Istri ke-7 - Bab 218 Aku Ingin Jujur Kepadamu (1)

Josephine mengangkat tangannya dan berusaha melepaskan tangan Claudius yang memegang erat tangannya: "Claudius, keadaan sekarang juga kamu tahu jelas, tidak peduli apa alasannya, sekarang kita masing-masing sudah berkeluarga, tidak bisa kembali lagi. Jadi... apa bedanya memberitahumu tidak tidak? Ini akan membuatmu semakin sedih, dan tidak bisa melepaskanku..."

"Kenapa kita tidak bisa kembali? Aku akan segera bercerai dengan Juju, dan kamu dan Marco..." Claudius melanjutkan: "Sebelumnya kamu hilang ingatan, jadi kamu menganggap orang yang kamu cintai adalah Marco Qiao, bagaimana dengan sekarang? Kamu sudah mengingat semuanya, apakah kamu masih beranggapan kalau kamu benar mencintainya?"

Tanpa berpikir panjang dia pun menjawab: "Benar, aku dan Marco benar-benar saling mencintai, aku tidak akan meninggalkannya, jadi kita tidak bisa kembali lagi."

"Tidak!" Claudius marah: "Kamu tidak cinta dengannya, kamu hanya berterima kasih, seperti perasaanmu terhadap Vincent Lee saat dulu..."

"Tidak, ini beda dengan Vincent Lee! Marco Qiao dan Vincent Lee berbeda!"

"Apa bedanya? Karena dia adalah suami di dalam gamemu, karena kalian sudah kenal lama? Atau karena dia menolongmu? Tapi apakah kamu pernah berpikir, saat dia menolongmu dia juga membohongimu, dan menjadikanmu sebagai istrinya! Josephine kenapa kamu tidak bisa membedakan mana yang benar dan yang salah? Kenapa selalu mencampur adukkan rasa terima kasih dan rasa cinta? Dulu Vincent Lee begitu, sekarang Marco Qiao juga begitu..."

"Claudius, lepaskan aku..." Josephine pun terdiam, dan berusaha memberontak.

"Josephine!" Claudius berteriak pelan: "Apakah kamu ingin merelakanku demi pria yang tidak kamu cintai? Kamu sudah lupa janjimu dulu? Kamu janji siapapun yang memaksamu kamu tidak akan meninggalkanku, kamu bilang akan menjagaku selamanya."

"Claudius kamu sudah memiliki Juju..."

"Kamu tahu jelas kalau aku tidak mencintai Juju!"

"Tapi aku tidak boleh meninggalkan Marco, aku juga tidak ingin meninggalkannya, aku mencintainya... Claudius kamu dengar dengan baik, aku mencintainya... Uhm..." Josephine pun diciumnya.

Lagi-lagi begini, dia tidak bosan-bosannya memakai cara ini!

Selamanya dia tidak pernah peduli apa posisinya, bagaimanapun sikapnya, saat marah dia menciuminya, karena dia tahu setiap kali menciuminya dia pasti akan turut kepadanya.

Dia pun mendorongnya dengan kuat, dan marah: "Claudius... Kamu bisa menghormatiku sedikit tidak..."

Claudius memegang wajahnya yang memerah: "Kalau kamu? Bisa tidak menghormati dirimu sendiri? Kamu lihat dengan jelas, pria yang kamu cintai di depanmu ini, bukan Marco Qiao yang mengambil kesempatan seenaknya saja!" Setelah itu, dia menunduk dan mencium bibirnya kembali, memainkan lidahnya di dalam mulutnya, dan membuatnya tidak bisa mengelak.

Dia ingin memaksanya mengaku bahwa yang dicintainya adalah dia, karena dia sangat yakin dengan ini!

Setelah beberapa saat, sampai dia berhenti memberontak dia pun melepaskan ciumannya, dan berbisik lembut di telinganya: "Josephine, kamu tahu, selama dua tahun ini aku sangat merindukanmu? Kamu? Apakah kamu pernah memikirkanku? Memimpikanku? Pasti tidak..."

Dia sudah hilang ingatan, bagaimana mungkin bisa mengingatnya? Benar-benar aneh!

"Maaf..." Josephine menahan air matanya, kedua tangannya pun terangkat, ingin memeluknya.

Tapi saat ini dia tidak bisa mencintainya, tidak bisa memeluknya...

"Aku yang bersalah kepadamu, lupakan saja aku..."

"Tidak mungkin." Claudius tersenyum pahit: "Kamu tahu jelas seberapa dalam perasaanku terhadapmu..."

"Tapi..." Josephine kembali diciumnya, dia sama sekali tidak ingin mendengar alasannya, karena dia tidak percaya setelah ingatannya pulih dia masih mencintai Marco Qiao, dia tetap tidak akan percaya!

Josephine pun merasa bingung, kerinduannya terhadapnya pun akhirnya mengalahkan akal sehatnya, kedua tangannya memeluk pinggangnya, dan mulai merespon ciuman hangatnya.

Benar, dia masih mencintainya, memikirkan dan merindukannya, tidak ada yang lebih mengerti dia daripada Claudius!

Tapi tidak semua pasangan di dunia ini bisa bersama, dia tidak mungkin karena mencintainya lalu menyakiti seorang pria yang menjaganya dengan baik selama beberapa tahun ini.

Merasakan responnya, ciuman Claudius pun semakin hangat. Kedua tangan yang memeluknya pun semakin erat, sampai dia hampir susah bernafas. Seperti ingin memeluknya hingga menyatu dengan dirinya, dan tidak membiarkan dirinya pergi lagi.

Angin malam pun menghembus ke tubuh mereka, sejuk dan nyaman, cahaya lampu jalanan sedikit meredup, menambahkan kemesraan bagi mereka.

Tidak tahu berapa lama, hingga akhirnya Josephine hampir tidak bisa bernafas, ciuman ini baru berakhir.

Angin berhempus, Josephine sedikit tersadar, dia pun mendorong Claudius, tapi malah dipeluknya semakin erat.

"Biarkan aku memelukmu lagi." Claudius berkata lembut.

Dia tahu kalau dia melepaskanya, dia pasti akan kembali ke sifat keras kepalanya itu dan menjauh darinya.

Josephine tetap terjerat dalam pelukannya, dia bernafas kencang dan memejamkan matanya, mendengar detak jantungnya yang cepat. Jelas-jelas dia ingin keluar dari pelukannya, tapi kedua tangannya malah tidak bisa melepaskan pelukannya.

Sebenarnya dia juga sangat ingin memeluknya.

Saat mereka berdua kembali ke mobil, sudah jam dua belas malam.

Josephine kembali menyesal atas hal yang baru terjadi tadi. Dia menatap ke depan, hatinya kacau.

Mereka berdua terdiam, siapapun tidak bicara.

Setelah beberapa saat, Claudius pun mendekatkan dirinya dan memasangkan sabuk pengaman untuknya, lalu menyalakan mobil menuju ke rumahnya.

Saat mobil berhenti di sudut jalan dekat rumahnya, Claudius pun menatapnya: "Josephine, masalah Juju dan Sally Lin biarlah aku yang mengurusnya, kamu jangan ikut campur, tidak baik untukmu."

"Kalau kamu bisa mengurusnya kamu pasti sudah mengurusnya, tidak perlu menunggu sampai sekarang bukan?"

"Aku butuh waktu."

"Kamu tidak hanya butuh waktu, kamu juga harus menjaga perasaan banyak orang. Sally Lin adalah tunangan Joshua Shen bukan? Kamu bisa bagaimana? Juju adalah orang yang pernah menolongmu saat kecil, dan cinta pertamamu, apa yang bisa kamu lakukan?" Josephine tersenyum pasrah: "Dendam aku dan mereka berdua biarkan aku saja yang mengurusnya sendiri, kamu... Claudius, kamu jaga dirimu dengan baik. Jaga perusahaanmu, di dunia ini banyak sekali orang jahat. Orang baik sangat sedikit."

"Aku tahu, aku akan berhati-hati." Claudius pun berkata: "Kamu sendiri juga harus hati-hati."

"Tenang saja, tadi kamu juga sudah melihat, aku bukanlah Josephine yang dulu lagi." Josephine menertawai dirinya sendiri: "Mungkin suatu hari nanti kamu akan menyadari, sebenarnya aku tidak sebaik yang kamu bayangkan."

"Kalau kamu menjadi jahat, itu karena aku, aku akan menemanimu dan menjadi jahat bersamamu."

Josephine pun tersenyum, tidak tahu harus bagaimana melanjutkannya.

Suasana mobil itu pun kembali hening, Claudius bertanya: "Apa yang kamu pikirkan?"

"Aku pikir malam ini aku sudah gila." Josephine tersenyum pahit dan melepaskan sabuk pengamannya.

"Baguslah kalau sudah gila." Claudius tersenyum, mendekatkan dirinya dan memeluknya: "Josephine, jelas-jelas kamu juga merindukanku bukan? Aku saja bisa merasakannya."

Josephine pun mendorongnya dengan kuat. "Tuan muda Chen, tidak baik kita seperti ini, lain kali jangan begitu lagi"

Melihat ekspresinnya yang berubah, dia pun melanjutkan: "Dua hari lagi Marco Qiao akan pulang, aku tidak boleh membuatnya merasa aku masih berhubungan denganmu, lagipula sekarang dia adalah suamiku, ini keterlaluan baginya."

"Kamu begitu peduli dengan perasaannya?"

"Iya." Josephine berkata: "Kejadian malam ini adalah ketidaksengajaan, aku harap lain kali tidak terjadi lagi, mohon kamu mengerti."

Claudius menatapnya, setelah beberapa saat dia pun mengangguk: "Aku akan tunggu kamu mempertimbangkan dengan jelas... Apakah kamu akan bersama Marco Qiao dan membalas budinya atau kembali bersamaku."

"Tuan muda Chen, aku sudah mempertimbangkannya dengan jelas, aku berharap kamu bisa melupakan masa lalu.

Claudius pun tidak berkata apa-apa lagi, hanya mengangkat tangannya dan menekan tombol kunci mobil.

"Hati-hati di jalan." Josephine menasehatinya, lalu membuka pintu mobil dan ingin turun.

"Tunggu." Claudius tiba-tiba memanggilnya.

Josephine pun berbalik badan dan melihatnya: "Ada apa lagi?"

Claudius menarik bahunya dan memeluknya, lalu mencium bibirnya: "Kamu juga jaga dirimu dengan baik, ini satu-satunya permintaanku sekarang."

"Tentu." Josephine mengangguk.

Dia pasti akan menjaga dirinya dengan baik, walaupun tidak untuk dirinya sendiri, itu pasti demi Jesslyn, demi ibu dan adiknya yang masih belum bisa dijumpainya.

----

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu