Istri ke-7 - Bab 236 Hanya Tersisa Satu Bulan? (1)

Josephine Bai menatapnya, kemudian menyeka air mata yang membasahi wajahnya: “Bagaimana denganmu? Kamu gimana?”

“Aku? Aku akan pulang ke rumah, tidak mungkin sendiri ke luar negeri.” Marco Qiao tersenyum: “Bagaimana jika Jesslyn bertanya? Apa yang seharusnya aku jawab?”

"Jesslyn ........" Josephine Bai mengerang.

“Kamu tidak perlu khawatir, biarkan Jesslyn tinggal disana dulu, tunggu saat kamu punya waktu, kamu boleh menjemputnya pulang.” Kata Marco Qiao.

Josephine Bai mengangguk. Setelah terdiam beberapa saat: “aku mengantarmu pulang dulu.”

Ini adalah kedua kalinya mereka membatalkan kepergian untuk berangkat ke luar negeri, Josephine Bai mengeluarkan segala perabot rumah yang disimpannya tadi sore pada tempat semula, kemudian memasang sprei, mengeluarkan selimut dari dalam lemari dan meletakkannya di atas kasur, kemudian dia keluar dari kamar tidur.

Marco Qiao sedang duduk di ruang tamu, melihat dia keluar dari kamar tidur dan tersenyum: “jangan sibuk lagi, aku bisa sendiri.”

“Apakah kamu bisa sendiri?” Josephine Bai menatapnya penuh khawatir.

“Jangan khawatir, ketika kamu tidak ada di sana, aku selalu sendiri.” Marco Qiao tersenyum lagi: “Ayo, aku akan mengantarmu pulang.”

“Tidak perlu.” Josephine Bai refleks menggelengkan kepalanya.

“Aku ingin mengantarmu.” Marco Qiao bersikeras: “Aku sekaligus mentraktirmu makan untuk terakhir kalinya.”

Marco Qiao bahkan telah mengatakan seperti ini, Josephine Bai tidak sanggup menolak lagi, kemudian mengangguk menyetujuinya.

Mereka berdua keluar dari rumah, dan makan malam di restoran, setelah sampai di restoran sudah pukul sembilan malam. Pukul setengah sebelas mereka selesai makan malam, pukul setengah dua belas dia sampai di rumah Keluarga Chen. Semua orang seharusnya telah tertidur, dia menatap rumah yang terang benderang ini, setelah sekian lama meninggalkan sini, sekarang suasana hatinya penuh dengan kekhawatiran dan kepanikan.

Cahaya lampu rumah terpantul di jendela mobil dan menyilaukan matanya, Marco Qiao memegang tangannya: “jangan khawatir, dia akan baik-baik saja.”

Josephine Bai menatapnya dan tersenyum padanya: “Terima kasih.”

"Dia akan sangat senang melihatmu kembali."

"Ya.” Josephine Bai menahan tangisannya.

"Sampai jumpa.”

"Sampai jumpa." Josephine Bai menarik napas dalam-dalam dan memerintah pada Paman Liu: "Paman Liu, tolong jaga Tuan Muda dengan baik.”

“Jangan khawatir, Nona Muda.” Paman Liu kebingungan, tidak tahu apa yang kedua orang ini lakukan sekarang, namun tanggung jawab menjaga Tuan Muda dengan baik tidak akan dilupakannya.

Ketika Josephine Bai menyeret kopernya memasuki ruang tamu rumah Keluarga Chen, dia melihat bahwa Nenek Tua Chen belum tidur, namun dia juga tidak kelihatan seperti biasanya sedang mencicipi teh bunga, melainkan sedang sedih dan bersandar pada sofa kemudian matanya memerah.

Pengurus He melihat Josephine Bai masuk ke dalam rumah. Dia terlonjak kaget dan memberitahu Nenek Tua Chen: “Nenek Tua Chen, coba lihat siapa yang pulang.”

Nenek Tua Chen mendongak, ekspresinya sama dengan ekspresi Pengurus He yang terlonjak kaget ketika melihat Josephine Bai, air matanya yang tertahan seketika mengalir membasahi seluruh wajahnya.

Josephine Bai melihat kedua orang itu, memiliki firasat yang buruk dan bertanya: “apa yang telah terjadi?”

Biasanya Nenek Tua Chen dan Pengurus He sudah tidur paling larut pukul sepuluh malam, namun saat ini sudah hampir pukul dua belas kenapa mereka masih belum tidur?

"Tuan Besar kumat lagi." Jawab Pengurus He.

“Apa?” Josephine Bai terlonjak kaget, dia bergegas menuju lantai dua.

Dia berlari sampai di depan pintu kamar Claudius Chen, terlihat Dokter Zhang berada di dalam kamar, Claudius Chen seperti biasanya setelah penyakitnya kumat, berbaring di atas tempat tidur, tangannya sedang diinfus.

Josephine Bai tiba-tiba masuk ke dalam kamar, Dokter Zhang terlonjak kaget, dia melihat sekilas Josephine Bai dan bertanya: “Nona ...... Bagaimana kamu bisa masuk kesini?”

Dia belum pernah melihat Josephine Bai yang sesudah operasi plastik. Jadi saat ini dia tidak mengenalnya.

Josephine Bai tidak memedulikannya, dia bergegas berjalan hingga berada di dekat Claudius Chen, menatap wajahnya yang pucat seperti bisa melihat dirinya yang tadi sedang kumat akan penyakitnya. Air matanya mengalir deras, dia berjongkok di depannya, tangannya menggengam tangan Claudius Chen, namun tidak sanggup mengatakan apapun.

Pengurus He mengantar Dokter Zhang pergi, Nenek Tua Chen berdiri di belakang Josephine Bai sambil menangis: “Claudius baru saja pulang ke rumah tidak lama, dia mabuk, ketika melihatku dia mengatakan ‘Josephine telah pergi. Tidak akan kembali lagi, nenek juga tidak bisa menyakitinya lagi’ kemudian dia kembali ke kamar dan penyakitnya kumat.”

Josephine Bai mendengar perkataan Nenek Tua Chen, air matanya mengalir lebih deras, setelah beberapa saat dia mengatakan: “maafkan aku ...”

Dia tahu bahwa Claudius Chen sangat sedih, kemudian minum alkohol, dia seharusnya tidak boleh begitu sadis kepadanya!

“Apakah kamu masih mengkhawatirkannya?” Nenek Tua Chen menatapnya: “aku mengira kamu tidak akan peduli padanya lagi.”

Josephine Bai masih terdiam, dia bahkan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hanya terdengar suara Nenek Tua Chen yang sangat sedih: “dulu saat dia kumat, ada Joshua Shen yang membantunya, ada juga Sally, Chelsea Shen, Juju Zhu yang membantunya, namun saat ini mereka semua telah pergi, rumah ini sangat kosong, aku juga merasa kesepian dan tak berdaya, kurasa Claudius juga demikian.”

Josephine Bai memutar tubuhnya menatap Nenek Tua Chen: “Nenek, jangan khawatir, aku telah pulang, aku akan terus menemaninya sehingga dia tidak akan kesepian ...”

“Apakah kamu tahu, ketika aku melihatmu tadi, aku seperti melihat sebuah harapan, terima kasih telah pulang kesini, Josephine ...” Nenek Tua Chen membungkuk dan memeluknya agar berdiri, menatapnya: “Claudius benar, kamu adalah wanita baik yang benar-benar tulus padanya.”

"Apakah dia benar-benar mengatakan seperti itu?"

“Tentu saja.” Pengurus He memasuki kamar dan berkata: “Nona Muda, jika Tuan besar tahu kamu telah pulang dia pasti sangat senang.”

“Iya, belakangan ini dia sering kumat, mungkin dikarenakan terlalu sedih, jika dia tahu Josephine telah pulang, dia mungkin tidak akan sering kumat lagi.” Nenek Tua Chen menyeka air matanya dan tersenyum.

Nenek Tua Chen akhirnya bisa tersenyum, Josephine Bai menatapnya dengan panik: “Apakah Tuan Besar belakangan ini sering kumat?”

“Iya, semakin sering kumat, aku berharap kepulanganmu kesini bisa menyembuhkan penyakitnya.”

Josephine Bai teringat perkataan Sally Lin dan semakin yakin semua perkataannya benar bukan hanya sekedar menakutkannya, setelah berhenti mengonsumsi obat Sally Lin, dia semakin sering kumat.

Saat ini dia harus bagaimana? Apa yang bisa dilakukannya?

Dia menatap Claudius Chen yang sedang tidur, tangannya menutup mulutnya dan menangis tanpa suara ....

“Josephine, ada apa denganmu?” Nenek Tua Chen tersenyum pahit menghiburnya: “Dia bukan pertama kali kumat begini, kamu jangan terlalu khawatir.”

Josephine Bai tidak berani memberitahukan kenyataan kepada Nenek Tua Chen, dia hanya bisa menyembunyikan sendiri dan menangis sendiri.

Josephine Bai berusaha mengendalikan suasana hatinya supaya Nenek Tua Chen tidak curiga kepadanya, dan berkata: “Nenek kembali ke kamar dan istirahat saja, aku akan terus menemani Tuan Besar disini.”

Dia tidak sanggup memberitahu Nenek Tua Chen bahwa Sally Lin meracuni Claudius Chen, bahkan dirinya sendiri belum sanggup menerima kenyataan ini, dia membutuhkan waktu mencerna segalanya dan memikirkan bagaimana solusinya, setelah itu dia akan memberitahu segalanya pada Nenek Tua Chen.

Pengurus He mengangguk: “Iya, tadi Nenek bilang bisa menenangkan diri jika ada Nona Muda berada di sisi Tuan Besar, sekarang Nona Muda telah kembali, Nenek bisa kembali istirahat di kamar.”

Nenek Tua Chen menatap dan mengangguk pada Josephine Bai, menyampaikan beberapa pesan kepadanya kemudian meninggalkannya.

Setelah Nenek Tua Chen pergi, kamarnya penuh keheningan, sungguh hening sehingga nyaris terdengar suara Claudius Chen yang sedang tertidur pulas.

Josephine Bai berjalan mendekatinya, menatap lekat kepadanya, air matanya yang tadinya sudah berhenti seketika itu mengalir kembali.

Dia sangat sedih bahkan napasnya terasa sesak ketika memikirkan Claudius Chen tidak bisa hidup lebih lama lagi, dia tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya tanpa Claudius Chen di dunia ini, apakah dia akan kehilangan semangat hidupnya?

“Claudius, kamu harus bertahan ya.” Josephine Bai berbisik kepadanya.

Dia menemani Claudius Chen tidur seperti dulunya hingga infusnya habis dan melepaskan jarumnya, dia akhirnya kelelahan dan tertidur di sampingnya.

Dia terlalu lelah dan ngantuk, setelah menyimpan botol obat, dia menundukkan kepalanya, seketika itu juga langsung tertidur pulas.

Pagi harinya, Dokter Zhang datang memeriksa kondisi tubuh Claudius Chen, Josephine Bai terbangun dari mimpinya, dia bangkit berdiri, melihat Dokter Zhang yang sedang memeriksa kondisi Claudius Chen dan bertanya: “Apakah kondisi tubuh Tuan Besar semakin buruk?”

Dokter Zhang mengangguk: “Iya, juga tidak diketahui apa sebabnya.”

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu