah wanita itu dan memutarkan tubuhnya, menujukkan gaun putri merah muda di tubuhnya dan membentuk lengkungan yang indah, dan suara tawanya sangat enak di dengar.

“Apakah kamu menyukainya?” Wanita itu berjongkok di depannya, kemudian menarik tangannya dan melihat gaun barunya sekali lagi.

"Ya, aku menyukainya, gaun yang dibeli Ayah dan Ibu selalu yang paling indah. Terima kasih, Ayah dan Ibu." Gadis kecil itu berkata dan memberikan ciuman di pipi wanita yang berada di sampingnya, lalu dia berlari ke arah pria yang di kursi roda dan menciumnya juga.

Marco Qiao membawanya ke pangkuannya dan mengelus kepala kecilnya sambil tersenyum: "Lihat, Anak kecil kami Jesslyn semakin pintar membuat ayah dan ibunya bahagia."

"Karena aku sangat mencintai ayah dan ibu," Jesslyn tersenyum.

"Ayah dan ibu juga sangat mencintaimu." Wanita itu berjalan mendekati mereka dan mengendongnya dari pangkuan Marco Qiao: "Ayuk, kita tiup lilinnya."

Dia bangkit dan mendorong Marco Qiao ke meja. Marco Qiao tiba-tiba meraih tangannya dan tersenyum, "Jessie, aku bisa sendiri."

Dia memandang Marco Qiao dan mengangguk dan membiarkannya mengendalikan kursi roda mengarah ke sebelah meja dengan sendirinya.

Dia mengetahui dengan jelas kepribadian Marco Qiao, agar dia tidak merasa bahwa dia tidak berguna, dia selalu berusaha untuk menjadikan dirinya sebagai orang normal.

Marco Qiao menyalakan lilin di atas kue dengan korek api, lalu tersenyum: "Sayangku, ayo ucapin permintaannya."

Jesslyn memejamkan mata dan membuat permintaan, mereka sekeluarga meniup lilinya secara bersamaan, Charlie Qiao mengelus kepala kecil Jesslyn: "Sayangku secara resmi berusia tiga tahun hari ini. Ayah berharap kamu sehat dan bahagia selamanya ya. "

"Terima kasih, Ayah."

“Ayo, kita foto bersama,” Josephine Bai mengambil kamera dan mengarah pada ayah dan gadis itu, Jesslyn segera bersandar pada lengan Marco Qiao dan tersenyum dengan cemerlang.

"Perlu aku membantu kalian memotret foto keluarga?" Terdengar suara laki-laki yang senang dari pintu masuk, semuanya kemudian menoleh ke arahnya dan Jesslyn segera turun dari kaki Marco Qiao dan bergegas menuju ke arah pria itu: "Paman! Jesslyn sangat merindukanmu! "

"Paman juga merindukan Jesslyn!" Henry Qiao mengendong tubuh kecilnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi, dia tersenyum dan mencium wajahnya: "Hari ini Jesslyn berulang tahun, paman telah membawakanmu hadiah."

"Terima kasih Paman, aku suka paman memberikanku hadiah."

“Lihatlah, berubah dalam sekejap.” Josephine Bai tersenyum memandang Marco Qiao dan menggelengkan kepalanya.

"Tentu saja, aku yang melihat Jesslyn dilahirkan."

Wajah Marco Qiao sedikit berubah.

Henry Qiao meletakkan Jesslyn di kursi dan memandangi pasangan muda itu: "Bagaimana kabar kalian? Apakah sudah terbiasa tinggal di rumah ini?"

"Lumayan." Josephine Bai menjawab: "Terima kasih, kak."

"Baguslah," kata Henry Qiao sambil menggendong Jesslyn ke pintu dan mengambil hadiahnya.

Josephine Bai menatap Henry Qiao dan menatap Marco Qiao lagi, di ingatannya hubungan Marco Qiao bersama kakaknya kurang akrab, meskipun dia tidak tahu alasannya, tetapi dia tetap mengingatkannya: "Marco, hari ini kakak sengaja meluangkan waktu datang untuk merayakan ulang tahun Jesslyn, wajahmu jangan cemberut dong. "

Marco Qiao meraih tangannya dan tersenyum, banyak hal yang dia tidak tahu. Tentu saja, dia tidak bisa mengatakannya juga.

Setelah makan kue dan bermain di taman sebentar, Josephine Bai membawa Jesslyn kembali ke rumah untuk mandi.

Di taman hanya tersisa saudara abang adik di taman, Marco Qiao membersihkan meja dan memutuskan untuk kembali ke rumah.

“Tunggu sebentar,” Henry Qiao tiba-tiba mengeluarkan suara dari belakang punggungnya.

Marco Qiao menghentikan dorongan kursi rodanya dan kemudian berbalik untuk menatapnya dan berkata, "Josephine sangat menyukai halaman kecil ini, terima kasih."

Henry Qiao mencibir: "Jika kamu benar-benar ingin mengucapkan terima kasih padaku, jangan berbicara denganku menggunakan sikapmu yang seperti ini."

"Jadi sikap apa yang harus ku tunjukkan padamu, ?"

"Tuan kedua Qiao, jika kamu tidak puas dengan kehidupanmu saat ini, maka kamu boleh mengembalikan Josephine Bai dan Jesslyn kepadaku, Aku akan langsung mengantarkan mereka kembali ke Claudius Chen." Henry Qiao berkata sambil melototinya.

Marco Qiao terdiam dan tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.

Henry Qiao tersenyum: “Lihat, sebenarnya kamu sangat menyukainya, tetapi masih saja ngotot.” Henry Qiao berdiri dari kursi dan berjalan ke arahnya dan menatapnya, “Kakakmu telah berkorban banyak untukmu,namun kamu malah bersikap seperti itu, apakah itu cocok? adikku tercinta. "

"Tidak usah berkata baik seperti itu, kamu hanya ingin memuaskan ambisimu sendiri." Marco Qiao menatapnya: "Jika kamu benar-benar demi aku, bagaimana mungkin kamu bisa membiarkan Josephine mengalami kecelakaan mobil? Kamu tidak takut dia akan mati dalam kecelakaan mobil tersebut? "

"Marco, perkataanmu salah, aku hanya mencuri Josephine, tetapi aku tidak pernah melakukan apa pun padanya. Hubungannya dengan Shella Bai, Juju Zhu dan Vincent Lee tidak ada hubungannya denganku, aku tidak pernah campur tangan. "

“Kamu tidak campur tangan, tetapi kamu berdiri dan menyaksikannya, kamu melihat ketika mereka perlahan-lahan mendorong Josephine sampai ke arah kematian.” Marco tiba-tiba teringat dua tahun yang lalu dia pertama kali melihat Josephine Bai, hingga kini, dia masih merasakan ketakutan dalam hatinya.

Pada hari itu, Henry Qiao membawanya ke rumah sakit dan mengatakan kepadanya bahwa orang yang berbaring di rumah sakit dengan paras yang hancur adalah Josephine Bai, saat itu dia benar-benar tidak bisa mempercayainya.

Pada saat itu, Josephine Bai sangat kecewa, dia tidak tahu siapa dia, dan dia tidak tahu mengapa dia menjadi seperti ini, dia menangis di kamar pasien sepanjang hari.

Sampai Henry Qiao membawa Marco Qiao dan Jesslyn kepadanya dan mengatakan kepadanya bahwa itu adalah keluarganya, dia akhirnya tenang dan akhirnya menemukan keberanian dan harapan untuk hidup.

Sejak hari itu, Marco Qiao tiba-tiba memiliki istri tercinta dan anak perempuan yang cantik.

Dia mengganti nama Josephine Bai menjadi Jessie, nama baru seperti menggambarkan hidupnya yang baru yang asing juga.

Dan hidupnya secara bertahap menjadi penuh warna karena dilengkapi oleh kedua ibu dan anaknya, mulai saat itu dia tidak lagi sendirian.

Henry Qiao masih polos berkata: "Josephine Bai memiliki begitu banyak musuh yang menatapnya, apakah kamu berpikir bahwa dia dapat melarikan diri dari kecelakaan mobil dan menghindari bahaya lainnya? Apakah kamu pikir Juju Zhu dan Vincent Lee dapat dengan mudah melepaskannya? Coba kamu berpikir di posisi lain, sebenarnya kecelakaan mobil itu adalah perubahan nasib yang sudah ditakdirkan oleh yang maha kuasa, dan kecelakaan mobil itulah yang membebaskannya dari bahaya. "

"Lagipula anak itu, kalau bukan karena aku membawanya pergi, mungkin sudah dibunuh oleh Shela Bai. bagaimana mungkin kamu merayakan ulang tahun ketiganya sekarang?"

Henry Qiao menatap Marco Qiao dan melihatnya tanpa berkata apa-apa dan dia tertawa pelan: "Marco, aku tahu bahwa ketika kamu masih kuliah, kamu diam-diam jatuh cinta kepada Josephine, maka kamu memilih untuk menikahinya dalam dunia permainan, semua hal yang kamu lakukan, kakak melihatnya. Meskipun sejak kecil kamu tidak pernah menyukaiku, namun karena ayah telah menitipkanmu padaku sebelum dia meninggal, jadi aku akan berusaha sekuat tenagaku untuk membantu dan memenuhi semua kebutuhanmu."

"Ya benar, aku menyukai Josephine, tapi aku tidak pernah bermaksud ingin mendapatkannya, apalagi dengan menggunakan cara seperti ini, cara ini bukannya sama dengan merampok? Dan cara ini bukannya membuat diriku sama seperti Shella Bai dan Juju Zhu?" Ucap Marco Qiao dengan nada tidak menyetujuinya.

Dia benar menyukai Josephine, jika bukan karena kondisi kakinya, dia telah mengejarnya di masa mereka sedang kuliah.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu