Istri ke-7 - Bab 178 Nyonya Jing (1)

Ia tahu kalau Claudius selalu opname di Rumah Sakit Siloan, jadi ia segera mengendarai mobilnya menuju ke sana tanpa bertanya. Saat ia sudah di sana, dari kejauhan terlihat Nenek, Joshua, dan Chelsea sedang duduk di kursi di lorong UGD.

Nenek menangis karena panik, Chelsea menenangkannya di sebelahnya.

Josephine memperlambat langkahnya. Ia menatap pintu UGD, lalu melihat ke arah orang-orang itu. Ia bertanya sambil menahan napas, "Claudius kenapa?"

Mendengar suaranya, Nenek perlahan mengangkat kepalanya, sorot matanya yang sedih sedikit demi sedikit tergantikan oleh amarah. Ia berteriak ke arah Josephine, "Kau masih berani datang ke sini? Pergi!"

Josephine tertegun karena teriakan Nenek, ia buru-buru berkata, "Nenek, sekarang aku hanya ingin tahu bagaimana keadaan Claudius. Tolong jangan bersikap seperti ini padaku,"

"Kalau bukan karena kau dan Vincent, apa dia akan sedih hingga keluar minum anggur? Minum anggur sampai sakit begini?" Nenek bangkit dari kursinya, lalu menampar wajah Josephine, "Aku peringatkan kau, kalau sampai terjadi sesuatu dengan Claudius, kusuruh kau menggantikannya!"

Josephine tidak mundur meski ditampar. Ia berkata sambil menitikkan air mata, "Nenek, kalau terjadi sesuatu pada Claudius, aku pasti akan menggantikannya, karena aku adalah istrinya. Dan karena itu jugalah, sudah amat sangat seharusnya aku yang harus tinggal, ya, kan?"

Sambil memegang pipinya yang terkena tampar, Josephine berkata, "Aku tak ada hubungan apapun dengan Vincent. Claudius sudah salah paham. Nenek jangan ikut-ikutan salah paham juga."

"Salah paham? Bahkan Vincent sudah mengakui kalau kalian berdua punya hubungan."

"Dia berbohong!" Josephine bertambah panik. Ia tidak mengira kalau Vincent akan berbohong begini pada Nenek. Nenek pasti menganggapnya sungguhan!

"Nenek, kau jangan marah," ujar Chelsea menenangkan Nenek, "Kak Vincent terus berada di luar negeri, bagaimana dia bisa punya hubungan dengan Kakak Ipar?"

"Benar, Nek. Mari, aku antar Nenek pulang saja, "Joshua mendekat lalu menggamit lengan Nenek, "Kakak Sepupu pasti tidak akan kenapa-kenapa, Nenek tenang saja dan beristirahatlah di rumah."

Nenek masih saja memelototi Josephine dengan penuh emosi. Josephine hanya menundukkan kepala, ia tak berani berbicara lagi.

Saat itulah, pintu UGD terbuka, seorang perawat mendorong Claudius yang tak sadarkan diri di atas kasur keluar dari ruang UGD. Josephine terkejut, ia buru-buru berlari mendekatinya.

Saat ia melihat Claudius yang pucat, bibirnya yang membiru, serta wajah yang masih memancarkan kesedihan, hatinya serasa teriris. Tangis Nenek makin menjadi. Ia menarik tangan dokter sambil bertanya, "Wajahnya kenapa? Apa yang terjadi sebenarnya?"

Dokter Zhang yang sejak awal mengontrol kondisi kesehatan Claudius pun menepuk-nepuk pundak Nenek untuk menenangkannya, "Nyonya, Anda tenang saja, luka di wajah Tuan Claudius ini hanya luka luar. Ia seharusnya akan segera sadar."

"Benarkah?" tanya Nenek lagi.

Dokter Zhang mengangguk, melihat orang-orang itu sekilas, lalu membawa Claudius ke kamar rawat.

Melihat dokter membawa Claudius ke kamar rawat, hati Josephine membeku. Ia buru-buru mengejar sang dokter dan meraih ujung bajunya, "Dok, bukankah kata Anda Claudius akan segera sadar? Kenapa Anda membawanya ke ruang penyakit berat? Apakah..."

Dokter Zhang melirik Nenek sekilas, lalu berkata dengan suara pelan, "Nyonya Muda, saya tidak akan menyembunyikannya darimu. Saya pun tidak tahu kapan Tuan Claudius akan sadar. Tadi saya berkata begitu demi tidak membuat Nyonya Besar khawatir."

Hati Josephine yang sedang syok pun makin membeku. Ia kembali mencecar Dokter Zhang, "Sebenarnya bagaimana keadaan Claudius? Apakah lambungnya sakit gara-gara minum alkohol?"

"Lambungnya tidak masalah, tapi kambuhnya kali ini lebih parah dibanding sebelumnya, jadi..." Dokter Zhang menggeleng-gelengkan kepala, "Saya juga tidak tahu kapan beliau akan sadar."

Kata-kata Dokter Zhang membuat Josephine tak bisa bernapas, tubuhnya terpaku.

Tak lama kemudian, ia baru perlahan-lahan kembali dan berjalan menuju tempat Nenek berada. Nenek menatapnya dingin sambil bertanya, "Apa yang dikatakan dokter?"

Josephine menarik napas ringan, berusaha keras membuat suaranya terdengar tenang, "Barusan aku bertanya apakah lambung Claudius terluka karena alkohol, dokter bilang bukan, Claudius akan segera sadar, Nenek tenang saja."

Ia hanya bisa berbohong demi menenangkan Nenek.

Entah Nenek percaya atau tidak, namun akhirnya ia diantar pulang oleh Joshua.

Begitu Nenek pergi, Josephine langsung bertanya pada Chelsea, "Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana Claudius bisa minum anggur bersama Vincent?"

Chelsea menatapnya, nada bicaranya juga mengandung sedikit nada mempersalahkan, "Kata Kak Vincent Kakak Sepupulah yang mengajaknya minum, seperti apa detailnya aku juga tak tahu, tapi..." Chelsea berhenti sejenak, "Kakak Ipar jangan menganggapku banyak omong, tapi Kakak Sepupu benar-benar seorang yang tulus di luar tabiatnya yang buruk. Saat ia patah hati karena Nona Zhu dulu, sangat tidak mudah baginya untuk bisa lepas dari bayang-bayang wanita itu. Kuharap kau jangan membuatnya kembali berjalan di jalan yang lama, jangan membuatnya terluka lagi karena cinta."

Josephine memandang Chelsea, ia berkata dengan pasrah, "Chelsea, bahkan kau juga tidak percaya padaku? AKu dan Vincent benar-benar bersih, tidak ada hubungan apapun."

"Ini..." Chelsea tertawa cuek, "Tidak penting aku percaya padamu atau tidak, yang adalah Kakak Sepupu harus percaya padamu."

Josephine tidak berbicara lagi. Claudius tidak percaya padanya, ia tidak pernah percaya padanya!

Dalam penantiannya di rumah sakit, hati Josephine semakin tak tenang. Semakin dipikirkan, ia semakin kesal. Ia akhirnya mengambil ponselnya dan menghubungi Vincent.

Dengan cepat terdengar suara Vincent dari ujung telepon. Tanpa menunggunya berbicara, Josephine langsung bertanya, "Kau di mana?"

"Aku di rumah sakit. Lihatlah ke belakang," jawab Vincent santai.

Josephine menoleh, ternyata benar, ia melihat Vincent sedang berjalan ke arahnya sambil memegang ponsel.

Setelah menutup teleponnya, Josephine langsung menamparnya dengan penuh amarah, "Vincent, apa kau tak tahu kalau Claudius tidak boleh minum anggur? Mengapa kau membuatnya minum begitu banyak?"

Setelah ditampar seperti itu, Vincent hanya kembali menoleh seperti tidak terjadi apa-apa. Ia mengamati Josephine, bahkan mengusap pipi wanita itu dengan lembut, "Wajahmu kenapa? Kenapa merah begini?"

Itu adalah bekas ditampar Nenek, semua orang juga bisa melihat bahwa itu adalah jejak tangan.

Josephine menyingkirkan tangan Vincent sambil berkata, "Tidak usah pura-pura baik di sini!"

"Josephine, jangan marah dulu."

"Claudius sekarang belum sadarkan diri, dan kau menyuruhku jangan marah?" Josephine murka hingga sekali lagi menampar pipi Vincent, "Kau sengaja, kan? Kau pasti ingin membunuh Claudius, kan?"

Tamparannya kali ini tidak berhasil mendarat di pipi Vincent, pergelangan tangannya ditangkap oleh pria itu.

Vincent pun ikut murka, "Kenapa kau tidak bertanya padaku dari mana asalnya luka di wajahku? Kenapa kau tidak bertanya kemarin malam aku minum berapa botol anggur? Apa di hatimu hanya ada Claudius seorang?"

"Sudah berkali-kali aku berkata kepadamu, di hatiku hanya ada Claudius!"

"Tapi kau tetap tak boleh buta karena hal ini kan?" ujar Vincent marah, "Kuberitahu kau, kemarin malam Claudiuslah yang mencariku, dialah yang mencariku untuk berkelahi dan dialah yang mengajakku minum-minum, bukan aku!"

"Apa katamu?" Josephine tertegun menatapnya, "Kalian berkelahi?"

"Benar, dia yang mencariku untuk berkelahi!"

Pantas ada luka di wajah Claudius. Di saat yang bersamaan, Josephine juga baru menyadari kalau sudut bibir Vincent membengkak. Tadi ia hanya sibuk dengan amarahnya hingga tidak memperhatikan wajahnya.

Tapi...tak peduli bagaimanapun, Vincent saat ini masih bisa berdiri tegap di sini, sedangkan Claudius terbaring tak sadarkan diri di kamar rawat. Memikirkan kemungkinan Claudius tidak akan pernah sadar lagi, air mata Josephine pun menetes.

Ia menatap Vincent dengan mata berkaca-kaca, "Apa kau puas karena sudah membuat keadaan jadi seperti ini?"

"Jos..."

"Jangan panggil aku!" Josephine menyelanya, matanya yang terhenti pada Vincent menyorotkan permohonan, "Vincent, kalau kali ini Claudius beruntung dan bisa bangun, bolehkah aku memohon padamu untuk melepaskan kami? Jangan mengganggu kami lagi."

Vincent balas bertanya sambil tertawa dingin, "Lalu bagaimana kalau ia tidak selamat? Bukankah kau bisa kembali lagi ke sisiku?"

"Tutup mulutmu!" teriak Josephine, "Claudius tidak akan mati, dia pasti akan bangun!"

"Siapa yang tahu?" sanggah Vincent sambil tersenyum dingin, "Jelas-jelas dialah yang tidak mau melepaskan kita, kau malah membaliknya dan menyuruhku melepaskan kalian? Tidakkah kau merasa ini lucu? Aku sungguh menyesal tidak menyuruhnya minum lebih banyak lagi kemarin malam!"

"Kau...!" Josephine terbakar emosi, ia mengangkat tangannya hendak menampar Vincent.

Vincent menangkap pergelangan tangan Jospehine sama seperti sebelumnya. Ia menarik tubuh wanita itu dengan marah, "Josephine, demi dia kau memukulku 3 kali hari ini! Kuperingatkan kau, kesabaran manusia ada batasnya!"

"Ternyata kau tahu kalau kesabaran manusia ada batasnya, lalu mengapa kau terus saja menguji kesabaranku?"Josephine menarik pergelangan tangannya dari genggaman Vincent dengan sekuat tenaga. Ia mundur selangkah sambil memelototinya, "Menurutku kau sudah terobsesi, tak dapat diselamatkan lagi!"

Setelah berkata begitu, Josephine berbalik dan pergi.

Vincent memandang sosoknya yang pergi dengan cepat sambil tersenyum dingin, "Walaupun aku terobsesi sampai menjadi gila, aku juga tak akan melepaskanmu..." gumamnya.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu