Istri ke-7 - Bab 190 Pertemuan yang Kebetulan (3)

Saat Belinda mengetuk pintu dan masuk ke kantor Claudius, di mejanya terpampang sebuah potret anak-anak, sementara Claudius memerhatikan selembar foto yang telah berubah kekuningan di tangannya dengan seksama.

Belinda melihat sekilas potret di atas meja itu, lalu berkata, "Tuan, saya sudah mengeceknya, di sekolah taman kanak-kanak memang ada seorang anak perempuan bernama Jesslyn, tahun ini berusia 3 tahun.

"Kau sudah melihatnya?"

"Sudah, sama persis dengan yang di gambar. Dia sangat lucu dan cantik," Belinda tak terasa tersenyum begitu menyebut anak itu.

Hari ini ia telah melihat Jesslyn di balik jendela kaca, dan ia langsung tertarik dengan gadis kecil itu.

"Miripkah dengan dia?" tanya Claudius sambil menunjuk foto kekuningan di tangannya.

Belinda memerhatikannya, lalu mengangguk, "Sangat mirip."

Sangat mirip? Claudius merenung sambil memegang foto itu.

Belinda terdiam untuk beberapa saat. Ia bertanya dengan hati-hati sambil memandang Claudius, "Tuan, mengapa Anda sangat peduli dengan gadis itu? Apakah...Anda curiga dia punya hubungan dengan Nyonya yang sekarang?"

Claudius mendongak menatapnya, "Apa menurutmu tidak mungkin?"

"Begini, Tuan, meskipun sekolah tidak mau memberitahu tentang keadaan orang tua Jesslyn, tapi mereka menegaskan bahwa orang tua Jesslyn adalah orang tua kandung, merekalah yang merawat Jesslyn sejak kecil. Mereka barusan kembali dari luar negeri," Belinda tentu paham apa yang dipikirkan Claudius. Oleh sebab itu, selain bertanya tentang Jesslyn, ia juga menggali informasi tentang orang tuanya.

Hanya saja sekolah memiliki aturan yang melarang membocorkan rahasia tentang keadaan keluarga siswa. Bahkan informasi tentang kondisi orang tua Jesslyn ini pun didapatkannya dengan susah payah.

Belinda berterus terang, "Kalau Anda berpikir bahwa anak itu dilahrikan oleh Nyonya, maka itu agak tidak masuk akal."

"Tiga tahun lalu Juju juga tinggal di luar negeri. Kalau ia kembali ke sini segera setelah melahirkan, maka waktunya pas sekali," kata Claudius.

Kalau dipikir-pikir sepertinya benar juga, mereka semua di luar negeri, anak ini juga barusan pindah dari luar negeri.

Belinda tidak berbicara lagi.

Claudius membereskan gambar dan foto itu. Belinda segera mengembalikannya ke rak buku, lalu berbalik badan dan berbicara pada Claudius, "Tuan, atau Anda periksa saja kehidupan Nyonya saat di luar negeri saat itu, cari tahu apakah ia pernah memiliki anak dengan laki-laki lain."

Claudius terdiam sesaat, lalu mengangguk dan berdehem mengiyakan.

***

Malamnya, Claudius pulang ke rumah setelah lembur. Mendengar ada pergerakan di luar, Juju segera keluar dari kamar. Ia tersenyum menyapa Claudius, "Hei, kau sudah pulang."

Claudius mengangguk, mengamatinya sambil bertanya, "Sudah semalam ini, mengapa belum tidur?"

Juju mengenakan gaun tidur sutra yang seksi, dadanya yang padat berisi menyembul keluar, kedua kakinya yang semampai tampak menggoda dari luar gaunnya. Penampilannya yang begitu menggoda ini, tentu sangat menarik minat para pria, tapi Claudius malah tidak berminat menikmati keindahan ini, karena kepalanya dipenuhi dengan sosok gadis kecil itu.

"Aku menunggumu dari tadi. Kau lapar tidak? Aku akan memasakkan sesuatu untukmu," ujar Juju lembut.

"Tidak perlu, aku tidak lapar," ujar Claudius, "Beristirahatlah, aku mau mandi dulu."

"Kau segera istirahat juga," jawab Juju agak kecewa.

Meskipun Claudius masih terhitung baik padanya, tapi Juju dapat merasakan sebuah penolakan di balik sikap lembutnya. Sudah 2 tahun lebih mereka menikah, namun sikap Claudius padanya hanyalah sikap saling menghormati sama sekali tidak seperti suami istri yang sesungguhnya.

Dan sikap lembut dan hormatnya ini, antara lain hanya karena hutang nyawanya waktu kecil!

Claudius hendak masuk ke kamar dan membuka pintu. Gerakannya tiba-tiba terhenti. Ia menoleh dan berkata pada Juju, "Juju, masuklah sebentar, aku ingin berbicara denganmu."

Mendengar undangannya, hati Juju pun dipenuhi sukacita. Ia meredam perasaannya agar tak terlihat terlalu senang, lalu menganggukkan kepala, "Baik."

Claudius membuka pintu dan masuk lebih dulu.

Keduanya duduk di atas sofa. Terdengar suara pintu diketuk dari luar, ternyata itu adalah Pengurus He yang mengantarkan obat dengan tepat waktu.

Juju melihat obat yang terletak di atas meja. Ia berkata dengan iba, "Obat ini pasti sangat pahit ya?"

"Lumayan, sudah terbiasa," Claudius mengambil obat itu dan meneguknya sampai habis, lalu meletakkan mangkuknya kembali ke meja.

Dulu, saat masih ada Josephine yang membujuknya dengan segala cara di sampingnya, ia selalu mencari alasan untuk tidak minum obat hingga menyusahkan wanita itu, bahkan menggodanya untuk minum seteguk juga. Kini Josephine sudah tidak ada, tapi ia malah meminum obatnya tepat waktu, tanpa mencari-cari alasan lagi.

Setiap kali minum obat, ia seperti selalu melihat Josephine berdiri di hadapannya, mengamatinya, mengawasinya agar tidak terlambat minum obat barang sedetik pun.

"Claudius, kau ingin membicarakan apa denganku?" tanya Juju sambil menatapnya.

Claudius menghela napas, "Aku ingin mengetahui tentang kehidupanmu saat di luar negeri dulu."

Kehidupannya saat di luar negeri dulu? Juju tertegun, hatinya seketika diwarnai kekhawatiran. Selama ini Claudius tidak pernah mencarinya untuk berbicara dari hati ke hati, maupun membicarakan masa lalu, mengapa sekarang tiba-tiba ia ingin membicarakan tentang masa lalunya saat di luar negeri? Apakah ia menemukan sesuatu? Jangan sampai!

"Di luar negeri?" tanyanya pura-pura bingung, "Mengapa tiba-tiba bertanya tentang hal yang sudah lampau itu? Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin tahu," Claudius tersenyum padanya.

"Bukankah aku pernah menceritakannya padamu sebelumnya? Ibukulah yang menyeretku pergi ke luar negeri, lalu menyembunyikan pasporku, setelah itu..."

"Juju, tentang hal itu aku sudah tahu, tapi..." Claudius lagi-lagi tersenyum tipis, "Sepertinya kau belum pernah bercerita tentang kehidupan asmaramu. Tinggal selama itu di luar negeri, kau tidak mungkin tidak pernah jatuh cinta, kan?"

Juju terkejut ditanyai seperti itu. Pasti ada alasan sampai Claudius bertanya seperti itu!

Dia buru-buru menggeleng, "Tidak ada, sejak kecil aku tidak suka bule. Orang Asia yang kukenal di sana tidak banyak, dan yang terutama adalah..." dia tiba-tiba tertawa, "Kau pasti tahu, hatiku tidak pernah sekalipun melupakanmu. Dengan keadaan seperti ini, bagaimana aku bisa jatuh cinta dan berpacaran dengan orang lain?"

Claudius membisu.

Seharusnya ia tak bertanya langsung seperti ini. Juju juga tak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya, kan?

"Kenapa? Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal ini?" tanya Juju hati-hati.

Claudius menggeleng, "Tidak apa-apa, aku hanya terpikir tentang hal ini saat kembali tadi. Aku baru sadar kalau tidak pernah bertanya tentang kehidupan cintamu."

Juju tahu kalau ini pasti bukan alasan sebenarnya, namun berhubung Claudius sudah berkata begitu, ia juga tak bisa mencecarnya lagi. Apalagi kesempatan sebaik ini tidak bisa disia-siakannya begitu saja. Sorot matanya berkilau, ia tertawa, "Tapi sekarang tidak masalah, aku akhirnya kembali, dan akhirnya juga bisa menikah denganmu sesuai harapanku."

"Claudius," Juju tiba-tiba duduk di sisi Claudius dan menggamit lengannya, "Aku tahu kau saat ini masih memikirkan Josephine, tenang saja, aku akan menunggumu pelan-pelan seperti saat ini. Tak peduli berapa lama, aku akan terus menunggu sampai kau melupakan dia," katanya lembut.

"Sudah kubilang, jangan sebut-sebut Josephine di hadapanku," kata Claudius, suaranya datar, sama sekali tidak terdengar amarah ataupun kekesalan di dalamnya.

Juju terdiam sejenak, lalu memberanikan diri mengangguk, "Baik, aku tidak akan membahasnya kalau kau tidak ingin mendengarnya, tapi bisakah kau mengabulkan satu permintaanku?"

"Apa?"

Juju menatapnya, sorot matanya mengandung kesedihan, "Bisakah aku memintamu untuk menganggapku sebagai istrimu yang sesungguhnya? Tidak hanya reputasi, tapi juga sikapmu agar jangan terlalu dingin. Aku ingin kita bisa seperti dulu, yang bahagia setiap hari."

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu