Istri ke-7 - Bab 80 Salah Paham Terhadapnya (2)

Claudius kembali ke kamar pasien dan menaruh kedua kantong besar itu diatas meja, dan mengeluarkan semua isi didalamnya.

Melihat eskrim yang begitu banyak, Josephine mengangkatkan kepalanya dan menatapi Claudius dengan pandangan tidak percaya : “Apakah kamu baik-baik saja? Mengapa kamu membeli begitu banyak eskrim?”

“Aku tidak tahu kamu suka rasa apa, jadinya aku hanya bisa membeli semua varian.” Claudius tidak merasakan apa-apa, dia mengambil sebuah dimsum dan mulai makan, dia sudah sangat kelaparan karena sudah seharian penuh tidak makan apa-apa.

“Claudius, biasanya kamu juga begitu menghamburkan uang keluargamu?” Josephine masih dengan ekspresi tidak percaya.

“Mencari uang dan tidak menggunakannya, apakah kamu menyimpannya untuk menutup celah peti matimu?” Claudius tidak menganggap apa-apa.

“Tapi juga tidak boleh seboros ini.”

“Apakah kamu mau makan atau tidak?”

“Aku......” melihat eskrim ini, air liur Josephine sudah mengalir dari tadi, tapi......apakah dia benar-benar boleh makan? Jika dia ketahuan oleh nenek bahwa dia makan makanan dingin, apakah dia akan diceramah lagi?

Dia melirik Claudius dan melirik eskrim diatas meja, terakhir dia memilih sebuah eskrim rasa coklat dan memakannya.

Eskrim merek ini masih enak seperti biasanya, rasanya lezat.

Dia sudah makan rasa coklat dan ingin makan rasa strawberrry lagi, namun akal sehatnya mengingatkannya untuk tidak makan lagi, jika makan lagi dia benar-benar terlalu bersalah kepada bayi dalam kandungannya.

Melihat Josephine yang ingin makan tapi tidak makan, Claudius tidak mengerti dan mengangkatkan alisnya : “Ada apa? Tidak enakan untuk makan? Aku beritahu kamu, kamu sudah tidak punya image bagus didalam hatiku, kamu tidak perlu berpura-pura disini.”

“Siapa yang mau berpura-pura didepanmu?” Josephine mengambil sebuah dimsum dan memakannya.

“Lalu mengapa kamu tidak makan?”

“Karena......” Josephine pending sejenak, dia mencarikan sebuah alasan : “Karena aku ingin memberikannya kepada anak-anak.”

Ini adalah alasan yang berhasil dia pikirkan, sepertinya lumayan bagus juga, panti asuhan tidak jauh dari sini, lagipula dia tidak bisa makan, barang semahal ini sayang jika dibuang, kalau begitu kasih ke anak-anak saja.

Claudius terdiam : “Kamu perlu bertindak semulia itu? Tidak makan dan memberikannya kepada anak-anak?”

“Tentu saja, kamu masih harus belajar denganku.”

Claudius tersenyum tidak menghiraukannya, sambil bermain handphone, dia memakan dimsum yang ada ditangannya.

Josephine menatapinya, setelah sejenak dia baru berkata dengan hati-hati : “Tuan muda, bisakah kamu membantuku?”

“Tidak bisa.”

“Nenek membiarkanmu untuk melayaniku disini.”

“Benar, tapi jika menyuruhku untuk mengantarkan eskrim kepada anak-anak......liar itu, maafkan aku karena aku tidak bisa melakukannya.”

“Tidak, aku hanya ingin kamu membantuku turun dari tempat tidur, aku akan mengantarkannya sendiri.” Josephine tersenyum kepadanya : “Hal semudah ini, jangan-jangan kamu masih tetap tidak mau membantuku?”

“Kamu......” Claudius marah dan menunjuk Josephine : “Kamu memaksaku?”

“Apa maksudmu?”

“Aku berbaik hati dan membelikan eskrim untukmu, namun kamu malah melakukan hal seperti ini?” Claudius marah dan mengambil sebuah eskrim lalu mencekik rahang bawah Josephine dan mengancamnya : “Apakah aku tidak cukup bagus terhadapmu? Sekarang aku sudah cukup bagus kepadamu, tapi kamu malah tidak menghargaiku?! Kamu harus memakan semua ini......!”

Sambil berkata, Claudius menyumbatkan eskrim itu kemulut Josephine.

“Uh.....” Sambil berusaha mengelak, Josephine berkata : “Claudius! Aku tidak boleh makan......!”

Mulai lagi, dasar orang sinting ini.

Jika dirinya boleh makan, perlukah dirinya memaksanya? Dia sudah akan makan dari tadi.

“Mengapa tidak boleh makan? Siang tadi bukannya kamu pergi beli sendiri?”

“Aku......Minggir kamu!” Josephine mendorongnya, eskrim ditangan Claudius berbalik arah dan menempel dimukanya.

Claudius menghapus eskrim di mukanya dan bersiap untuk menghabisi Josephine, Josephine lalu berkata dengan panik : “Jika kamu memaksaku lagi, akau akan menelepon nenek dan memberitahukannya!”

Mungkin memang karena kata ini berguna, Claudius langsung berhenti memaksanya.

Baru saja mendapatkan kesempatan, Josephine bergegas menarik selimut dan menutup kepalanya, hanya bersisakan sepasang mata yang menatapi eskrim yang berada di muka Claudius, jelas-jelas dia marah sekali, tetapi dia tetap tersenyum.

“Apakah kamu tahu kapan waktu paling lucunya kamu?” Josephine tersenyum : “Ketika kamu dimarahi oleh nenek, dan sekarang......”

Claudius malu dan marah, dia berencana untuk mengoleskan sisa eskrim kemuka Josephine, Josephine bergegas bersembunyi kedalam selimut sambil berkata : “Kamu sedang mensia-siakan makanan, kamu akan mendapatkan balasannya! Lebih baik memberikannya kepada anak-anak yang kasihan itu.”

“Duh, mengapa kamu begitu pendendam? Anak-anak itu hanya saja tidak sengaja mengotori bajumu, tapi kamu dendam sampai sekarang, apakah kamu seorang lelaki? Apakah kamu tidak tahu orang baik akan terbalas dengan karma baiknya, lelaki yang berperasaan adalah lelaki yang paling mempesona.

Claudius sudah tidak bisa menemukan kata-kata untuk mengekspresikan suasana hatinya saat ini, dia hanya menyesal mengapa dirinya mau membelikan eskrim untuk Josephine.

Josephine tidak mendengarkan respon dari Claudius, dia menyadari bahwa Claudius marah dan bergegas berkata : “Kamu jangan marah, aku hanya mengatakan yang sebenarnya, lihatlah Alex yang begitu punya rasa cinta kasih. Meskipun dia tidak setampan kamu, dan juga tidak sekaya kamu, namun banyak sekali wanita yang menyukainya, bahkan nona besar seperti Alice saja sangat menyukainya.”

Tetap tidak ada respon, Josephine hanya bisa berkata lagi : “Baiklah, sebenarnya kamu juga lumayan membuat wanita suka, tapi jika sifatmu bisa lebih baik lagi, lebih baik hati lagi, pasti akan ada lebih banyak wanita yang menyukaimu.”

“Weh......aku sudah bicara sebanyak ini, setidaknya kamu kasih tanggapan sedikit, jangan-jangan marah hingga tidak bisa berkata-kata?” Josephine akhirnya tidak sabar lagi, dia membuka sedikit selimutnya.

Namun, mana ada lagi sosok Claudius, jangankan Claudius, bahkan dimsum dan eskrim saja sudah menghilang bersamanya.

“Dasar pelit!” Josephine berbisik, dia hanya masih makan sedikit dimsum, ternyata sudah dibereskannya keluar.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu