Istri ke-7 - Bab 153 Mabuk (3)

Claudius mengangguk: "Benar, tinggal kurang tari striptease di tengah jalan saja."

Emang ada? Josephine menatapi Claudius dengan tatapan kaget, kenapa dia tidak ingat sedikitpun?

Melihat wajah Josephine yang memerah, Claudius tertawa mengejek, kemudian berjalan ke depannya, mengamati dia: "Masih tidak mau pakai baju? Jangan-jangan kamu sedang menggodaku untuk melakukan olahraga pagi?"

"Mana ada." Josephine segera turun dari kasur, berbalut selimut berjalan sekeliling mencari pakaiannya.

"Pakaianmu disini." Claudius mengambil pakaian Josephine dari kursi dan melemparkannya ke arah Josephine.

Josephine berjalan masuk ke kamar ganti, sambil mengganti baju sambil berusaha mengingat kejadian apa yang dia lupakan, tari striptease? Tidak mungkin! Dia dari kecil tidak pernah ada keahlian seperti itu.

Selesai berpakaian dia bersiap keluar dari kamar ganti, ketika berbalik badan dia baru sadar Claudius tidak tahu sejak kapan sudah berdiri di belakangnya.

Kedua tangannya secara refleks menutupi bagian depan dadanya, berkata dengan wajah tidak senang: "Ternyata kamu masih ada hobi mengintip orang ganti baju?"

Claudius mengamati seluruh tubuhnya, sama sekali tidak merasa ada keperluan untuk menjawab pertanyaan Josephine ini, tubuhnya masih perlu diintip? Dari dulu sudah kelihatan seluruhnya.

Tatapan Claudius terhenti di wajah Josephine, bertanya: "Aku tanya kamu, kamu dan Marco Qiao sejak kapan jadi begitu dekat?"

"Marco Qiao?" Josephine sejenak tidak kepikiran siapa yang ditunjuk Claudius, setelah sekian lama dia baru bertanya: "Maksudmu Tuan muda kedua keluarga Qiao? Dari dulu sudah dekat!"

Kemudian Josephine melangkah melewati sisi Claudius, sama sekali tidak mempedulikan perubahan di ekspresi Claudius.

"Coba kamu katakan sekali lagi?" Claudius langsung menarik lengan Josephine, wajahnya sangat menakutkan.

Berani-beraninya dia berkata dengan langsung kalau dia dari dulu sudah dekat dengan tuan muda kedua keluarga Qiao? Cari mati!

Josephine melihat ekspresi Claudius yang jelek, mengangkat tangan dan mencubit wajahnya: "Lihat wajah kecil yang tampan ini, penuh dengan kecemburuan."

"Josephine Bai! Kamu bilang tidak? Sejak kapan dekat dengannya, dekat sampai sejauh mana?"

Josephine melihat Claudius benar-benar marah, terpaksa tidak mempermainkannya lagi, berkata: "Hanya pernah bertemu sekali dengannya di hari ulang tahun Nyonya Qiao, bahkan tidak mengobrol lama, sejauh ini."

"Kalau begitu kenapa dia bisa menjemputmu pergi dari rumah keluarga Chen tengah malam seperti itu?"

"Dia bilang dia kebetulan lewat, dan melihatku." Membicarakan hal ini, Josephine tiba-tiba mendongak melihat Claudius: "Kamu masih berani cemburu, kemarin malam kalau bukan dia yang mengantarku ke rumah Susi, aku mungkin sudah dibawa pergi oleh pengemis aneh tidak tahu kemana."

"Aku bertanya padamu, kenapa kamu jelas-jelas tahu nenek tua Chen mengusirku keluar rumah, tapi sama sekali tidak ada maksud mencariku? Di dalam hatimu, suamimu ini begitu tidak penting?" Setelah menggigit bibir, Josephine melanjutkan: "Tentu saja, aku juga tidak berharap, lebih baik kamu seumur hidup ini jangan datang mencariku! Kita masih bisa berpisah dengan jelas, tapi kamu kenapa malah setelah tiga hari lagi-lagi menangkapku kembali kesini? Apa maksudmu?"

"Kamu tidak berharap?"

"Benar, aku tidak berharap!"

"Kalau begitu kamu kenapa begitu emosi?"

"Aku....Aku marah karena kamu membawaku kembali, aku tinggal di rumah Susi sangat senang dan bebas, sangat baik, kamu tahu tidak?"

"Aku tahu."

"Kalau begitu kamu masih menangkapku kembali?"

"Bukannya sudah memberimu waktu senang-senang selama 3 hari? Masih tidak puas?"

"......" Josephine terdiam.

"Kamu kenapa begitu tidak menyadari kebaikan orang lain?" Claudius mengangkat tangan dan memukul ringan kepala Josephine: "Coba berpikir pakai otak udangmu, kalau aku tidak mencarimu, bagaimana bisa tahu kamu dibawa pergi oleh tuan muda kedua keluarga Qiao? Bagaimana bisa tahu kamu ada di rumah Susi, tahu seluruh gerak gerikmu?"

Di dalam hati Josephine muncul perasaan kaget, apa maksud Claudius?

Maksud Claudius adalah, Claudius tahu kalau dia ada di rumah Susi, hanya saja demi membiarkannya bersenang-senang di rumah Susi selama beberapa hari, maka dia tidak membawanya pulang?

"Aku tidak percaya." Setelah beberapa saat, Josephine baru berkata.

"Tidak percaya apa?"

"Aku tidak percaya kamu begitu baik."

"Kamu punya hak untuk tidak percaya." kedua tangan Claudius terlipat di depan dada, dengan tatapan bertanya mengamati Josephine: "Sekarang giliranmu, kenapa sudah lewat 3 hari aku tidak melihatmu datang mencariku? Bahkan telepon tidak ada?"

"Aku......"

Claudius lanjut bertanya: "Apakah kalau aku tidak mencarimu, kamu berencana seumur hidup tidak datang mencariku? Nona Bai, apakah kamu tidak menganggap penting suamimu ini?"

Dia tiga hari tidak mencari Josephine, satu bagian adalah membiarkannya bersenang-senang beberapa hari di luar, satu bagian lagi juga ingin menguji perasaan Josephine terhadapnya, lihat apakah dia bisa datang mencarinya, tapi hasilnya.....membuatnya kecewa!

"Aku adalah orang yang diusir setelah direndahkan dan dimarahi oleh nenek tua Chen, kalau aku berlari mencarimu, bukannya jadi tepat seperti katanya, perempuan penuh kepalsuan yang menginginkan harta keluarga Chen? Meskipun aku miskin tapi aku punya harga diri."

Josephine berkata dengan penuh emosi, melangkah mundur dari depan Claudius: "Yang penting aku tidak mau kembali ke rumah keluarga Chen lagi, dibunuh pun aku tidak mau pulang."

"Sudah berhubungan dengan nenek begitu lama, kamu masih tidak tahu sifatnya?"

"Aku tahu, tapi sudah tahu terus bagaimana? Harus terus mengalah dan menahan?"

"Demi aku mati pun tidak takut, tapi hal seperti ini tidak bisa ditahan?"

"Aku....." Josephine lagi-lagi terdiam, air mata memenuhi kantung matanya: "Aku tidak takut mati, tapi aku takut disalah pahami seperti ini, dianggap rendah seperti ini, karena dari dulu aku tidak pernah sekalipun menginginkan harta keluarga Chen, kalau kamu bersedia, sekarang juga aku boleh bercerai denganmu, tidak mengambil sepeserpun uang keluarga Chen."

Claudius melihat wajah Josephine yang penuh kesedihan, mengangkat tangan dan memeluknya, mencium keningnya: "Jangan pikirkan bercerai lagi, sementara waktu ini aku masih tidak ingin bercerai."

"Kalau begitu kamu kapan baru ingin bercerai?"

"Lihat situasi dulu, pokoknya tidak akan mengikuti kemauanmu."

"......."

Claudius mengelus-elus rambut Josephine, kemudian melepaskannya: "Kalau kamu tidak ingin pulang ke rumah keluarga Chen, maka kamu untuk sementara tinggal disini, tunggu kamu sudah berubah pikiran baru pulang."

"Aku tidak akan berubah pikiran."

"Kamu harus memikirkan hal ini dengan baik, bagaimanapun tidak semua orang bisa masuk ke rumah keluarga Chen, kamu tidak ingin, banyak perempuan lain yang ingin masuk."

"Hmph, kenapa aku merasa siapapun bisa masuk?"

"Maksudmu kakak beradik Shen dan Sally?" Claudius tertawa ringan: "Mereka tidak sama, mereka adalah cucu luar nenek, dan istri cucu luar."

Josephine tidak bersuara lagi, meskipun Sally sangat sopan terhadapnya, sangat ramah, tapi tidak tahu mengapa, dia tetap merasa sangat takut kepadanya, setiap kali bersama dengan Sally dia merasa sangat tidak bebas.

Dia menatapi Claudius yang sudah berjalan keluar, dia pun mengikutinya: "Aku benar boleh terus tinggal disini?"

"Iya, tinggal sampai kamu tidak ingin tinggal disini lagi."

"Kalau begitu apakah kamu tidak akan menaruh sekuriti?" Josephine bertanya dengan wajah penuh harapan.

Claudius berbalik badan menatapi Josephine, menggelengkan kepala: "Sebelum kamu benar-benar mencintaiku, aku tidak bisa mempercayaimu."

Perkataan apa ini.....

Josephine memutar bola matanya, jadi karena ini Claudius tidak mengembalikan Justin?

Tapi berpikir lagi, kalau dia benar sudah bebas, dia sendiri juga tidak berani berjanji dia tidak akan tiba-tiba melarikan diri.

"Kalau begitu apakah aku boleh menanyakan pertanyaan terakhir?"

"Boleh."

"Villa ini dulu ditinggali oleh siapa?" Kemudian, Josephine segera menunjuk Claudius: "Jangan berpikir untuk membohongiku, aku tahu pasti ditinggali oleh perempuan, ayo bilang, perempuanmu yang mana?"

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu